Viona tidak merasa tenang hingga malam menjelang. Ia keluar dari kamar, kedua matanya menatap ke pintu kamar Asri yang tertutup. "Apa aku jenguk dia dulu, ya?" Viona dengan ragu mendekati pintu tersebut. Ia hendak mengetuk, tetapi tiba-tiba ia mendengar deheman. Viona membalik badan. Dilihatnya Regan berjalan cepat dari anak tangga. Pria itu membawa baki berisi makanan berupa bubur, teh hangat dan jus buah. "Gimana keadaan Mbak Asri?" tanya Viona. "Udah baikan," jawab Regan. Mendung menyelimuti wajahnya dan Viona bisa melihatnya dengan jelas. "Kamu makan aja di bawah. Aku harus temenin Asri malam ini." Viona mengangguk. "Aku pengen jenguk Mbak Asri." "Nggak usah," sahut Regan. Ia membuang napas panjang. Apa yang diucapkan ibunya sangat melukai hati Asri dan sejak tadi Asri hanya men