Bab 2

1046 Words
Zea sedang berada di balkon kamar Kenzio, menatap bintang yang menerangi langit malam. Ini adalah hal yang paling Zea suka, entah kenapa ia sangat nyaman berada di samping pria dingin ini, juga senang jika hari-harinya dilalui bersama Kenzio. Makanya Zea merengek kepada Gavril dan Alana agar diizinkan sekolah di SMA dekat apartemennya Kenzio agar mereka bisa tinggal bersama karena jarak SMA dengan rumahnya Zea yang cukup jauh. Ia menatap wajah datar pria yang di sebelahnya dengan intens, meneliti wajah tampan yang sering dikagumi oleh kaum hawa. Kenzio yang merasa ditatap kemudian menoleh dan menaikkan sebelah alisnya, seolah bertanya ada apa? "Om, pernah pacaran?" Jujur Zea sangat penasaran karena om-nya ini terlalu kaku. Kenzio menggeleng, membuat Zea melototkan matanya. "Ya Allah Om, jadi selama 22 tahun Om hidup di dunia ini belum pernah pacaran?" "Terus apa masalahnya?" "Apa Om gay?" Kenzio langsung menoyor kening Zea. "Aku masih normal, masih suka donat bukan pisang!" Frontalnya. Tawa Zea langsung pecah. "Mimpi apa gue semalam, pria kaku yang menyebalkan bisa ngomong sefrontal itu!" ujar Zea mendramatis. Kenzio menatapnya geli. "Om pernah atau lagi jatuh cinta sama siapa?" Zea menatap lekat wajah Kenzio berharap ia mendapatkan jawaban atas pertanyaan yang selalu menghantui hatinya selama ini. "Harus banget dijawab?" "Iya dong, 'kan Zea mau tahu. Ayo dong kasih tahu keponakanmu yang cantik bak Selena Gomez ini." Kenzio menghembuskan napasnya. "Rahasia hati." "Kalau Zea nggak boleh tahu orangnya. Ciri-cirinya aja! Kepo tingkat roti sobeknya Shawn Mendes nih!" "Cantik, imut, bawel, berisik dan masih kecil!" "Om Ken p*****l?" Kenzio tidak menjawab, ia langsung bangkit dari tempat duduknya, menyisakan segala rasa penasaran di hati Zea. *** Kenzio memberhentikan mobilnya di depan SMA-nya Zea, inilah kebiasaan Kenzio setiap pagi yaitu mengantar Zea sekolah dan menjemput Zea sepulang sekolah kalau tidak ada halangan. "Om Ken nanti jemput Zea sekolah." "Hm." "Nanti kalau Zea lama keluar tunggu ya, soalnya pelajaran terakhir gurunya suka dongeng di kelas jadi nyita waktu." "Iya." "Sip, pokoknya nanti Om jangan telat." Kenzio hanya mengangguk. Zea menghela napas kesal. Ia sudah berbicara panjang lebar tapi tanggapan laki-laki di hadapannya ini hanya 'hm, iya dan anggukan' Kenzio memang berbanding terbalik dari sikap masa kecilnya. Dulu ia bawel dan mudah tertawa. Kalau sekarang irit bicara, jarang senyum dan menurut Zea sangat menyebalkan. Setelah Zea turun dari mobil, Kenzio kembali melajukan mobilnya ke kantor tempatnya bekerja. "Zea, kenalin gue dong cogan yang lo upload ke i********: kemarin!" Kyara langsung menghampiri Zea yang baru masuk kelas. Zea memutar bola matanya malas. "Apa hidup lo cuma buat rebut cowok gue? Nggak cukup lo ambil Alvin dari gue? Sekarang Ken lagi? Lo nggak tahu malu banget sumpah!" "Gue balikin lagi deh Alvin ke lo, kita tukaran. Alvin buat lo, Ken buat gue. Gimana?" Rasanya Zea ingin sekali menampar wajah Kyara lalu menjambaknya hingga botak kemudian mencakar wajahnya hingga berdarah, bila perlu menendangnya sampai ke Arab. "Lo pikir mereka barang? Dan satu lagi, gue udah nggak tertarik sama Alvin. Pengkhianat emang cocok sama penggoda 'kan?" ucapnya sinis. Kyara menahan amarahnya. "Gue yakin Ken bakal jatuh ke pelukan gue, seperti halnya Alvin yang lebih milih gue daripada lo!" "Gue bakal tikung Ken dari lo!" lanjutnya tersenyum miring. Zea tidak dapat menahan emosinya, sudah lama ia memendam kekesalan terhadap Kyara lalu mendaratkan satu tamparan ke pipi Kyara. "b***h!" Sebelum Kyara membalas tamparan Zea, Alvin sudah datang lebih dulu membela Kyara. "Ini sekolah bukan arena tinju!" ucap Alvin yang merupakan ketua kelas sekaligus pacar Kyara dan mantan Zea. "Gue akan laporin tindakan ini ke guru BK!" lanjutnya tajam yang membuat Kyara tersenyum senang. "Lo tahu kenapa gue tampar setan satu ini? Karena dia berusaha nikung cowok gue lagi. Itu artinya dia pengin lepasin lo, Alvin!" Zea menggeleng-gelengkan kepala. "Miris gue sama lo, Vin. Cewek yang selama ini lo banggakan nggak lebih dari seorang iblis!" "JAGA MULUT LO!" teriakan Alvin membuat seisi kelas menoleh ke arah mereka. "Wow, ketua kelas XII Ipa1 nggak punya etika, ini sekolahan bukan hutan, Mas. Balik lagi sana ke SD, belajar lagi tentang etika!" Zea tersenyum miring kemudian berlalu ke mejanya. Amarah Kyara dan Alvin semakin memuncak. Terutama Alvin, harga dirinya jatuh. *** Kenzio sedang mengerjakan sesuatu di laptopnya tapi getaran ponselnya menghentikan aktivitasnya. My Sunshine : Om, Zea bete. Mau bolos aja. Masa pagi-pagi dibuat badmood sama setan. Jemput Zea dong, culik kemanapun Om mau. I'm yours❤ Kenzio tersenyum simpul membaca pesan masuk dari Zea, ia memang menamai kontak Zea 'my sunshine' tanpa sepengetahuan Zea lagipula Kenzio tidak akan membiarkan Zea memainkan ponselnya. Tanpa membalas pesan Zea, ia langsung menghampiri sekretarisnya. "Ran, meeting jam 9 nanti kita atur ulang jadwalnya. Saya ada urusan!" Setelah sekretarisnya yang bernama Ranika itu menganguk, Kenzio langsung melenggang pergi. Di balik sikap dinginnya Kenzio tapi sangat care dengan Zea, ia tidak akan sanggup jika melihat Zea sedih. Sedangkan Zea di kelasnya sekarang tidak fokus dengan pelajaran yang disampaikan oleh gurunya di depan. Diam-diam ia memainkan ponselnya dan sangat kesal karena Kenzio hanya membaca pesannya tanpa dibalas. Duh, om culik dedek Zea dong! Beberapa saat kemudian muncul sebuah pesan masuk dari Kenzio. Om Tampan❤ : Di mana? Aku di depan Zea langsung tersenyum senang. Ia merapikan seragamnya lalu meminta izin kepada gurunya. "Permisi, Bu. Saya izin ke toilet." Setelah guru matematika itu mengangguk, Zea langsung melenggang pergi. *** Kenzio dan Zea memasuki kedai es krim. Zea penggila es krim, apalagi sedang badmood begini bisa menghabiskan satu ember es krim, mungkin. Setelah memesan es krim bervarian rasa mereka duduk di bangku dekat jendela. "Om tahu nggak kenapa Zea badmood? Soalnya si jahat Kyara itu mau nikung Om Ken. Cukup Alvin jangan Om Ken lagi. Zea nggak rela." Kenzio menatap Zea bingung. "Kita bukan pasangan." "Ish, Om Ken! Pokoknya Zea nggak bakal rela kalau Om Ken jadian sama Kyara! Awas aja kalau jadian sama Kyara, Zea bakal ngambek sama Om Ken seumur hidup," ancam Zea yang membuat Kenzio menggeleng-gelengkan kepalanya. "Nggak," ujarnya singkat yang membuat Zea tersenyum senang. "Om, Zea kadang mikir. Om itu dingin tapi peduli, kita dekat tapi bukan pasangan." "Iya, dan kita gak akan tahu apa yang akan terjadi ke depannya," balas Kenzio. Zea mengangguk. "Zea masih punya mimpi untuk memiliki suami yang tampan, baik dan perhatian kayak Om Ken." Kenzio tersenyum tipis menanggapi ucapan Zea. Hanya tinggal menunggu takdir semesta yang bekerja. Setelah itu pelayan mengantarkan es krim pesanannya tadi. ***
Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD