bc

Papa Meong

book_age16+
338
FOLLOW
1K
READ
HE
tragedy
mystery
loser
lucky dog
male lead
multi-character
multiverse
poor to rich
weak to strong
like
intro-logo
Blurb

Nusantara menyesali perbuatan nya yang telah menelantarkan anak dan istrinya demi menikahi seorang janda yang kaya raya. Sebuah kejadian tragis terjadi di saat ia di usir oleh Sekar Ayu, istri keduanya. Jiwanya nya tertukar dengan roh seekor kucing di suatu malam, lalu sebuah kekuatan membawa Nusantara kembali ke rumah mereka untuk menebus kesalahannya di masa lalu.

Bisakah Keluarga Nusantara menerima kehadirannya dan memberi maaf pria itu? Apa yang dilakukan Cakrawala dan Lentera saat mereka tau jika kucing yang selalu mengikuti mereka ternyata ayahnya sendiri?

chap-preview
Free preview
Nusantara
“Kau sudah tidak berguna lagi, dan aku... tidak membutuhkan dirimu lagi dalam hidupku. Karena itu... pergilah! Kau sudah tidak aku butuhkan lagi,” cecar Sekar. Wanita itu melempar barang-barang milik Suaminya ke lantai kamar. “Tidak bisa seperti ini. Kau ‘kan tau, sejauh ini aku selalu berusaha melakukan yang terbaik untuk keluarga kita, aku menyayangi Shandy dan Sherin seperti anak ku sendiri, aku bahkan telah meninggalkan anak kandungku untuk hidup bersama mu, aku tidak pantas mendapatkan perlakuan seperti ini,” Nusa menyugar kasar rambutnya, dari mimik wajahnya ia terlihat sangat frustasi. Sekar, istri kedua Nusa sudah mengusir Nusa dari hidupnya. Wanita itu bersikeras untuk bercerai. Pernikahan mereka baru berumur tiga tahun dan selama tiga tahun ini, Nusa selalu berusaha untuk melakukan yang terbaik untuk Sekar. Pria itu mati-matian bekerja keras sesuai dengan yang Sekar mau. Apapun yang Sekar suruh, ia akan melakukan nya tanpa sedikitpun protes keluar dari mulutnya. Namun, semua usaha yang Nusa lakukan tidak pernah mendapatkan pujian dari Sekar. Semua usaha Nusa hanya dilihat setengah mata, Sekar tidak pernah merasa puas dengan yang dilakukan Nusa. “Iya... kau memang sudah berusaha. Tapi yang kau lakukan tidak pernah sesuai dengan keinginanku. Dasar! Kau memang lelaki terbodoh yang pernah aku kenal,” umpat Sekar. “Tidak seharusnya kau berkata seperti itu padaku. Aku ini suami mu,” protes Nusa. “Kau yang datang kepadaku dan meminta untuk menikahi mu, aku sudah meninggalkan keluargaku supaya kita bisa menikah. Sekarang kau mengatakan aku bodoh?” Nusa menjadi berang dengan kata bodoh yang keluar dari mulut Sekar. “Kau hanya seorang suami yang bodoh yang tidak bisa aku andalkan! Sudahlah... jangan membuat aku semakin membenci dirimu dengan menyebut kata ‘suami’. Aku menyesal! Entah apa yang aku lihat pada dirimu waktu itu. Kau sama sekali tidak punya kelebihan apa-apa! Tidak bisa diandalkan!” Sekar meninggalkan Nusa di kamar dan membanting pintu dengan kuat hingga menimbulkan suara debuman yang keras. Bagi Sekar, tiga tahun sudah cukup baginya untuk menerima Nusa. Pria itu sama sekali berbeda dari bayangan nya. Ia mengira Nusa bisa ia andalkan untuk mendukung bisnis yang ia jalankan, ternyata Nusa tidak bisa apa-apa. Sebagai marketing untuk mendistribusikan barang saja Nusa sering tidak becus, karena itu Sekar tidak mau lagi memakai jasa Nusa. Ia juga sudah tidak mau lagi melanjutkan pernikahannya karena Nusa hanyalah menjadi beban bagi hidupnya. Nusa terduduk lemas di lantai kamar. Ia tidak menyangka akan diperlakukan sehina itu oleh Sekar. Apa yang tidak ia lakukan? Selama tiga tahun berumah tangga, Nusa tidak pernah menolak semua yang Sekar minta. Apapun itu... meski sebenarnya Nusa memang tidak punya keahlian untuk mengerjakan pekerjaan tersebut namun ia selalu berusaha dan melakukan yang terbaik. Nusantara, sekarang ia berusia 35 tahun. Dahulu ia hanya seorang tukang bangunan, tapi ia tidak bodoh seperti yang Sekar katakan. Nusa memang tidak pernah duduk di bangku sekolah, tapi ia bisa menulis dan membaca. Keadaan ekonomi orang tuanya yang membuat Nusa tidak sekolah. Setiap hari, ia terus dibawa ayahnya bekerja, ayahnya pekerja serabutan, apapun dilakukan supaya Nusa dan ibunya bisa makan. Nusa menuruni karakter ayahnya, kerja keras sudah menjadi kebiasaan Nusa setiap hari. Karena itu, ia tidak pernah menolak semua yang Sekar perintahkan. Nusa memakai jaketnya, sudah tidak ada gunanya lagi bertahan. Tiga tahun bersama cukup bagi Nusa untuk mengenal karakter Sekar. Istrinya itu selalu merasa benar dan tidak pernah mau dibantah. Sudah berkali-kali Sekar mengusirnya dari rumah, namun Nusa tetap bertahan dan berharap Sekar berubah pikiran. Setelah kata bodoh yang di ucapkan Sekar barusan, Nusa menjadi paham kalau ia memang sudah tidak dibutuhkan lagi. Pria itu menghela nafasnya, ia memandangi rumah yang sudah ia tempati selama tiga tahun ini. Sekarang, ia sudah tidak memiliki apa-apa lagi. Ia juga tidak memiliki rumah yang akan menjadi tujuan nya untuk pergi. Namun, untuk kembali masuk ke rumah Sekar sangatlah tidak mungkin. Wanita itu sudah terang-terangan mengatakan ia bodoh dan sudah tidak bersedia lagi menjadi istrinya. Jangankan Sekar, kedua anak Sekar saja tidak pernah menghargai dirinya sebagai ayah sambung dan sekarang, Sekar juga melakukan hal yang sama. Harga diri Nusa benar-benar sudah terinjak! Nusa mengeluarkan sepeda motor yang biasa ia pakai. Dulu sewaktu awal menikah, ia diperbolehkan memakai mobil. Setelah itu, ia dibelikan sepeda motor untuk ia pakai jika akan bepergian. Ia hanya menaiki mobil jika pergi bersama Sekar. Nusa menghidupkan sepeda motornya, sekali lagi ia melihat pada rumah yang akan ia tinggalkan. Kedua matanya berkaca-kaca, bukan karena ia akan meninggalkan rumah mewah yang telah memberikan ia kenyamanan setiap malam, tetapi karena ia teringat dengan keluarga yang sudah ia tinggalkan tiga tahun yang lalu. Ternyata, seperti ini rasanya tidak di anggap dan tidak di hargai. Angin bertiup dengan kencang, Nusa membawa sepeda motornya melaju ke luar perumahan elite tersebut. Sesekali ia megusap lengan kanan dengan tangan kirinya untuk mengurangi rasa dingin akibat terpaan angin yang datang dari arah depan dan melawan laju kendaraan yang ia bawa. Motor Nusa melaju, pria itu membawa motornya tanpa arah dan tujuan. Hampir satu jam Nusa membelah jalanan, gelapnya malam dan rintik hujan yang mulai turun membuat Nusa kesulitan untuk melanjutkan perjalanan. Lalu ia memutuskan untuk berhenti di sebuah ruko yang sudah tertutup guna berteduh dari hujan yang semakin deras. “Apa aku akan tidur di sini untuk malam ini?” pikir Nusa. Beberapa saat kemudian pria itu menggelengkan kepala. Ia pernah hidup miskin, tapi ia tidak pernah menjadi gelandangan dan tidur di sembarang tempat. Nusa memutuskan untuk tetap menunggu sampai hujan sedikit reda dan melanjutkan perjalanan yang entah kemana tujuan, ia sendiri juga belum tau. Pria itu lalu merogoh dompet dari dalam saku celana yang ia pakai. Ia membuka dompet dan melihat isinya. “Alhamdulillah, masih ada sedikit uang,” gumam Nusa, kedua sudut bibirnya terangkat karena senang kalau ia tidak akan tidur di jalanan malam ini. Nusa menggosok-gosokkan kedua telapak tangan untuk menghangatkan tubuhnya. Pria itu bukan pria perokok yang biasa menghangatkan tubuh dengan rokok yang ia hisap. Kemudian ia membawa telapak tangannya ke mulut, meniup-niup telapak tangan tersebut biar hangat. Tatapan Nusa jauh kedepan, hujan semakin deras turun. Lalu lalang kendaraan di jalanan sudah tidak seramai tadi, hanya beberapa mobil yang berani lewat melintas dengan cuaca yang tidak bagus seperti ini. Kembali Nusa merenung, pikirannya kembali ke tiga tahun yang silam. Ada luka yang Nusa rasakan di hatinya mengingat Larasati memohon di kakinya agar tidak meninggalkan ia dan anak-anak. “Tuhan... bisakah kau mengembalikan aku pada keluargaku? Aku ingin menebus dosaku pada istri dan kedua anakku.” Seketika petir menggelegar setelah Nusa mengucapkan doa itu.

editor-pick
Dreame-Editor's pick

bc

Kembalinya Sang Legenda

read
21.8K
bc

Time Travel Wedding

read
5.4K
bc

Legenda Kaisar Naga

read
90.5K
bc

Romantic Ghost

read
162.6K
bc

AKU TAHU INI CINTA!

read
9.1K
bc

Putri Zhou, Permaisuri Ajaib.

read
4.0K
bc

The Alpha's Mate 21+

read
146.6K

Scan code to download app

download_iosApp Store
google icon
Google Play
Facebook