bc

Kenangan Alshamira

book_age18+
1.1K
FOLLOW
3.5K
READ
HE
powerful
independent
self-improved
confident
inspirational
female lead
self discover
weak to strong
office lady
like
intro-logo
Blurb

Namaku Alshamira Paradista. Kini aku sudah berada di depan pintu ruang kerja kekasihku, tepatnya calon suamiku. Sudah hampir seminggu ini dia terasa cuek dan mengulang kesalahan yang sama secara terus menerus. Seperti aku bukan prioritasnya. Pernikahan kami tinggal menghitung hari, tapi lihatlah laki-laki yang ada di dalam ruangan dengan kaca yang terbuka itu sangat sibuk hingga kantung matanya terlihat menghitam.

“Kamu niat nikah gak sih, Miles?!” Seruku pada calon suamiku, Abraham Miless

Miles yang tidak bisa menjawabku membuatku cepat pergi dari hadapannya. Lalu disinilah aku, melihat kendaraan yang berlalu lalang diluar sana. Mataku terhenti dengan sosok pria bersetelan jas dengan tinggi yang sama dengan Miles. Ia terlihat sedang memainkan gadgetnya. Wajahnya masih sama dengan wajah yang yang ku kenal dulu, tapi kini ia terlihat jauh lebih dewasa dibanding saat itu.

Rasanya seperti takdir selalu mempermainkanku. Dulu, Tuhan memisahkan kami saat perasaan cinta dalam diri kami sedang membara. Kini, Tuhan mempertemukan kembali kami dengan keadaanku yang sedang kacau. Apa hidup sebercanda ini?

chap-preview
Free preview
ALSHAMIRA
Aku tidak mengerti lagi, kenapa aku selalu terjebak dalam suasana yang tidak menguntungkan bagiku secara berulang. Aku sudah pernah melewati fase ini dan aku mengalaminya lagi. Aku sangat benci sekali. Namaku Alshamira Paradista. Kini aku sudah berada di depan pintu ruang kerja kekasihku, tepatnya calon suamiku. Sudah hampir seminggu ini dia terasa cuek dan mengulang kesalahan yang sama secara terus menerus. Seperti aku bukan prioritasnya. Pernikahan kami tinggal menghitung hari, tapi lihatlah laki-laki yang ada di dalam ruangan dengan kaca yang terbuka itu sangat sibuk hingga kantung matanya terlihat menghitam. Aku masih termenung di depan ruangannya yang disekat dengan kaca untuk membatasi ruangannya dengan ruangan para karyawannya. Badanku sangat lelah, hormonku mendukung untuk mengamuk sejadi-jadinya saat ini. Bagaimana bisa dia melupakanku seminggu ini. Bisa aku sebut dia melupakanku karena sudah seminggu ini dia menjawab pertanyaanku dengan seadanya dan aku tidak bisa menemuinya karena alasannya sibuk. Apa itu bisa ku terima? Aku sudah berdiri disini sejak beberapa menit lalu, bahkan dia tidak merasa diperhatikan oleh seseorang. Aku kesal sekali! Aku bergegas masuk ke dalam ruangannya dengan menyentak pintu kacanya dengan kasar. Suara decitan pintu berhasil mengalihkan pandangannya. Kami saling memandang sebentar, wajahnya berubah menjadi senyuman yang terlihat lelah. Aku tidak ingin tergoda untuk itu. Aku berjalan menuju saklar yang terhubung dengan gorden yang akan menutup seluruh kaca ruangan agar karyawannya tidak melihat apa yang selanjutnya aku lakukan pada bos mereka. “Kenapa Sha? Ada masalah sama WO?” Dia merasa tidak salah karena tidak menghubungiku dan hanya menanyakan soal persiapan nikah? What?! Aku malas menanggapinya. Aku berjalan cepat menuju pintu kacanya, lalu menguncinya. Saat aku selesai mengunci pintu dan membalikkan badanku, aku melihatnya sudah beberapa langkah didepanku. Aku sudah tidak bisa membendung air mataku. Aku kesal setengah mati dengan laki-laki tinggi dan muka ala Eropanya ini. Biasanya aku selalu luluh melihat ketampanannya. Kali ini, sudah tidak lagi! Aku tidak mau diperdaya lagi. “Sha? Kok nangis? Kenapa?” Mukanya sudah panik dan hendak memelukku. Aku sudah tidak bisa menahan isakanku. Aku mendorong badannya yang jelas lebih besar dariku dengan kekuatan penuh. Semua kemarahanku tumpah ruah tidak peduli bagaimana perasaannya saat ini. “Sha?!” Ucapnya dengan nada meninggi. Aku menatapnya nanar dengan sesenggukan. Aku tidak peduli terlihat sangat kacau saat ini. “Aku capek banget ya, Sha! Aku gak tau ada apa kalau kamu gak cerita?” Mukanya semakin kebingungan. Aku masih belum sanggup berkata-kata. Rasanya sakit karena sepertinya ini hanya pesta pernikahan yang kuinginkan dan dia tidak peduli. Aku merasa dia hanya mau semuanya beres. Dia tidak peduli seperti apa pesta itu nantinya? Baju apa yang akan aku pakai? Bagaimana dekorasinya, undangan seperti apa yang bisa dikonsepkan untuk kami berdua? Semuanya ku kerjakan tanpanya. Walaupun aku dibantu oleh Mama dan calon Mertuaku, tapi aku ingin dia juga ikut. Apa salah? Aku butuh teman berdiskusi. Bukan pesta pernikahan yang hanya akan menjadi impianku. Aku ingin dia terlibat juga. “Alsha..” Suaranya melembut dengan kedua tangannya yang sudah menyentuh pundakku. Mungkin karena aku asyik menatap kosong wajah kekasih dihadapanku ini. Aku jadi tidak sadar dia sudah sangat dekat denganku. Wangi tubuhnya mampu menarikku ke dalam kesadaran penuh. Aku menghentakan dengan kasar tangannya dari pundakku. “Kamu anggap aku apa Miles?!” Ucapku tajam pada calon suami tampan dihadapanku, Abraham Miles. “Apa sih, Sha?” “Kamu jawab cuma oke, ya, gak! Aku gak tau sehari-hari kamu ngapain! Mau ke kantor kamu harus pakai ijin! Gila ya kamu?!” “…” “Kamu niat nikah gak sih, Miles?!” “Aku serius, Sha! Pernikahan kita tinggal menghitung hari aja. Ini semua supaya aku gak keganggu pas kita nikah nanti. Ini semua buat kamu, Sha!” Ucapnya dengan nada yang tak kalah tinggi. “Kamu selama ini ngapain? Kamu gak mau terlibat di acara nikahan kita? Atau kamu gak mau aku terlibat dalam kehidupan kamu?! Hah?!” “Alsha!!” “Apa?!” “Kamu jangan asal bicara, Sha. Kamu kenapa sih? Kamu tau aku memang kerja di bisnis ini dan kayak gini, Sha. Dari dulu. Dari dulu, Sha! Aku cuma lagi..” “Miles! Kamu bahkan gak pernah cerita lagi ada apa? Apa yang bisa aku bantu. Kita lagi kayak jalan sendiri-sendiri Miles. Aku mau kasih tau kamu apa yang aku lakuin supaya kamu bisa tau kegiatanku, tapi kamu gak mau denger. Aku balik, aku yang mau dengerin kamu apa yang terjadi dan kamu juga gak mau cerita ke aku apa yang terjadi. Ini gimana mau kamu Miles?! Hah? Apa mau kamu?!” “Aku minta maaf, Sha. Aku cerita kalau ini udah selesai. Maaf ya..” “Aku gak mau ini kejadian dua kali sama aku, tapi kamu pikir lagi deh. Kamu bener mau nikah sama aku? Aku mau ini seumur hidup walaupun kita gak tau kedepannya kayak gimana. Aku gak apa gagal nikah buat kedua kalinya, asal aku beneran nikah sama jodoh aku. Aku gak mau masalah kayak gini buat rumah tanggaku jadi bubar! Karena aku ngerasa gak dianggap ada!” “ALSHAMIRA!” “APA?!” “Sha, jangan macem-macem ya! Pernikahan kita tinggal beberapa hari lagi, Sha.” “Lalu? Gak ada yang gak mungkin di dunia ini Miles!” Tatapanku masih tajam menatap lak-laki dihadapanku. Semua kata-kataku tadi walaupun aku sudah memahami apa yang kuucapkan, tapi tetap rasanya nyeri sampai ke ulu hati. Kulihat Miles menarik nafas dalam. “Sha, aku minta maaf kalau kamu ngerasa kayak gitu. Kerjaanku banyak, Sha. Aku mau selesaikan semuanya sebelum pernikahan kita. Cuma itu.” Ia mencoba mendekapku dan segera ku dorong keras kembali tubuhnya. Ia terjungkal ke belakang. Aku tidak peduli lagi. “Kamu pikir lagi, Miles. Apa prioritas kamu? Apa aku masuk di dalemnya atau nggak?! Kalau memang ini harus diselesein sekarang. Aku gak masalah!” Ucapku berlalu membuka pintunya dengan kasar dan segera berlalu. Aku sudah tidak peduli dengan lingkungan sekitarku. BRAK! Ku tutup keras pintu mobilku. Ku sandarkan punggungku ke kursi mobil mini cooper kesayanganku ini. Aku sudah tidak menangis lagi. Mungkin karena aku sudah pernah menghadapi kejadian seperti ini dulu. Jadi rasanya tidak terlalu kaget. Aku menatap kosong ke bangunan kantor dua lantai yang ada dihadapanku ini. Berharap ada sosok lelaki yang tergopoh berlari dan memintaku untuk membicarakannya terlebih dahulu. Beberapa saat disana, aku tidak melihat harapanku terjadi. Tidak ada apapun, bahkan sekedar pesan atau telepon dengan nada hangat yang biasanya kudapatkan dari laki-laki yang memiliki status calon suamiku itu. Air mataku kembali jatuh, gertakanku tadi sepertinya tidak berarti apapun untuknya. Aku sudah akan menjalankan mobilku saat aku lihat Miles tergopoh dengan beberapa karyawannya untuk masuk ke dalam mobilnya. Jadi dia, masih memilih bekerja dengan giat sekarang? Aku menghembuskan nafasku panjang. Sepertinya aku tinggal menunggu jawabannya beberapa saat lagi, apakah ini akan berlanjut atau berakhir. Aku menyetir dengan perasaan kacau. Laju kendaraan, kubuat stabil. Aku lumayan bisa mengontrol emosiku ketimbang dulu. Dulu aku akan langsung menancap gas saat emosiku tidak stabil. Mobilku berhenti disalah satu café yang menjual menu kopi favoritku. Sejak kepindahanku ke kota Surabaya ini, café ini merupakan salah satu favoritku. Suasananya yang santai dan menenangkan membuatku sering sekali mengunjungi tempat ini. Jangan tanya bagaimana perasaanku setelah pertengkaranku dengan Miles, hatiku kacau. Aku tidak benar-benar menginginkan Miles untuk pergi dari hidupku, aku sudah berjanji dalam diriku sendiri. Aku akan melangkah pergi jika Miles mengatakan bahwa dia menginginkan semua ini berakhir. Selama itu tidak pernah dikatakan oleh Miles, aku tidak akan meninggalkannya. Seperti yang sudah kukatakan, ini kedua kalinya aku menjalani rencana pernikahan yang hampir gagal. Yang pertama, tentu saja aku benar-benar gagal. Aku tidak mau ini juga kembali gagal. Kalau ini sampai gagal, aku merasa seperti manusia bodoh yang jatuh ke lubang yang sama. Memalukan, buatku. Bayangan sosok laki-laki masa laluku berkelebat di dalam pikiranku. Sejujurnya aku terkadang masih memikirkannya. Laki-laki yang kupanggil Nash itu punya tempat tersendiri dalam hatiku. Seketika itu juga aku jadi merindukannya. Apa ini salah? Kuarahkan pandanganku melihat kendaraan yang berlalu lalang diluar sana. Mataku terhenti dengan sosok pria bersetelan jas dengan tinggi yang sama dengan Miles. Ia terlihat sedang memainkan gadgetnya. Wajahnya masih sama dengan wajah yang yang ku kenal dulu, tapi kini ia terlihat jauh lebih dewasa dibanding saat itu. Apa mataku tidak membohongiku? Apa itu benar Nash? Dia datang disaat hatiku sedang kacau? Seketika itu pikiranku terbang menuju kenanganku bersamanya. ***

editor-pick
Dreame-Editor's pick

bc

Tentang Cinta Kita

read
190.6K
bc

Dinikahi Karena Dendam

read
206.1K
bc

Single Man vs Single Mom

read
97.1K
bc

Siap, Mas Bos!

read
13.5K
bc

My Secret Little Wife

read
98.6K
bc

Iblis penjajah Wanita

read
3.6K
bc

Suami Cacatku Ternyata Sultan

read
15.5K

Scan code to download app

download_iosApp Store
google icon
Google Play
Facebook