POV INDAH "Mampus beneran datang," lirih Luna. Aku pasrah sambil memanyunkan bibir. "Ya Allah, lirihku." Seketika seluruh tubuhku terasa lemas. "Danang!" panggil Pak RT. "Saya, Pak," sigap Mas Danang menghampiri kami. Disusul oleh Hendra. Luna mendelik menatap tajam mata Danang. "Kok manggil Danang, Pak RT?" tanya Luna. "Suruh memanggil Reyhan. Saya dan beberapa warga tunggu di sini," jawab Pak RT. Luna melirik wajahku. "Saya, Pak," ucap Mas Danang. "Tolong panggilkan Reyhan," pinta Pak RT. "Baik, Pak," sigap Mas Danang. "Gue curiga penggerebekan ini ulah, Danang," bisik Luna. "Tapi untuk tujuan apa?" Aku bertanya. "Mungkin dia nggak rela kamu nikah sama Adit. Secara kan Adit pengusaha sukses yang tajir melintir. Kalau kamu sama Adit, bisa-bisa semakin maju. Dia man