BAB : 23

1652 Words

Lova hanya diam, duduk di balkon kamarnya. menatap jauh ke depan. Apalagi yang ia pikirkan kalau bukan tentang hubungannya dengan Mirza. Sejujurnya ia benar-benar tak enak hati kalau harus seperti ini terus dengan gurunya itu. Tadinya memang ia anggap biasa, tapi lama kelamaan sikap Mirza padanya justru membuatnya tak enak hati. Kenapa juga harus melakukan hal itu padanya, yang jelas-jelas tak punya hubungan apa-apa. Lebih menggemparkan lagi kalau ada yang mengetahui tentang itu semua. Pacarnya, mungkin. Ia menyambar ponselnya yang ada di meja dan mencari kontak seseorang. "Hallo, Pa," ujarnya. "Lova ... ada apa, Sayang?" "Papa pulangnya masih lama, nggak, sih?" "Belum bisa Papa pastiin, Lov ... kenapa memangnya? Ada masalah?" "Bukan," jawabnya. "Cuman aku nggak enak jika harus t

Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD