Aku ngerjapkan mataku, mengedarkan pandanganku kesekeliling, seketika itu aku sadar bahwa aku sedang berbaring dikamarku sendiri. Ternyata aku tidak mati.. saat mencoba untuk bangun, kurasakan sakit yang luar biasa menusuk dari punggungku, tentu saja sakit mengingat aku terkena tusukan pisau dan tembakan timah panas, namun aku tidak menjerit, hanya mencengkram erat-erat seprai diranjangku. Ajaran Vian, pria itu mengatakan padaku seorang laki-laki penerus nama Angelo lebih baik mati dari pada menjerit kesakitan karena terluka, itu memalukan dan terlihat seperti perempuan, membuatku membiasakan diri untuk tidak pernah mengeluh sakit untuk luka apa pun yang kuterima, itu adalah harga diri seorang pemimpin Angelo, kata Vian lagi tentu saja, aku percaya dan menghormati Vian.. jadi semua ideali