“Permisi, Ayah Embun.” “Iya, Bu. Ada apa?” “Ini ada titipan, dari Mbak Grizellee.” Saat Reiga dan Embun sampai di loby, Guru yang tadi menjaga Embun menyerahkan tas berisi perlengkapan Embun. Dia juga berkata, jika Embun tidak mau memakan bekalnya. “Terima kasih, Bu. Kalau begitu, saya pamit dulu.” “Sama-sama, Pak. Hati-hati dijalan. Bye ... Embun.” “Babay ... Bu gulu.” Setelah itu, Reiga dan Embun menuju ke parkiran mobil, dia meletakkan perlengkapan Embun di jok belakang. Kemudian, membantunya duduk, di kursi depan dan memasangkan seat belt. Reiga berencana, mengajak Embun untuk pergi ke kantornya. Karena ada beberapa pekerjaan penting, yang harus segera dia tangani. “Embun, Sayang. Kenapa ngak mau makan?” tanya Reiga, saat sudah dalam perjalanan menuju kantor. “Mbun dah enyang