5. Miss a Thing

1805 Words
"Kadang, beberapa hal kerap lepas kendali yang mana malah memperburuk suasana hati. Karena tidak sesuai ekspektasi." ---- Sisilia merupakan wilayah otonomi Italia dengan luas lebih dari 25 ribu kilometer persegi. Salah satu yang membuat wilayah ini terkenal adalah keberadaan beberapa kelompok mafia yang dikenal dengan sebutan mafia sisilia atau Cosa Nostra. Aktivitas atau pekerjaan utamanya adalah meminta uang keamanan, penyelesaian sengketa antara kriminal. Di samping itu mereka juga melakukan pengadaan, pengawasan persetujuan serta transaksi ilegal seperti perdagangan heroin, senjata, bahkan human trafficing. Para klan atau cosca yang menguasai suatu wilayah biasanya dijuluki 'Mafioso' oleh publik luas. Salah satu kelompok mafia yang paling ditakuti adalah mafia Sisilia di bawah kepemimpinan Valentino Guzman. Banyak desas desus yang menyebutkan kalau Valentino Guzman atau lebih dikenal dengan julukan Don Valentino, merupakan sosok pemimpin mafia yang kejam dan akan melakukan apa pun demi mencapai tujuannya. Kelompok ini berhasil menguasai perdagangan Narkoba serta senjata hingga ke luar wilayah Italia. Bukan hanya itu, ia juga kerap menjadi dalang di balik kasus pembunuhan hakim, pejabat, dan politisi. Valentino bahkan juga mahir melakukan manipulasi bisnis lintas negara yang disertai dengan pencucian uang tanpa terlacak sedikit pun. Karena begitu licin dan lihai menjalankan aksinya, kepolisian bahkan begitu kesulitan untuk mengungkap apalagi menindaklanjuti jaringan kelompok mereka . Sudah berbagai macam cara ditempuh tapi nyatanya malah para anggota intelijen negara yang banyak gugur sia-sia karena berusaha mengungkap jaringan tersebut. Lantas, baru-baru ini Valentino Guzman dikabarkan terlibat bisnis kotor oleh beberapa pejabat penting yang berada di lembaga legislatif kerjaan Inggris. MI6 atau badan intelijen rahasia milik Britania Raya sampai menugaskan mata-mata terbaik yaitu Giorgino Masseli beserta anak buahnya untuk memimpin penyelidikan demi mengungkap kasus besar ini. Giorgino dengan segala kemampuannya berhasil mendapatkan apa yang dicari. Hal ini yang membuat Don Valentino akhirnya murka, lantas mengerahkan seluruh anak buahnya untuk mencari pria itu. Tapi, sungguh sayang, karena sampai detik ini Masseli tidak diketahui keberadaannya. Entah pria itu sudah mati atau sengaja bersembunyi ditempat yang sulit untui dijangkau oleh siapa pun. "Apa ada kabar terbaru mengenai mata-mata sialan, itu?" Sambil menyesap segelas margarita, Valentino bertanya pada Rodrigo yang merupakan orang kepercayaannya. "Mikael sudah sampai di Inggris, ia mengirimkan kabar kalau Giorgino beserta keluarga tidak ditemukan di kediamannya. Besar kemungkinan mereka sudah mengantisipasi dengan bersembunyi di tempat yang tidak bisa kita jangkau." Valentino merotasi bola matanya jengah. Sedikit emosi pria paruh baya itu melemparkan gelas margarita di tangannya. "Kalian memang payah!" hardiknya. "Apa kurang banyak kelompok kita yang tersebar di sana, Sampai-sampai mencari satu tikus saja kalian tidak sanggup!" Rodrigo menunduk takut. Informasi yang ia sampaikan nyatanya telah membangkitkan emosi Valentino. "Mikael sudah bekerja sama dengan beberapa klan kita di sana. Tapi, sepertinya Giorgino dan keluarganya memang meminta bantuan kepada orang yang mempunyai pengaruh besar di Inggris hingga kita tidak bisa menjangkaunya." Valentino menggertakkan rahangnya. Emosi sudah menguasai pria berumur tujuh puluh tahun itu. "Panggilkan Mateo sekarang juga!" titahnya penuh amarah. Tidak perlu waktu lama, orang yang dicari datang menghadap. Dengan penuh hormat pria bernama Mateo itu langsung menghampiri Valentino. Meraih tangannya lalu mencium dengan takzim. "Apa yang harus aku lakukan, Tuan?" Valentino menegakkan tubuh. Merogoh ponsel dari saku jasnya kemudian mengirimkan sebuah gambar ke ponsel milik Mateo. "Aku mau, kau cari segera orang yang baru saja aku kirim fotonya ke ponselmu. Cari dia, keluarga atau siapa pun yang berhubungan dengannya. Bawa kepadaku hidup atau mati!" Mateo mengangguk paham. Tanpa banyak bertanya, pria itu langsung berpamitan untuk pergi. Perintah Valentino adalah Titah yang harus segera dilaksanakan. Pantang baginya pulang sebelum berhasil melaksanakan tugas yang diberikan. **** Kiano baru saja sampai di kamarnya tepat pada pukul delapan malam. Hari ini memang begitu banyak pekerjaan yang harus ia kerjakan. Selesai membersihkan diri, pria itu langsung membawa kakinya menuju ruang makan untuk menyantap makan malam. Namun, belum lagi makan tersentuh, pria itu merasakan ada sesuatu yang janggal. Ia tidak melihat keberadaan Anne di ruangannya. Kondisi kamar wanita itu juga terdengar sepi. Biasanya ada saja yang dilakukannya seperti menonton tv atau mengganggu Kiano ketika pulang dari bekerja. Karena penasaran, Kiano memilih bangkit. Melangkah kecil menuju kamar wanita itu. Ragu-ragu ingin mengetuk tapi akhirnya ia melakukannya. Lama Kiano mengetuk pintu, tapi wanita itu tidak kunjung membukakan. Karena terlanjur penasaran, ia akhirnya memutar tuas pintu yang ternyata tidak terkunci dan tidak mendapati Anne berada di sana. Khawatir terjadi sesuatu, Kiano memutar langkahnya menuju ruang tamu. Meraih ponsel untuk menghubungi seseorang. "Mike, apa kau melihat Anne? Aku tidak menemukannya di kamar." "Saya sedang berada di ballroom saat ini, Mister. Coba hubungi Meggy. Karena biasanya Meggy yang mengurusi semua keperluan Nona Anne. Siapa tahu mereka sedang bersama saat ini." Kiano mengembuskan napas pelan. Mungkin saja apa yang Mike ucapkan memang benar kalau wanita itu sedang bersama asisten lainnya. "Baiklah, aku coba hubungi Meggy terlebih dahulu." Selesai mengakhiri telponnya, Kiano langsung menghubungi asisten lainnya yang bernama Meggy tersebut. Ia harus memastikan sendiri di mana Anne berada. "Meggy, kau sedang bersama Anne?" Di seberang sana Meggy menyahut. "Tidak, Mister. Saya sedang berada di ruang meeting sekarang. Mempersiapkan beberapa berkas untuk anda jadikan bahan presentasi besok." Kiano mengembuskan napas kasar. "Kalau Anne tidak bersama kau atau pun Mike, lantas ke mana wanita itu pergi!" Meggy ikut panik mendengar berita itu. "Saya akan cari Nona Anne sekarang juga, Mister. Saya akan kabari kalau sudah ketemu." Sambil menutup panggilan telponnya, Kiano menggeram kesal. Di saat lelah seperti ini ia harus direpotkan dengan perginya Anne yang tanpa kabar. Seharusnya ia senang wanita itu menghilang, tapi berbeda cerita kalau ternyata wanita cantik itu ternyata di bawa oleh sekawanan mafia. Kiano sadar benar dengan informasi yang disampaikan Hans beberapa waktu lalu mengenai Anne yang mungkin jadi incaran para mafia. 30 menit menunggu kabar, Max salah satu bodyguard Kiano akhirnya menemukan Anne yang ternyata sedang berjalan-jalan di sekitaran hotel. Penuh amarah, Kiano langsung memberondong dengan begitu banyak pertanyaan ketika wanita itu sudah tiba di kamar. "Bisa-bisanya kau seenaknya pergi tanpa pengawalan!" Dari wajahnya Kiano tampak begitu kesal. "Aku hanya jalan-jalan kecil di sekitar hotel. Kenapa harus pakai pengawal? Kau berlebihan sekali," jawab Anne santai. Kiano yang memang sudah telanjur di kuasai emosi langsung berjalan menghampiri Anne. "Aku tidak perduli sebenarnya kau mau melakukan apa pun. Tapi, berhubung saat ini kau mengaku sedang mengandung darah dagingku, kau jadi tanggung jawabku sekarang!" Kiano tanpa permisi langsung merampas ponsel yang Anne genggam. Memberikan benda pintar itu kepada Mike yang dari tadi hanya berdiri diam memperhatikan. "Apa yang mau kau lakukan, Kai?" tanya Anne kebingungan. Bukannya menjawab, pria itu malah melambaikan tangan ke arah Meggy. "Meg, tolong bawa wanita ini untuk membersihkan diri. Lalu setelah itu siapkan makan malam untuknya." "Kai!" Anne berseru. "Kembalikan ponselku!" pintanya sekali lagi. "Tidak untuk sekarang!" Meggy tanpa disuruh lagi langsung menarik Anne untuk mengikutinya pergi ke kamar. Sementara Kiano masih sibuk berbincang dengan Mike di ruangannya. "Aktifkan pelacak permanen di ponsel Anne. Pastikan hanya aku yang bisa mengaksesnya," perintah Kiano. "Perketat juga penjagaan. Karena di kemudian hari, aku tidak ingin lagi dengar kabar wanita itu pergi tanpa sepengetahuanku." "Baik Mister saya kerjakan sekarang juga," jawab Mike kemudian memilih untuk segera pamit untuk melaksanakan perintah yang diberikan. **** "Kai!" Sudah tidak terhitung lagi Anne mengetuk pintu kamar pria itu sembari meneriaki namanya. Kesal karena sampai detik ini ponselnya belum juga dikembalikan. "Apa kau tidak bisa diam, hah?" ketus Kiano saat ia membukakan pintu kamar. "Aku lelah dan harus istirahat." Anne menggelengkan kepalanya. "Aku tidak akan diam sebelum kau memgembalikan ponselku." "Kalau aku tidak mau, kau mau apa?" "Kai!" Anne berseru lagi. Terlanjur kesal dengan tingkah laku yang Kiano tunjukkan padanya. "Cepat kembalikan ponselku!" Kiano menggelengkan kepalanya. Pria itu bahkan sudah bersiap untuk kembali menutup pintu kamar. Untungnya Anne masih bisa menahan. "Kau memang harus ku beri pelajaran!" ancam wanita itu. "Memangnya kau bisa apa?" Anne menggeram kesal. Terdiam sejenak, lantas tak berapa lama wanita itu mendorong tubuh Kiano agar menyingkir dari muara pintu. Dengan sigap, wanita berambut cokelat itu langsung mengunci pintu lalu menyimpan kunci tersebut ke dalam braa yang ia pakai. Hal ini tentu saja membuat Kiano bingung. Apa yang sebenarnya mau wanita itu lakukan. "Jangan main-main denganku." Kiano memberikan peringatan. Namun Anne tidak perduli. Dengan santai wanita itu terus melangkah maju menghampiri Kiano yang berdiri tidak jauh dari sofa kamar. "Anne, apa yang