THE LEGEND 36

1237 Words
Xiu Zuan mulai gelisah di dalam mobil Lee Quei.  Pasalnya mobil itu tak menuju ke taman, sekarang ini. Tapi justru entah kemana, Xiu Zuan pun tak tau. "Lee Quei, kita mau kemana?  Bukankah tadi katamu mau pergi ke taman?" tanya Xiu Zuan takut-takut. Namun tiada jawaban dari sosok yang di tanyainya.  Wajah pemuda itu kini berubah datar, dengan diselimuti aura hitam.  Berlahan pemuda tersebut menoleh ke arah Xiu Zuan.  Seketika wanita itu menjerit ketakutan, kala melihat kedua bola mata pemuda di sampingnya tiba-tiba berubah menjadi hitam pekat. "Aaaaa!!! Siapa kau?!  Turun kan aku! Xiumin ... tolong aku!!!" teriak Xiu Zuan histeris.  Berusaha membuka pintu mobil itu, namun  Lee Quei segera memukul titik saraf Xiu Zuan,  hingga membuat wanita itu pingsan, tak sadarkan diri. "Aku akan segera memilikimu Xiu Zuan, sayang sekali, kau sedang mengandung anak Zhang sialan itu.  Harusnya benihku yang ada dalam perutmu." Lee Quei berseringai. Sesampainya di kediaman Lee Quei.  Pemuda itu segera membawa tubuh Xiu Zuan ke dalam kamarnya. Menidurkan tubuh berisi wanita tersebut dengan hati-hati. Selanjutnya Lee Quei menidurkan tubuhnya di samping tubuh Xiu Zuan. Pemuda itu tersenyum, mengamati setiap inci lekuk sempurna wajah wanita cantik di hadapannya. Mengagumi akan kemanisan dan kecantikan sosok tersebut. "Kau begitu sempurna Xiu Zuan. Aku sangat terobsesi akan ke indahamu."  ucap Lee Quei penuh nafsu. Seraya mengecup bibir ranum wanita yang kini masih setia memejamkan kedua matanya. "Manis. Sangat ... manis. Mungkin aku akan kecanduan dengan bibirmu, Sayang." berlahan Lee Quei membuka kancing kemeja yang dikenakan wanita tersebut. Memperlihatkan belahan d**a putih dan mulusnya.  Lee Quei susah payah meneguk ludahnya kasar. Sungguh, ia sangat ingin menikmati tubuh wanita di hadapannya ini. Berlahan Lee Quei mengecup ceruk leher wanita manis yang masih terlelap itu, memberikan tanda ruam merah sebagai tanda ke pemilikan, di berbagai titik sensitifnya. "Ngghhh ...," Xiu Zuan melenguh,  berlahan membuka kedua matanya, yang terasa begitu berat.  Hingga ia menyadari ada seseorang di dekatnya, dan itu jelas sekali bukan suaminya. Yang mana membuat kedua bola mata wanita tidak membulat sempurna. "Pergi! Jangan sentuh aku, b******n!!!" teriak Xiu Zuan, berusaha bangun dan melarikan diri.  Namun semua hanya sia-sia, kekuatan Lee Quei tak main-main. "Kau mau kemana cantik?  Ini rumah kita ... jangan mencoba pergi dariku, Xiu Zuan ...," Lee Quei berseringai. Xiu Zuan sangat ketakutan, keringat dingin sudah membanjiri pelipisnya. "Xiumin ... aku takut, tolong ...," lirihnya, gusar. "Jangan pernah menyebut namanya di hadapanku! Aku membenci mendengar nama biadap itu!!!" teriak Lee Quei. Yang mana membuat tubuh Xiu Zuan semakin bergetar. Lee Quei mendekati tubuh lemah wanita di hadapannya, dengan kedua bola mata kembali berubah menjadi warna hitam kelam. Xiu Zuan semakin meringsut mundur. Namun sialnya, Xiu Zuan malah menatap mata pemuda tersebut, semakin dalam hingga kabut hitam memasuki indranya.  Ya!  Lee Quei menggunakan sihirnya untuk memperdaya Xiu Zuan. "Katakan! Jika kau hanya milikku Xiu Zuan," pinta Lee Quei, dengan suara geramannya. "Aku hanya milikmu Lee Quei," jawab Xiu Zuan, datar. Tatapan mata wanita itu terlihat kosong. Seolah pendengarannya tuli. Hanya ada nama Lee Quei di dalam otaknya saat ini. *** "Brenggsekk!! Siapa yang berani menculik istriku!!!" teriak Xiumin,  sungguh ia tak bisa berpikir jernih saat ini. Para sahabat Xiumin mulai berdatangan satu persatu. "Sebenarnya apa yang terjadi, Xiumin?!" tanya Suho panik. "Istriku hilang! Aku tak tau dia ada dimana sekarang," Xiumin panik,  karena Xiu Zuan adalah kelemahannya saat ini. Seakan jiwanya ikut hilang bersama perginya sang istri. "Tenanglah! Apa kau sudah melacak ponselnya?" kini Zhen yang bertanya. "Tidak bisa Zhen. Aku sudah mencobanya." "Apa kau bisa merasakan cakra di tubuh Xiu Zuan?  Bukankah cakramu bercampur di tubuhnya?" ucap Liu Chang datar. "Oh! Kau benar Liu chang. Kenapa tak terfikir olehku?" tanyanya bodoh. "Dasar. Sejak kapan seorang Zhang Wang Xiumin, mendadak i***t?!" ketus Liu Chang kemudian. "Sejak ia mengenal cinta, Liu Chang," sahut Minghau. "Sama seperti dirimu." cibir Liu Chang. "Iya, aku menjadi bodoh karena seekor kucing betina." ucapan terakhir Minghau sukses mendapat geplakan dari pemuda di sampingnya. Bagaimana bisa Minghau mencintai kucing betina miliknya?. "Xiu Zuan!" Xiumin tersentak dari meditasi nya. "Ini bahaya, Xiu Zuan sedang bersama iblis itu.  Sial!  Aku takut terjadi apa-apa pada istri dan anakku," gerutu Xiumin, perasaan hatinya begitu kacau. Semua orang di sana ikut khawatir,  tanpa menunggu lama, mereka bergegas menuju mobil masing-masing. Dan mengikuti insting Xiumin, kemana arah pemuda itu pergi. Di sinilah Xiumin dan para sahabatnya berhenti. Di depan mansion mewah milik Lee Quei. Aneh, hampir tak ada penjagaan di mansion sebesar ini.  Apa iblis itu terlalu percaya diri? Akan besarnya kekuatan yang ia miliki?  Hingga ia tak butuh pengawal dalam hidupnya?. Gumam Xiumin. Tanpa membuang banyak waktu, Xiumin segera masuk ke mansion besar di hadapannya.  Memeriksa setiap kamar.  Doble sial!  Bagaimana tidak emosi?  Kalau di mansion itu ada puluhan kamar. Dan itu sangat membuang waktu untuk memeriksa satu persatu. Hingga pada akhirnya Xiumin menghentikan langkahnya di depan kamar yang lebih besar dari kamar-kamar sebelumya. Ia yakin jika Xiu Zuan ada di dalamnya. Entah mengapa Xiumin sedikit kehilangan jejak cakra di tubuh sang istri, membuatnya kesulitan untuk mencari sosok wanita tersebut. "BRAKKK!!!" Xiumin mendobrak pintu kamar itu.  Kedua matanya semakin menajam, tangannya merepal erat.  Bayangkan! Suami mana yang tak geram bila melihat pemandangan di depan matanya, di mana sang istri sedang di cumbu oleh lelaki lain. "APA YANG KAU LAKUKAN PADA ISTRIKU IBLIS SIALAN??!!!" teriak murka seorang Xiumin menggelegar di setiap penjuru. Lee Quei menghentikan aksinya,  sangat bagus, Xiumin datang tepat waktu. Andai sedikit terlambat, mungkin Lee Quei sudah menikmati tubuh mulus Xiu Zuan. Lee Quei membenahi pakaiannya dengan santai. Mengabaikan geraman singa jantan di hadapannya. "Kita lanjutkan nanti, Sayangku. Biar aku menghabisi penghalang kita terlebih dahulu," bisik Lee Quei di samping telinga Xiu Zuan.  Yang di balas anggukan kaku dari wanita tersebut. Kini Xiumin sudah baku hantam dengan Lee Quei.  Dibantu Zhen, Suho dan Minghau tentunya. Sedang Liu Chang menghampiri tubuh Xiu Zuan. Membenahi pakaian wanita itu yang sedikit terbuka. "Xiu Zuan, kau tak apa? Jawab aku!" Liu Chang mengguncang tubuh Xiu Zuan.  Namun aneh, Xiu Zuan hanya diam bak mayat hidup. "Sial! Sepertinya Xiu Zuan terkena sihir." gumam Liu Chang, dengan segera ia menggunakan serbuk ramuannya untuk membantu Xiu Zuan tersadar. Liu Chang membubuhkan ramuan itu di wajah Xiu Zuan. Seketika tubuh wanita itu melemah dan tiba-tiba jatuh pingsan. Beberapa saat kemudian ia tersadar.  Dengan raut wajah pucat ketakutan. "Kak, aku takut!! Kalian benar, Lee Quei itu iblis." Xiu Zuan memeluk erat tubuh Liu Chang. Pertarungan Xiumin dan iblis itu masih seimbang. Tak ada yang kalah dan tak ada juga yang menang. "Sebenarnya apa maumu?!!!" teriak Xiumin dengan napas tersengal-sengal. "Aku menginginkan Xiu Zuan!" sinis Lee Quei. Xiumin mengernyitkan dahinya,  dia masih tak mengerti dengan maksud iblis di hadapannya. Memiliki dalam hal bagaimana?. "Apa maksudmu menginginkan istriku?!" "Hahaha!!!" Tawanya nista. "Ternyata kau tetap saja bodoh.  Aku menginginkan Xiu Zuan menjadi milikku,  menjadi pendampingku, menjadi ratuku." Lee Quei terkekeh. "Kurang ajar! Iblis sialan!! Aku tak akan membiarkan itu terjadi!" Xiumin benar-benar murka. Ia kembali menghantam Lee Quei dengan kekuatannya. Liu Chang yang melihat pertahanan Xiumin mulai melemah, segera bergegas membantu. "Xiu Zuan, jaga dirimu baik-baik. Aku akan membantu Xiumin." ujar Liu Chang. Xiu Zuan sebenarnya tak rela, jika Liu Chang pergi.  Ia takut sendirian,  melihat peperangan yang terjadi di depannya, bahkan peperangan seperti di luar nalar,  kilatan-kilatan cahaya saling beradu, bertabrakan. Xiu Zuan masih tak percaya dengan semua yang dilihatnya.  Ia masih berharap dirinya berada di alam hayalan,  dimana ia tengah menonton film bioskop 3d.  Namun sayangnya yang Xiu Zuan tonton saat ini adalah kenyataan. Bukan lagi mimpi.
Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD