Bab 8

2044 Words
Sore itu. Dibawah pohon rindang, aku terduduk gelisah dibangku panjang berwarna putih yang langsung menghadap ke danau. Suara cekikikan beserta teriakan dari sekitar taman tak ku hiraukan sejak sejam yang lalu. Aku menggerakkan kedua kaki mencoba menghilangkan perasaan tak enakku walau sedikit. Tadi, Pelangi nanya apakah aku yakin tak kenal Shinta? Maka aku menjawab tidak. Karena memang aku tidak mengenalnya. Sama sekali tidak. Tetapi sepertinya Pelangi yang bodoh atau aku yang kurang tepat waktu itu memberikan informasi padanya? Lima hari lalu saat aku baru mendapati pin bbm nya dia meminta intro setelah itu aku iseng menanyakan soal Shinta sekalian menanyakan apakah ia kenal atau tidak. Nyatanya tidak. Dia bilang dulu di SMP nya adanya Sita bukan Shinta. Lantas aku bingung. Aku menanyakan hal yang sama pada Bintang, dia juga menjawab tak tau. Dan aku mencoba bertanya pada alumni SMP yang sama dengan Bintang dan Pelangi namun jawabannya kompak semua. Tidak ada, adanya Sita. Aku berfikir bahwa Shinta pernah se SMP dengan Pelangi dan Bintang karena tidak mungkin dia tau mereka begitu detail. "Gue kira orang pengecut kayak lo gak mau dateng." Aku menoleh pada asal suara. Gadis cantik, hidung mancung, gaya berpakaiannya terlihat sekali bahwa dia dari kalangan remaja garis sangat atas dengan keluarga yang memiliki kebahagiaan sempurna. Lekukkan tubuh dan juga wajahnya pun sangat indah. Rambutnya bisa dibilang impian banyak gadis didunia. Apa dia Pelangi? Ya, tentu saja bodoh! "Maaf?" Dia tersenyum angkuh, menduduki dirinya disisi kanan bangku. "Trik lo boleh juga ternyata." Aku mengerutkan dahi. Trik apa? "Mungkin orang lain bisa lo tipu dengan semua akal licik lo yang bilang kalo lo itu di terror sama Shinta. Halah! Palingan juga lo yang bikin akun palsu itu kan? Biar kesannya lo baik banget dan gue jahat." Aku makin tak mengerti. Ini antara otakku yang belum konek atau bahasa yang digunakan Pelangi sungguh berbelit bagi otakku. "Lo ngegreat gue duluan, sok akrab lah ini lah itu lah. Cih, taunya itu udah siasat lo! Gue tau lo penulis, khayalan lo tinggi. Tapi bisakan jangan kebanyakan drama? Hidup lo drama sumpah. Segala bikin akun palsu buat judge orang. Mau dikata apa sih?" Aku menegang dalam diam. Astaga! Dia tau aku penulis!! Darimana dia tau?! Sudah dari sebulan yang lalu aku mencoba menghindar dari dunia tulis menulis karena ingin hidup tenang... Bukan. Bukan berarti orang yang menyukai karyaku lah yang mengusikku. Melainkan orang yang selalu berusaha menjatuhkan ku lewat akun social media lah yang membuatku ingin menjauhi setengah nyawaku itu. Aku... Muak! Selalu dituduh apa yang sebenarnya ada bukti nyata dimana-mana. "Maaf, Ngi. To the point aja apa yang lo mau dari gue?" "Emang lo udah ngasih apa ya ke gue?" Aku menghembuskan nafas panjang. Rasanya aku ingin melemparkan tubuhnya ke danau, aku eneg luar biasa melihat tampangnya yang sok dibikin ramah apalagi senyumnya yang dibuat-buat manis. Sungguh memuakkan Tuhan! "Gini deh... Gue gak kenal lo siapa... Lo juga gak kenal gue.... So, lo maunya gimana?" Dia tertawa. Ya Tuhan! Dia memang gadis gila. "Lo gak kenal gue?," dia menghentikan aksi tawanya, tatapannya menatapku sangsi. "Terus lo tau pin gue darimana, anjing!" Aku menutup mataku rapat-rapat. Tuhan... Jangan biarkan aku membalas perkataannya. Bantu aku mengikhlaskan semua yang sudah ia perbuat, jangan Kau izinkan aku menjadi seseorang yang sembrono dalam bertindak.. Jangan lagi, aku mohon. Hati, bersabarlah. Aku tau bahwa kau kuat didalam sana. Tetaplah berpegangan pada jantung supaya kalian aman dan tenang berdua. Aku