mau kau lakukan?" Sekali lagi Kiano melayangkan pertanyaan. "Kembalikan ponselku, atau aku akan membuatmu menyesal," sahut wanita itu santai. "Tidak akan!" Kiano tetap bersikeras dengan pilihannya. "Baiklah ... " Selepas mengatakan itu, Anne kembali mendorong tubuh Kiano sampai terjatuh di atas sofa. Dengan sekali gerakan, wanita itu langsung merangkak naik ke atas tubuh pria bertato tersebut. Hal ini justru membuat Kiano yang tadinya sesumbar berubah panik. "Astaga, jangan macam-macam!" Anne kembali tersenyum. "Aku tidak akan berhenti sebelum kau mengembalikan apa yang aku minta." "Kalau aku tetap tidak memberikannya, kau ---" Ucapan pria itu terhenti ketika tiba-tiba Anne dengan beraninya menarik tali pengikat gaun tidur yang ia kenakan. Yang mana kini Kiano bisa melihat dengan mata kepalanya sendiri bagaimana wanita itu dalam keadaan polos bahkan posisinya kini duduk tepat di atas tubuhnya. "Anne!" Kiano berseru. Bukannya menikmati, pria itu malah membawa tangannya untuk kembali meraih gaun yang merosot agar menutupi bagian sensitif wanita itu. "Cepat pakai gaunmu dan menyingkir dari atas tubuhku!" "Ponselku?" Anne kembali menagih barang yang sedari tadi ia minta. "Ck!" Kiano berdecak. Sambil bersungut-sungut, pria itu mengeluarkan ponsel dari saku celananya untuk langsung diberikan kepada Anne. "Kau tidak ingin bersenang-senang denganku terlebih dahulu?" Anne masih saja menggoda pria bertubuh kekar itu. "Tidak akan! Sudah ku katakan kau bukan seleraku," tolak Kiano mentah-mentah. "Jadi, cepatlah menyingkir!" Anne tertawa lebar. Puas sekali karena pria itu akhirnya tidak berkutik dengan apa yang ia lakukan. Pelan-pelan Anne kembali memakai gaunnya. Tapi, sebelum benar-benar turun, dengan beraninya wanita itu kembali menunduk, sejurus kemudian melabuhkan ciuman dalam tepat di bibir Kiano yang mana membuat pria itu semakin syok. "Terima kasih calon suami," bisiknya setelah mengurai ciuman. "Kalau kau berani macam-macam lagi, aku bersumpah akan membuatmu ketagihan menikmati tubuhku." Kiano tidak menyahut. Memilih diam karena masih syok menerima ciuman tiba-tiba dari wanita yang mengaku tengah mengandung anaknya tersebut. . . (Bersambung) . ===Pengetahuan Umum=== Mafia Sisilia : Mafia yang menjadi role model bagi mafia-mafia lainnya.Kelompok ini terkenal dengan kode etik yang disebut omerta, yang artinya kewajiban tutup mulut dan menuntut kesetiaan penuh. Jika berkhianat maka berisiko untuk disiksa dan dibunuh, atau dijatuhkannya hukuman terhadap keluarga mereka. Salah satu kelompok mafia Sisilia yang paling ditakuti adalah mafia Sisilia di bawah kepemimpinan Salvatore Riina. Riina memiliki julukan il capo dei capi yang artinya adalah bos dari semua bos. Julukan ini disematkan padanya karena memang Riina merupakan pemimpin mafia yang kejam dan akan melakukan apa pun demi mencapai tujuannya. . . *Yang baru bergabung, boleh banget follow ig/sss ku @novafhe. Semua visual/jadwal update/spoiller cerita aku publish di status/story. *Yang mau gabung grup pembaca di f*******:, bisa cari nama grupnya : Fhelicious. *Yang mau gabung grup khusus pembaca di WA. Boleh klik link-nya di profile ig. . Thankiss semuanya.
Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD