BAB : 20

2364 Words

Mirza melempar pandang pada Farel seperti sedang bertanya, dia kenapa? Kemudian Farel membalas dengan menaik turunkan kedua bahunya. "Maksud kamu apa?" "Nggak bakalan ngasih saya hukuman, kan, Pak? Duh, saya tahu, kok ... Bapak nggak akan tega ngasih saya hukuman," ungkapnya dengan senyuman merekah layaknya timun suri yang sudah matang. Mirza rasanya ingin tertawa mendengar perkataan Vianka. Sudah berbuat salah dan malah nggak mau mengakuinya. Yakali dirinya tak akan memberikan hukuman. Ingatlah, dirinya tak sebaik itu jadi seorang guru, yang meloloskan begitu saja para siswa dan siswi karena sebuah kesalahan. "Ya ... maksud saya enggak sekarang ... tapi setelah jam sekolah berakhir." Mirza beranjak dari kursinya. "What?" "Belum pernah bersihin toilet, kan?" "Belum pernah dan ngga

Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD