Arsene membuka matanya perlahan. Mengumpulkan seluruh kesadaran, ia lantas menegakkan tubuh. Tak lupa mengangkat kedua tangan, mencoba untuk meregangkan otot-otot tubuhnya yang terasa kaku. Menghabiskan sepanjang malam dengan tidur di sofa memang tidak senyaman seperti tidur di atas kasur. Begitu melirik pada jam yang menempel di dinding, ia mendapati waktu sudah menunjukkan pukul enam pagi. Gegas Arsene menoleh ke arah tempat tidur. Di sana, ia melihat bagaimana Olivia yang tertunduk dengan keadaan kedua tangan masih terikat di ujung sandaran kasur. Sejenak, Arsene menarik napasnya berulang kali. Memejamkan mata, dirinya langsung teringat kelakuan keji yang beberapa malam ini ia lakukan dengan sengaja pada sang istri. Ada sedikit perasaan sakit yang menghinggapi hatinya. Tapi karena tid