BAB : 14

2036 Words

Hujan lebat, angin berhembus kencang, tentu saja membuat mata juga ikut mengantuk. Lova yang awalnya masih terlihat ketakutan, dan sesekali merasa sangat cemas, lama-kelamaan juga memasuki alam mimpinya. Begitupun dengan Mirza yang awalnya tak berniat tidur dan ingin terus menjaga Lova, malah ketiduran. Tentunya dalam keadaan gadis itu yang tak melepaskan pelukan di tubuhnya. Beberapa jam kemudian, entah sebab apa, membuat Lova seketika membuka matanya. Pandangannya ia edarkan, tanpa mengubah posisinya saat ini. Tak ada suara deru hujan yang menakutkan, begitupun suara petir yang bersahutan ... hingga berakhir menatap wajah seseorang yang kini ada di depan wajahnya. Diam sejenak, tapi kemudian langsung menghindar saat menyadari dimana dirinya berada. "Astaga," gumamnya. "Kenapa malah t

Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD