"Belum." Kirana memperlihatkan test pack-nya dengan satu garis. Leonard mengangguk. Dia sudah berlatih di depan cermin untuk tidak menampakkan ekspresi negatif. Meskipun reaksi Kirana beberapa hari lalu bisa dibilang kekanakan, tapi biar bagaimanapun wanita itu adalah istrinya tercinta. "Jadi, hari ini mau apa? Maraton bercinta lagi?" Kirana merangkak naik ke pangkuan Leonard. Tubuh mereka segera bertukar kehangatan karena tidak ada pakaian yang menghalangi. "Kalau kamu mau." Leonard tersenyum. "Pinggangmu baik-baik saja?" goda Kirana. "Lumayan pegal, tapi aku masih bisa bercinta satu atau dua kali lagi sebelum pinggangku patah." Tawa Kirana meledak, "Astaga! Kalau begitu jangan!" Dengan satu gerakan Leonard merubah posisi mereka, membuat Kirana rebah di bawahnya. Sepasang mata hija