Ghavin duduk disinggasananya dengan santai, pekerjaannya memang sangat menumpuk, tapi berhasil ia selesaikan dengan cepat. Ia memegang dahinya karena mengingat ucapan Mamanya yang memintanya untuk datang menemui perempuan yang akan dijodohkan dengannya. Sebenarnya Ghavin sudah sering menolaknya dan setiap ia tidak datang atau membatalkan pertemuan itu, Ayunda ibunya akan memukulnya dengan sapu atau centong yang berada didapurnya. Ayunda sang ibu terlihat seperti wanita parubaya yang masih cantik dan elegan. Elegan? Itu hanya terlihat dari tampilan luarnya saja, jika Ayunda sedang marah dan kesal kepada anak-anaknya, ia tak segan memukul anak-anaknya dengan sapu atau centong yang ada di rumahnya. "Apa yang sedang Bapak pikirkan?" Tanya Rafi yang sangat mengenal sosok Ghavin karena ia telah