rasa aku tidak perlu memberinya penjelasan apapun disini. Karena pasti yang salah tetaplah aku. Aku merasa ada genangan air di pelupuk mata. Ini perih... Kenapa takdirku begini? Aku di fitnah tanpa tau apa-apa... Astaga... Bahkan aku tak kenal Pelangi siapa, yang ku tau dia adalah mantannya Bintang. Aku pun baru tau dari Shinta. Sekarang kenapa malah aku yang dituduh menerrornya? Aku bingung. Kalau aku yang menerror dia untuk apa aku menanyakan Shinta kepadanya sampai menanyakan pada yang lain. Aku memang jahat tapi aku tak selicik itu. Jika aku tak menyukai seseorang maka aku akan langsung bilang tak perlu bersembunyi-sembunyi segala. Ini rumit. Sangat rumit. "Lo tau? Dia nuduh gue ngerusak hubungan lo sama Bintang!" Aku tertegun. "Maaf, Ngi... Gue gak ada apa-apa sama Bintang." "Gak usah ngeles!" "Oke. Gue emang mantannya Bintang. Tapi, sumpah gue putus sama dia itu pure kesalahan kita berdua gak ada sangkut pautnya sama orang lain. Ngi, gue emang orang yang gak taat ibadah bahkan gue suka keikut sama keluarga nyokap yang kristen dan nanti ketika sama keluarga bokap gue jadi islam.. Tapi sumpah demi apapun gue gak sepengecut itu." Pelangi tertawa sumbang. "Lo fikir gue percaya?! Ngotak dikit dong! Lo tiba-tiba tau pin gue.. Nanyain tentang gue mantannya Bintang besoknya gue di terror dan dikatain ngerusak hubungan lo berdua. Apa itu gak masuk akal kalo misalkan lo bilang lo bukan yang nerror gue?!" Tuhan! Aku ingin berteriak padanya saat ini jiga bahwa bukan lah aku yang menerrornya!! "Ngi... Demi apapun bukan gue." "Banyak omong!" Aku diam. Dia diam. Aku sibuk memikirkan siapa Shinta. Sampai akhirnya aku mendengar isakkan tangis dari sebelah kananku. "Kalo lo ada masalah bilang! Gak gini caranya!" Aku menunduk. "Ngi... Lo tau? Gue gak kenal lo. Gue tau lo baru dari Shinta." "Bohong! Pasti Bintang udah cerita sama lo, dasar cewek penuh drama!" "Ngi..." Belum aku melanjutkan omongan dia sudah berdiri dan meninggalkan ku seorang diri. Pertahananku hancur sudah. Aku meluruh dibangku taman, tubuhku bergetar hebat menahan isak tangis sejak tadi. Kalau aku bisa... Aku akan menjelaskan semuanya pada Pelangi. Tetapi itu tidak mungkin. Melihag api kebencian berkibar dalam dirinya membuat nyaliku menciut. Lagipula pasti tetap aku yang salah. Aku menutup mataku menggunakan kedua telapak tangan yang terasa dingin. Apa yang diinginkan Pelangi? Dia gadis yang seperti ratu... Bisa dilihat dari matanya dan juga garis wajah. Aku tau. Dia selalu bahagia dimana pun. Tidak sepertiku yang selalu dikelilingi oleh kesedihan. Ponsel ku bergetar. Tanda ada satu pesan masuk. Mamah: Kak, bahagia itu sederhana. Tinggalkan apa yang bikin kita sedih dan kejar apa yang membuat kita bahagia meskipun jauh dan mustahil. Aku menyeka air mata. Bangkit dan mengedarkan pandanganku. Apa mamah ada disini? Bulan: Maksud mamah? Mamah: Kakak mamah minta maaf. Bulan: Untuk? Mamah: Mamah mau cerai sama papah. Mamah... Mamah masih ada rasa sama mantan mamah sejak dulu. Kakak gak benci mamah kan? Setetes air mata jatuh mengenai pipiku. Rasanya benar-benar sakit. Setelah aku putus dengan Bintang, aku harus melihatnya yang dekat dengan Ziva lalu Pelangi yang memfitnahku dan sekarang kedua orang tuaku harus pisah juga? Dan lagi-lagi itu dikarenakan mamah yang masih mencintai mantannya. Kenapa harus serba masa lalu? Bulan: Kebahagiaan mamah yang pegang. Kesakitan mamah yang genggam. Kalau kesakitan membuat mamah tak bisa lagi menahan, hempaskanlah dan raih kebahagiaan mamah. Mamah pantas merasakan bahagia. Aku tau kesakitan apa yang dideritanya sejak kecil. Mamah tidak punya seorang ayah. Kakek meninggalkan mamah, kakak mamah dan nenek demi wanita lain. Mamah harus rela di hina karena tidak memiliki ayah, mamah selalu dikatai anak pembawa sial yang lahir tanpa ayah. Saat besar ketika umur mamah enambelas tahun mamah harus menanggung semua kesakitan juga. Mamah terpaksa menikah dengan papah karena perbuatan terlarang mereka yang menghasikan aku. Aku tau mamah mati-matian menjagaku dikandungan... Aku tau betul sikap keluarga papah yang mengharuskan adanya aborsi supaya tidak ada aib keluarga terlahir didunia. Karena siapa sangka keluarga papah yang begitu terhormat akan ketatnya agama ternyata anak-anaknya memiliki kebiasan hamil diluar nikah? Tetapi selalu diaborsi sesuai keinginan keluarga papah. Tadinya keluarga mamah ingin menjodohkan mamah pada pria lain tetapi apalah daya tidak ada yang menginginkan mamah karena mamah kotor... Sementara hati mamah masih tertinggal di mantannya. Ia harus merelakan masa remajanya hilang. Aku tau mamah masih mencintai mantannya. Sayang, waktu itu mantan mamah telat datang. Gara-gara dia yang pindah ke London dia jadi tidak bisa menggagalkan pernikahan mamah. Ya, dia berniat bertanggung jawab atas kehamilan mamah. Meskipun aku bukan anaknya tetapi ia rela demi cintanya pada mamah. Dan sekarang sudah seharusnya aku lepaskan mamah. Aku sadar tidak baik terus memaksakan kehendak. Sebenarnya sepuluh tahun lalu mamah dan papah sudah nyaris cerai bahkan sudah pisah rumah tetapi mereka kembali karena aku... Karena mereka bilang aku masih butuh kasih sayang. Kasih sayang yang tak pernah bisa ku dapatkan kecuali dari kakekku, ayah dari mamah yang tiba-tiba datang ketika mamah melahirkanku. Dulu tak ada satu pun yang menerimaku lahir kedunia. Mamah menatapku jijik. Papah hanya mengadzankanku lalu pergi. Keluarga papah pun sama halnya, tak menginginkanku ada. Sejak itu aku dibawa oleh kakek. Dia merawatku hingga berumur lima tahun. Saat memasuki taman kanak-kanak tingkat akhir mamah mulai mengajakku kesana kemari... Tidak bersama papah. Tidak juga dalam hal seperti anak dan ibunya. Aku diajak untuk menemani mamah yang selingkuh. Selain itu kakak mamah pun juga suka mengajakku untuk menemaninya kerunah pacarnya yang tidak pernah direstui oleh nenek. Bisa dibilang keluarga besarku hancur sama seperti keluargaku. Kebanyakkan dari mereka adalah cerai, hamil diluar nikah atau yang parah terus bertahan pada pernikahan tetapi saling selingkuh-menyelingkuhi. Menelantarkan anak mereka seperti yang ku rasakan dulu. Menginjak usia tujuh tahun aku selalu tidak pernah mendapatkan yang namanya kasih sayang. Mamah dan papah jarang ada dirumah. Tetapi mereka selalu memberikan apa yang aku minta... Ah, materi bukan lah segalanya untukku. Diam-diam aku suka iri melihat teman sebaya ku yang mempunyai orang tua yang bahagia. Ada suatu hari aku ingat, temanku bilang dia iri padaku karena mamah dan papah yang selalu mengizinkanku main kemana saja tanpa batasan waktu tidak seperti ibunya yang rewel setiap dia pulang lewat dari jam tiga sore. Aku hanya tersenyum waktu itu. Seharusnya dia bersykur betapa perhatiannya sang mamah padanya. Ketidakadanya rasa kasih sayang terus ku rasakan hingga aku beranjak remaja, bahkan sampai saat ini. Saat aku sudah punya dua adik pun mamah dan papah tetap tidak melihatku ada. Mereka melihatku ada hanya ketika aku dibutuhkan menjadi pembantu... Ah lebih tepatnya hanya papah. Karena mamah sedikit demi sedikit mulai berubah. Beruntung aku tidak seperti kebanyakkan orang yang tidak pernah merasakan kasih sayang. Mungkin karena Tuhan tau kalau aku harapan besar dikeluarga besarku yang sangat hancur berantakan itu. Aku menutup mata dan membawa tanganku ke d**a kiri. Angin menerpa kulit wajahku yang basah dan lembab. Aku tidak pernah menginginkan ini terjadi dalam hidupku. Orang bilang hidupku drama. Kata Pelangi tepatnya. Aku membenarkan perkataannya. Memang benar hidupku penuh drama. ⚫All of the stars⚫ Aku menghapus semua akun social media yang ku punya. Ask.fm. Twitter. Line. Bbm. Path. Instagram Dan terakhir. Yang sangat aku cinta. Aku puja. Dan dia setengah nyawaku. Wattpad. Ya, aku menjadi penulis berawal dari keisenganku yang membaca cerita karya author di w*****d. Aku tertarik dan mulai membuat suatu cerita. Waktu itu aku dalam masa kegalauan maksimal karena mantanku berpacaran dengan teman dekatku sendiri. Aku berfikir daripada aku stress lebih baik aku membuat sebuah karya. Awalnya aku sedikit ngedown karena sudah berapa bulan menekuni dunia menulis tak ada yang menambah dari readers atau voting ku. Bahkan sahabatku pun sampai mengatakan bahwa aku berangan terlalu tinggi... Dia tertawa terbahak-bahak mendengar penuturan ku yang ingin jadi penulis. Katanya aku tidak mungkin berhasil. Tetapi aku percaya jika aku bekerja keras maka hasilnya akan memuaskan. Empat bulan lewat. Tiba-tiba saja cerita ku naik rating. Dia masuk kederetan hot news! Keesokkan harinya aku memberitahu sahabatku. Awalnya mereka tak percaya tetapi ku kasih mereka screenshoot ratingnya dan mereka spontan menatapku tak percaya. Sejak itu namaku jadi kenal banyak orang. Aku bangga. Tentu saja! Ini pertama kalinya aku berhasil mencapai apa yang selama ini selalu ku percaya. Namun benar apa kata orang. Dimana ada kebahagiaan disanalah ada badai kesakitan menerpa. Setahun aku lalui dengan menjadi author membuat orang-orang disekelilingiku berubah jadi muka dua. Berawal dari sahabatku yang memanfaatkan kepopuleran ku, banyaknya orang yang terlihat manis padahal memberikan jari tengah dibelakang sampai banyaknya orang yang ingin aku jatuh. Pertamanya aku bisa kuat melawan itu semua. Tetapi tadi pagi, apa yang ku lihat benar-benar membuat benteng itu runtuh seketika. Aku mendapati ribuan judge di ask.fm. Aku tak berniat membalasnya tetapi melihat betapa ngeselinnya mereka aku pun akhirnya membalas dengan candaan. Namun siapa sangka mereka benar-benar sudah kelewatan! Bahkan anehnya mereka diam-diam menstalk semua akun social mediaku. Darimana mereka tau coba? Aku menengadah melihat langit yang berkelap kelip penuh bintang malam ini. Aku harus merubah hidupku. Sudah cukup aku dihina dan disalahkan dengan sebab yang tak aku tau apa itu. Sudah cukup aku lemah sekarang saatnya aku bangkit dari kesedihan. Dengan berat hati aku memposting pada salah satu akun social media yang belum ku hapus. Post an update. Maaf guys:( Aku izin undur diri dari w*****d. Ya... Pada akhirnya aku harus melepaskan apa yang selama ini susah payah aku bangun dari nol. Setetes air mata jatuh... Lalu menjadi ribuan air mata. Rasanya sakit... Amat sangat sakit. Aku memandangi langit sekali lagi. Ku lihat ada cahaya emas yang panjang dia melintasi kumpulan rasi bintang crux. Bintang jatuh. Aku segera menyeka air mata. Dan bersiap-siap untuk mengucapkan permohonan seperti mitos yang sering ku dengar dari kecil. Bintang jatuh. Boleh aku minta satu hal? Kabulkan lah kalau memang benar. Izinkan aku bebas dari kesakitan. Izinkan aku tersenyum seperti memang aku ingin tersenyum bukan karena sedang menutupi kesedihan. Bintang jatuh. Tetaplah bersinar karena aku mencintaimu meskipun cahayamu meredup sekalipun aku tak peduli. Bintang jatuh. Semoga kau jatuh ditempat yang tepat.
Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD