Chapter 6

1359 Words
Senjata api yang di bawa laki laki berumur 35 th itu sama sekali tak berguna. Dengan kecepatan yang jenifer miliki begitu mudah baginya mengambil senjata laki laki itu dan menghancurkannya. Manusia yang sedari tadi ia incar sekarang berada dalam cengkramannya. Ia mencekik leher laki laki itu namun tidak dengan kekuatan penuhnya. Tawanya menggelegar karena sebentar lagi dahaganya akan terobati Laki laki itu berkali kali memberontak mencoba melepaskan dirinya dari cengkaraman tangan jenifer.  Merasa hal itu tak kunjung berhasil ia lakukan. Laki laki itu mengambil belati yang ia simpan di balik jaketnya. Dengan sekejap ia menggores pipi kiri jenifer sekuat tenaga yang ia miliki. Jenifer meringis menahan perih di pipinya dan membuat ia melepaskan cengkramannya. Laki laki itu tersenyum lebar merasa serangannya berhasil. Namun senyuman itu berubah seketika tak kala jenifer membalas dengan senyuman menyeringai menunjukkan taringnya yang semakin runcing. Dan bekas luka di pipinya perlahan menutup menghilang dengan sendirinya. Sadar akan bahaya bahwa bukan manusia yang ia hadapi. Laki laki itu melarikan diri menjauhi jenifer. Jelas saja hal itu membuat jenifer tertawa geli.  Mengingat manusia itu melarikan diri dari seorang vampir yang bahkan mustahil untuk ia kalahkan. "heii... Kau berlari menghindariku.  Ha ha ha ha.. Ayolah.  Aku tidak suka bermain main dengan makananku" Meleset bak angin, dengan sekejap  jenifer sudah berada di depan laki laki itu, yang membuat laki laki itu berhenti berlari. Rasa takut yang ia rasakan semakin menjadi.  Dengan sisa tenaga ia berteriak sekuat kuatnya meminta tolong. Berharap sesorang datang menolongnya Namun hutan pinus itu terlalu lebat dan sepi. Cahaya matahari bahkan tak bisa menembusnya. Udara yang dingin karena kabut semakin membuat seram tempat itu. Teriakan yang ia lakukan sia sia. Hal itu justru semakin membuat jenifer bernafsu untuk meminum darahnya. Ekspresi ketakutan laki laki itu seolah olah memenuhi hasrat tersendiri bagi jenifer Tanpa membuang waktu.  Jenifer mendorong laki laki itu,  hingga punggungnya tersender ke salah satu batang pohon pinus, ia memposisikan leher laki laki itu agar mudah untuk ia hisap darahnya. Jenifer mencium leher itu dan merasakan bau darah segar yang memabukkan Detik berikutnya jenifer lansung menancapkan taring runcingnya. Laki laki itu berteriak dengan suara tercekik menahan sakit. Tubuhnya bergetar dan matanya terbelalak ke atas. Sementara jenifer memejamkan matanya menghisap semakin kuat darah laki laki itu, Ia terbuai dengan rasa manis darah manusia itu,melepaskan seluruh dahaganya hingga ia lupa akan peraturan yang sudah di tetapkan. Yang ada di fikirannya sekarang hanyalah menghisapp habis darah manusia itu. Setelah ia merasa puas. Barulah ia melepaskan hisapannya. Dan jelas saja manusia itu tergeletak tidak bernyawa dengan dua lubang besar bekas gigitan menganga di lehernya. Jenifer menyeka bibirnya yang masih berlumutan darah. Kreekkk... kreekk... Krekkk Suara ranting kayu kering yang diinjak begitu nyaring  terdengar di telinga jenifer, ia membalikkan badannya mencari sumber suara.  Dan benar saja.  Seorang gadis berdiri tidak jauh di belakangnya, yang sedari tadi tanpa jenifer sadari gadis itu menyaksikan semua yang telah ia lakukan. Harleen tertegun dengan tatapan jenifer,  mata mereka saling beradu.  Saling berfikir satu sama lain akan apa yang harus di lakukan. Di satu sisi jenifer mulai ketakutan karena ada manusia lain yang menyaksikan ia meminum darah laki laki itu. Sekilas jenifer mengingat peraturan yang sudah di tetapkan.  Dan di sisi lain harleen masih syok dengan dirinya yang melihat dengan matanya sendiri kalau wanita di depannya membunuh seorang laki laki yang terlihat jauh lebih kuat darinya dengan cara menggigit leher dan menghisap darahnya.... " aa.. Aa... Apa ini yang di sebut vampir" batin harleen dalam hati                                                                                     ********** Bulan telah menampakkan dirinya. Begitu terang dengan cahaya gerhana nya. Terasa indah menemani kegelapan malam. Belum lagi bintang bintang juga ikut menghiasi langit malam. Setiap insan yang melihat keindahan itu, akan larut dalam kedamaian. Meskipun begitu,  raleen tidak merasakan hal itu. Sedari tadi ia berdiri di depan pintunya menunggu kepulangan harleen. Omelan demi omelan keluar dari mulutnya.  Ia menyesali dirinya sendiri karena mempercayai putrinya. Nyatanya harleen tetap tidak pulang tepat waktu. Tiba tiba dari kejauhan rosalinda berteriak melambaikan tangannya. Harleen merasa cemas dengan kedatangan rosalinda bersama rombongan penduduk desa. Tampak ketua desa juga berada dalam rombongan itu. Harleen berlari menyusul rosalinda yang belum sempat masuk ke halaman rumahnya. Ia berdiri mematung di depan rosalinda tak kala ia melihat kusir pribadi rosalinda membawa kereta kuda putrinya. "li.. Liinda.. Apa yang?  Di.. Dimana harleen? Dan... Baiklah.. Hiuff.. Apa yang terjadi dengan anak itu? " dengan helaan nafas panjang, raleen berusaha setenang mungkin.  Agar fikirannya tetap jernih menghadapi situasi "dia... Aku... A. Aaku" ucap rosalinda gugup.  Ia bingung harus menjelaskan kejadian ini darimana. Tidak mungkin ia memberi tau kalau cristoflah yang menculik harleen. Mengingat raleen sangat mempercayai kebaikan pemuda itu. Tampa bukti apa yang bisa ia lakukan. "raleen.. Sebaiknya kau tenangkan dirimu dulu. Rosalinda menemukan kereta kuda putrimu di tepian hutan pinus.  Dan putrimu meninggalkan kereta ini disana" ketua desa mengambil alih situasi. Ia tau rosalinda tidak akan kuat menjelaskan situasi ini kepada raleen ibu dari sahabatnya "yya..yya.  aku tau ini kereta kudanya. Lalu dia dimana.. Aku brtnya dia dimana? " ralenn masih mencoba menahan kepanikannya. "maafkan aku madam.  Harleenn tdak ditemukan. Dia menghilang" kali ini rosalinda memberanikan diri untuk menjawab pertanyaan raleen "yya.. Yya dia memang suka menghilang.  Aaa.. Apa dia pergi melihat pemandangan lagi.  Bb.. Baiklah..aa aku akan mee-" " tidak madam.. Bukan itu maksudku. Harleen menghilang dan jejak kaki yang ku temukan ia diseret masuk ke dalam hutan pinus" Perkataan rosalinda begitu jelas di dengar raleen. Ia mengernyitkan dahinya. Merasa tidak terima dengan kabar yang disampaikan rosalinda. Raleen menghela nafas berulang ulang. Dadanya sesak memikirkan maksud dari semua orang kalau putrinya hilang tepat di sarang vampir itu.  " aa. Aapa yang kau katakan linda.  In. Ii.. Ini tidak masuk akal.. Aa.. Aku harus mencarinya" raleen ingin pergi meninggalkan rombongan itu.  Namun langkahnya terhenti karena rosalinda menahannya.  Ia tidak ingin sesuatu terjadi pada raleen. Mengingat malam semakin larut. Saat itu juga raleen berteriak histeris. Rasa kawatirnya pada harleen menghilangkan akal sehatnya, air mata yang sedari tadi ia coba bendung keluar sudah "kau tidak bisa kesana sendiri raleen. Ini sudah malam. Kau tau betul tempat apa itu" "kau tidak mengerti kepala desa.  Dia putriku. Tidak mungkin aku membiarkan dia sendirian di dalam hutan. Lepaskan aku.  Aku harus menyusullnya" "jangan bertindak bodoh raleen. Besok siang para hunter akan mencarinya. Kau bisa ikut dengan mereka. Tidak untuk malam ini" Kepala desa membentak raleen yang sudah mulai histeris melebihi orang gila. Rosalinda ikut menangis melihat keadaan raleen. Ia juga mencemaskan sahabtnya. Dan ia terpaksa menutupi kenyataan kalau cristof yang menculik harleen. Rasa sesak di d**a raleen seketika menjadi rasa panas. Hati dan jantungnya kini terasa terbakar. Pandangannya mulai kabur. Kepalanya pusing dan begitu berat. Ia mencoba mengedipkan matanya untuk kembali melihat jernih. Hal itu sia sia ia lakukan karena detik berikutnya raleenn jatuh pingsan, hilang sudah kesadarannya                                                                                                ******** Hutan pinus kini diselimuti kabut. Cahaya bulan nan terang samar samar menerangi isi dalam hutan. Kehidupan yang terdengar hanyalah binatang binatang penghuni hutan. Tidak ada manusia yang berani mendekati hutan itu di saat malam. Jenifer masih terpaku di depan harleen. Kini ia sudah kembali ke wujud normalnya. Seorang gadis cantik dengan rambut pendek seleher berwarna coklat. Sepadan dengan matanya yang berwarna coklat kekuningan. Ia memiliki badan yang mungil namun tidak kurus. Diselimuti pakaian mewahnya. Kulitnya putih dengan bibirnya merah lembut. Harleen masih syok dengan keadaan.  Terlebih jenifer yang sudah berubah total menyerupai manusia normal,  membuat keadaan semakin tidak masuk akal baginya... Tiba tiba alan dan jordan datang dengan rupa vampir mereka menghampiri jenifer....mereka menyeringai menunjukkan taringnya pada harleen.. Saat itu juga sesuatu seperti mendorong harleen untuk lari dan menghindari mereka bertiga... Jenifer kembali menyeringai kesal karna kedatangan alan dan jordan membuat harleen kabur.  Padahal dia sudah menyusun rencana agar harleen tidak membahayakan hidupnya.  Mengingat dirinya yang sudah melangggar peraturan yang sudah di tetapkan "siapa gadis itu my princes... Dan apa yang telah anda lakukan pada manusia ini di depannya" jordan bertanya akan situasi yang terjadi "dia menyaksikan semuanya.  Dan dia mengetahui identitasku. Kedatangan kalian membuatnya berhasil melarikan diri.  Bangsatt" gerutu jenifer melepaskan kekesalannya "apa...maksudnya anda melanggar... " "ohhh apa situasi ini kurang jelas alann... Aku tidak mau tau.  Carii gadis itu.  Selesaikan semuanya." Jenifer berlalu meninggalkan jordan dan alan, mereka berdua saling bertukar pandang penuh kekesalan. Karna kecerobohan jenifer membuat mereka sekarang dalam masalah besar....
Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD