PROLOG

1621 Words
Set>>>>> Cepat, sesosok pria ini sangat cepat. >>>> Mempunyai mata yang tajam dan menusuk. >>>> Smirk yang mematikan. >>>>> Berkulit pucat. >>>>> Berwajah dingin dan begitu mempesona. >>>>> Namanya adalah Yogi seorang vampir dengan wajah bak malaikat tampan yang begitu mempesona dan memikat. Langkah kakinya nampak begitu tenang, berjalan menyusuri setiap dedaunan kering yang tersebar di jalanan setapak. Angin berhembus dengan kencang, membelai wajahnya dan meniupkan helaian rambutnya. Kini ia sedang berada dalam sebuah hutan dengan pepohonan yang menjulang tinggi di hadapannya. Hutan ini cukup gelap karena rindangnya pepohonan yang berada di sekitarnya, hingga membuat matahari bahkan tak bisa menembusnya. Cahaya matahari nampak sedikit demi sedikit terlihat di ujung jalan. Yogi seakan pergi menghampiri cahaya itu dan membuatnya keluar dari dalam hutan. Kini ia berada di sebuah pinggir jurang, matanya melihat ke tepi, yang menampakan sebuah ombak besar yang terbanting dan menabrak sisi jurang. Mata nya terpejam seolah menyerap kesejukan dengan damai. Hingga pada akhirnya ia membuka matanya dan melirik sedikit ke arah belakang tubuhnya. "Ada apa?."tanyanya datar, saat merasakan kehadiran sesosok makhluk yang sejenis dengannya. Seorang pria tengah berdiri di belakangnya. makhluk yang sama sepertinya. "Yogi, Dad memanggilmu."ucap pria itu,  yang kini memandangnya tengah berdiri memungginya. menatap ke hamparan laut yang luas. "Haah!."Yogi menghembuskan nafasnya kasar, Yogi terus terdiam, tidak bergerak dari tempatnya berdiri. Matanya seolah terkunci memperhatikannya. "Yogi." "Yogi." "Hei Yogi."gerutunya karena Yogi tak juga kunjung menjawab apa yang ia katakan. "Shitt, kau benar-benar mengganggu. Nanti aku menyusul."decak Yogi kesal. Hal itu membuat pria itu tersenyum dengan cengiran kotak di wajahnya. "baiklah. Jangan sampai tidak. Atau dad akan membunuhku nanti jika kau tak kunjung datang. Kau dengar itu."Kedua mata bola Yogi berputar malas, dia memang berlebihan. Setelah mengatakan nya, ia lantas menghilang dari hadapan Yogi bak sebuah kilat. Yoongi kembali menatap sang ombak, yang terlihat begitu membuatnya terpesona, walaupun tidak ada yang menarik dari ombak tersebut. *** Yogi sampai di sebuah halaman rumah. Rumah dengan unsur kayu sebagai bahan utama. Warna coklat begitu mendominasi rumah tersebut. Kaca-kaca besar nampak juga mendominasi rumah itu. Mungkin tidak ada yang tahu jika di dalam hutan seperti ini, ada sebuah rumah sebagus dan senyaman ini. Rumah bercat coklat dengan pohon Pinus yang menjulang tinggi berada di sekelilingnya. Rumah yang bagus, untuk penghuni makhluk tak bernafas seperti Yogi. Yogi memasuki rumahnya, dan mendapati sang ayah dengan ibu nya, tengah duduk dengan saudara-saudara pria lainnya yang juga duduk di sana. Menatap ke arahnya, seolah menyambut kedatangan sang anak. Yogi mengambil tempat pada sofa yang berada tepat di hadapan sang ayah. "Ada apa?." Sang ayah menatap sang anak, yang menampilkan wajah datarnya. Ia melirik sang istri sebentar sebelum kembali menatap Yogi dengan wajah serius.Sepertinya memang serius mengingat ekspresi mereka. "Ada yang ingin aku katakan padamu?,"Ia menghela nafas sebentar sebelum kembali berbicara. "Yogi, 2 hari lagi kau akan menikah." Yogi menoleh cepat ke arah sang ayah, matanya menatap kesal sang ayah dengan wajahnya yang berubah muram. "Aku tidak mau." Singkat, padat dan jelas. Yogi membuang wajahnya, terlihat rasa tidak suka dari wajahnya. "Ini bukan hanya persoalan tentang kau menikah, tapi soal melindungi bangsa kita Yogi, dan hahya kau yang dapat menahan hasratmu untuk mencicipi darah manusia,"Sang ayahmengedarkan pandangannya ke arah lain. Memperhatikan anak-anak nya yang lain. "tidak dengan saudara mu yang lain." Sang ayah menatap beberapa putra asuhnya itu dengan wajah masam. Dan kembali menatap sang anak yang terdiam. "Hanya kau yang bisa di andalkan dalam tugas ini. Hanya dalam 7 bulan saat bulan biru itu muncul. Setelah itu kau akan terbebas. Ini juga permintaan dari Dark knight" Yogi menatap malas sang ayah yang kini menatapnya seakan meminta jawaban.Yogi memalingkan wajahnya, kedua tangannya saling bertaut dan bergerak dengan canggung. "Kenapa aku harus menikah dengannya?." Sang ibu membetulkan posisi duduknya. Ia nampak begitu gelisah, ibu Yogi tak ingin memaksa anaknya namun hal ini cukup serius untuk dilakukan. "Yogi, dengar kan Mom. Ceritanya begini. Kau tahu Jacob anak dari Dark Knight seorang raja bangsa vampir, yang tidak diakui karena berdarah Dhampire (Vampir yang berasal dari darah campuran.)" "Dia memiliki seorang putri yang mempunyai kekuatan istimewa, yang juga seorang Dhampire." "Istrinya adalah seorang vampir Moroi (Vampir keturunan asli) yang juga berasal dari keluarga bangsawan, dan memiliki keahlian yang menakjubkan, Namun tewas ditangan bangsa Strigoi (Vampir jahat yang terkutuk, bahkan sudah tidak di terima di akhirat) Yang menginginkan jantung sang putri untuk keabadian." "Dan istri Jacob mencangkokan jantungnya ke dalam jantung putrinya, yang saat itu dalam keadaan kritis. Anak dari Putri Jacob di incar oleh para Strigoi yang sudah mengetahui tentang pencakokan jantung itu..." "Dan kau di minta kan tolong olehnya, untuk melindungi putrinya dari para bangsa Strigoi yang ingin mengambil jantung tersebut. Kami mohon padamu untuk melakukannya Yoongi, kalau bangsa Strigoi mendapatkannya, dunia kita bisa dalam bahaya."potong sang ayah, menyela perkataan sang istri. Yogi terdiam. Mencoba untuk mencerna semua pembicaraan ini. "Yogi."panggil sang ibu, ia begitu penasaran bagaimana keputusan Yogi dalam menyikapi semua permintaan ini. semua adik laki-lakinya hanya diam, mendengarkan dan memperhatikan mereka bertiga tanpa melakukan apapun, dan menyela untuk menanggapi hal itu. Yogi bangkit dari duduknya, kakinya melangkah menuju lantai atas, menuju kamarnya dengan langkah cepat. "Mau kemana kau?"teriak sang ayah pada Yogi yang terus berjalan tanpa menoleh sedikitpun. Bahkan mengatakan sesuatu setelah ia menceritakan permintaan itu padanya. "Bersiap, bukankah kita akan bertemu dengannya malam ini" Sang ayah tersenyum, matanya menatap sang istri dengan wajah berbinar. Ia tak tahu jika anaknya akan semudah itu menerima permintaan ini. Permintaan ini tidak mudah, apalagi untuk pria semuda nya. "Dia pasti dapat di andalkan." *** Srekkkk>>>> Seorang gadis menarik kasar hordeng kamarnya, dan menampakan rerumputan hijau dengan pohon yang berlumut di setiap batangnya, berada di halaman samping rumahnya. Rumah mereka memiliki jarak antara satu rumah ke rumah lainnya. Langit terlihat mendung, tak secerah di California. Dimana matahari bersinar dengan terik dan membakar kulitnya. Di sini langit berwarna putih, tak ada sinar matahari yang masuk menembus awan, seolah awan itu begitu tebal menyelimuti langit-langit.  Tapi Yumi tak merasa tak menyukainya, ia lebih suka melihat hijaunya rerumputan, dimana ia bisa mencium aroma basahnya rerumputan dan pohon pinus yang tercium dengan kuat menyeruak masuk indra penciumannya. "Wah.. aku pasti akan menyukai tempat ini."gumamnya dengan wajah takjub, menatap ke sekeliling halaman. "Kau suka?."Yumi menoleh ke arah seumber suara, dan menganggukan kepalanya dengan wajah berseri-seri. Kakinya melangkah dan memeluk sang ayah yang kini sedang bersandar pada daun pintu kamarnya, kedua tangan memeluk sang ayah. "Terima kasih aku sangat menyayangimu dad." Jacob mencium kening sang anak dengan sayang, walau dalam diam hatinya terasa was-was dengan rasa ketakutan di dalamnya. Jacob melepaskan pelukannya lantas menatap sang anak dengan senyum yang tersungging di bibirnya. Sebelah tangannya mengacak rambut putrinya dengan gemas. "Kita harus bersiap, akan ada yang datang malam ini." "Ohh, Siapa?."seru Yumi, dengan wajah penasaran. Ekspresinya nampak heboh. penasaran dan ingin tahu. "Teman dad, cepatlah bersikan dirimu putri jelek, kau harus mandi, kau bau." Jacob menutup hidung dengan kedua jarinya, hal itu membuat putrinya mengerucutkan bibirnya kesal. "DADDYYYYYYY." *** Yumi melihat pantulan dirinya di cermin, sebuah dress berwarna pink, dengan pita di pinggangnya, terkesan manis. Riasan tipis menghiasi wajahnya, Yumi tidak tahu caranya berdandan, ia hanya melihatnya dari Youtube dan tak benar-benar menguasai apa yang terlihat di sana. "YUMI" "YAAA, TUNGGU SEBENTAR."jawabnya membalas panggilan sang ayah. Setelah siap, Yumi bergegas untuk menghampiri sang ayah. Ia berlari turun ke lantai satu, menuju sang ayah yang sedang berada di bawah menunggu kehadirannya di sana. Sepertinya teman sang ayah sudah datang. "Maafkan aku." Yumi membungkukan tubuhnya berulang-ulang kepada ayah dan juga tiga orang yang di ketahuinya sebagai teman sang ayah, hingga akhirnya tatapannya terhenti pada seorang pria berkulit pucat yang sedang menatapnya. Tatapan mereka bertemu untuk sesaat, alis pria itu bertaut, lantas menatap Yumi dengan wajah datar. Tatapan itu. Wajah datar itu. Aroma Wangi itu.... "KYAAAAAAAAA~~~~ TYPEKUUUUUUU"batin Yumi berteriak. Sesosok pria di hadapannya ini benar-benar masuk dalam kategori pria idamannya. Jantung Yumi bergemuruh, namun wajahnya berusaha untuk membalas tatapan sang pria dengan datar, seolah tak ada ketertarikan dalam sorot matanya. Yogi, pria yang bertatapan dengannya melengos begitu saja, kakinya melangkah ke deretan bangku meja makan dan menduduki dirinya di sana. "Yumi ayo duduk"ucap sang ayah, membuyarkan lamunan nya. Yumi terpanjat mendengar panggilan sang ayah. "Iya..."ucapnya gugup. Yumi menduduki dirinya tepat di hadapan Yogi, yang sama sekali tidak melihatnya, melainkan melihat ke arah Jacob, yang sedang bercerita banyak hal dengan ayahnya, dan Yogi baru tahu kedua pria itu adalah teman akrab. Pantas saja Jacob memintanya untuk menjaga putrinya. Yumi terus mencuri tatapan ke arah Yogi, diam-diam wanita itu terus menahan senyumannya dan mengatur detak jantungnya yang di atas normal. Yogi menoleh ke arah Yumi Datar. Wajah itu menatap Yumi datar, tanpa ada ekspresi sama sekali. Yumi membalas tatapan pria itu dalam diam, berusaha terlihat bisa walaupun jantungnya sedang berloncat ria didalam sana. Dahi Yogi mengerut, menatap sang gadis dalam diam. Matanya menatap sang gadis dengan rasa terkejut dan penasaran yang menjadi satu. "Yogi, bukankah Yumi gadis yang cantik"ucap ibu Yogi, yang membuat Yogi menoleh ke arahnya. Yogi kembali menatap Yumi dengan wajah datarnya.Dan Yumi memalingkan wajahnya dengan semburat merah di kedua pipinya yang terlihat manis. "Ya." "KYAAAAAA~~~~~~"Yumi berteriak dalam hati, pria itu benar-benar membuatnya gila. Hanya di puji, bagaimana kalau Yogi menjadi kekasihnya, aku mohon Yumi, jangan bunuh diri. "Kita langsung saja"ucap Jacob dengan malu-malu. Matanya melirik sekilas sang anak yang menatapnya bingung. "Putriku,...." Yumi menatap sang ayah. Jacob berbicara lembut , dalam hati dia begitu was-was. Mengatakan pernikahan pada putrimu yang berumur 20 th. Jacob benar-benar khawatir sekarang. "2 hari lagi kau akan menikah dengan Yogi, kau setuju"ucap Jacob hati-hati. Bahkan sangat-sangat- sangatttt hati-hati. Diam. Hening. Tidak ada suara. Yumi terdiam, menatap sang ayah dengan lamat. Keluarga Yogi ikut terdiam, memandang sang gadis dengan wajah penasaran. Tidak dengan Yogi yang seakan tidak peduli. "Aku terima." "Apa yang kau katakan?"tanya sang ayah, berusaha memastikan kalau pendengarannya sedang dalam keadaan baik. "Aku menerimanya"
Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD