Hari itu ... ada beberapa diary yang Rahee baca. Yakni:
Aku pencinta uang, keberhasilan, dan pemenuhan keinginan. Semula aku berpikir, hari-hari penuh suka citaku adalah saat aku mendapatkan semua itu. Materi yang sifatnya duniawi. Namun, ternyata tidak sepenuhnya begitu.
Ketika aku bisa menghasilkan uang dengan kemampuanku sendiri, memberikannya kepada orang tua, melihat senyum mereka, mewujudkan inginnya Mama, membantu kebutuhan keluarga, dari sana aku sadar … suka citaku ada pada mereka.
Ketika aku berhasil meraih mimpinya orang tua, duduk di kampus pilihan Papa yang menjadi satu-satunya harapan beliau, melihat Papa bercerita kepada temannya, membanggakan aku yang cukup membahagiakannya. Lagi, aku tersadar … inilah suka citaku.
Ketika aku menjadi wadah keluh kesah mereka, tempat pembagian beban, aku turut andil dalam memikirkan, hingga aku membantu meringankan kegelisahan mereka. Aku mampu. Dari sana aku bersuka cita. Aku melihat kerutan pusing di wajah mereka memudar segaris demi segaris.
Ketika aku gagal dan mereka tidak menyalahkan, ketika aku tidak mampu dan mereka beri aku pengertian, ketika asaku patah dan mereka membantuku untuk menguatkan. Ketika aku kehilangan dan tidak mendapatkan apa-apa setelah susah payah berjuang, mereka tetap ada dan mendukung dengan kepercayaan … percaya bahwa aku mampu, meski perlu waktu dan bukan di bidang itu.
Semua itu adalah hari-hari penuh suka cita yang aku miliki. Aku menangis, tapi hatiku senang karenanya.
Hal yang ingin terjadi dalam hidupnya, selayak tulisan tangan seseorang terkait keluarga. Namun, sayang ... ini Yoon Rahee, yang hidup tanpa tahu di mana ayah dan ibunya.
Lagi, Rahee buka lembar berikutnya. Diary yang Rahee baca di kala hening memeluk ruang, mencipta sepi yang cukup berarti. Yaitu:
Senyum-senyum sendiri di depan ponsel, wajar, itu karena kau si pengirim pesannya. Juga karena aku memilihmu sebagai raja di istana hati, aku ratunya.
Ketika aku jatuh cinta … kau yang menurut orang lain tidak ada apa-apanya, di mataku kau nyaris sempurna. Kau yang seperti ini adanya, lebih dari cukup asal kita terus sama-sama.
Wajar, sedang jatuh cinta. Hal-hal buruk tentangmu tersamarkan, yang baik-baik
nampak terang. Jatuh cinta membuat poros penglihatan berpusat pada dirimu seorang, tetapi terkadang menyesatkan.
Rela buang-buang waktu hanya untuk menunggu. Bersedia menjadi konyol di waktu - waktu tertentu asal bisa hibur dirimu. Ketika kau buat aku cemburu, aku sampaikan tanpa ragu. Sayangnya, sebatas kode-kode wanita. Menyebalkanya, kau tidak peka terhadap rangsangan yang kuberi.
Terkadang suka berlebihan, ujungnya jadi menggelikan. Mau bagaimana lagi? Jatuh cinta, dan setiap orang berbeda dalam menyikapinya. Saat kau memberiku sakit, semakin jelas terasa bahwa aku
memang sedang jatuh cinta. Sadar dengan hal itu … artinya aku harus
siap terluka.
Memang tidak melulu tentang luka, tetapi jatuh cinta juga tidak selalu berakhir bahagia. Awalnya saja, sebelum kemudian hambar, tidak berasa. Maka ketika aku jatuh cinta, aku akan menikmatinya. Bahagia atas itu secukupnya, sedih karena hal itu pun secukupnya. Diusahakan sama rata, sesuai takarannya.
Andai kenyataan dapat seringan isi tulisan yang Rahee baca. Begitu manisnya jatuh cinta. Membuat Rahee penasaran, kelak ... dia pasti akan jatuh cinta, dan Rahee ingin tahu bagaimana kisahnya. Kepada siapa cinta dia berlabuh?
Rahee ingin tahu.
Well, ketahuilah ...
Diary - diary itu, semuanya, adalah tulisan tangan Rahee sendiri. Yang akan dia cukupkan sampai di sini, sebab kenyataan menantinya untuk segera merajut kisah.
Namun, sebelum itu, sebelum kisah ini diceritakan, ada hal yang Rahee rasa perlu dijabarkan. Yakni terkait: Definisi cinta versi Yoon Rahee.
Yang mana cinta tidak sesederhana kelihatannya, mereka yang sekadar melihat orang jatuh cinta seringkali menganggap remeh perkara rasa. Rahee termasuk di dalamnya.
Konon, cinta itu tuna netra. Awalnya Rahee tidak percaya sebelum dia merasakannya. Hingga semua terasa benar dengan alasan cinta.
Seseorang bertahan karena itu cinta, seseorang menyakiti karena itu cinta, seseorang tersakiti karena itu juga cinta, seseorang serakah karena cinta pula, semuanya … tentang perkara rasa mengatasnamakan cinta, di mata mereka pun dengan Rahee … membenarkannya.
Hebat, ya? Hanya karena cinta, kehidupan bisa berwarna, tetapi juga mampu menenggelamkan asa … menjadi kelabu. Menurut Rahee, cinta itu indah bagi yang berbahagia karenanya. Cinta itu menakjubkan bagi yang mampu bertahan hingga hasil yang gemilang. Cinta itu fatamorgana yang bisa membuat seseorang sukses di masa depan. Namun, juga sebaliknya.
Cinta itu mengerikan, menyakiti sedemikian rupa pemiliknya. Cinta itu mematikan, ambisi yang berteleportasi menjadi obsesi karena terlalu mencintai. Cinta juga mematahkan, asa dan hati
pemiliknya dibuat berantakan.
Dan di sini ... Rahee pernah mengalami salah satunya, sempat berada di titik terendah, diterbangkan lalu dihempaskan, dibuat nyaman sampai berujung merasa tak aman. Cinta pun terkadang membingungkan,
nampaknya perbatasan sakit hati dan suka cita tipis sekali.
Cinta dengan kearifannya mendidik seseorang termasuk Rahee dalam kategori emosi. Satu yang dia yakini, cinta juga bergandengan tangan dengan nafsu.
Sungguh, ini kisah yang patut diceritakan.
***
“Bukan kisah masa lalu. Hanya ingin bercerita bagaimana caraku mencintainya.” [Oh Sean]
“Yang kutahu, iblis j*****m pun kalah kejam dengan dirinya.” [Yoon Rahee]
'Tak kenal maka tak sayang', banyak pepatah yang berkata demikian atau pun juga dengan: 'Malu bertanya sesat di jalan.'
Itu benar. Dalam artian:
'Bagaimana bisa kau menyayangiku, sedangkan kau saja tak mau mengenalku?'
Dan ...
'Bagaimana bisa kau mengenalku jika kau saja enggan bertanya padaku?'
***
Kita sempurna karena perbedaan. Kau melengkapi apa yang tidak aku miliki. Denganmu aku merasa tidak ada yang perlu dirisaukan. Kau dengan isi kepalamu dan aku dengan isi kepalaku. Kau dengan egomu dan aku dengan egoku. Berbeda, tetapi alangkah baiknya jika kita bisa bersama. Aku merasa hubungan kita cukup luar biasa karena satu sama lain mampu mengimbanginya.
Andai seperti itu ...
Terkadang perbedaan bisa membuat renggang, tetapi juga mampu menyatukan. Dengan adanya perbedaan, satu sama lain akan merasa dibutuhkan. Karena perbedaan, satu sama lain akan saling
menggenggam.
Namun, mengurai ketika perbedaan itu membahayakan. Bercerai ketika perbedaan itu tak lagi bisa menghangatkan. Kau dengan keras kepalamu dan aku dengan keras kepalaku … yang tidak bisa dileburkan. Kau dengan caramu, dan aku dengan harapanku. Melepas ketika perbedaan itu menyakiti tanpa kenal ampunan.
Itu … perbedaan. Menjadi indah saat tidak membuat resah. Manis ketika tidak
berujung tangis. Buruk ketika itu membuat terpuruk. Cekcok saat
merasa yakin tidak cocok.
***
Oh, Rahee ...
"Kenali aku lewat luka itu. Sebelum kau merasakannya ... kau belum mengenalku."
Seorang Oh Sean yang mencintai wanitanya dengan cara dan jalan yang ia buat sendiri. Tanpa tahu bahwa yang dia lakukan justru membuatnya mati, dalam artian konotasi.
Aren't you?
***
NOTE:
Ini Imprinted Traces Versi Dreame.
Beberapa nama tokoh seperti OH SEHUN aku ubah jadi OH SEAN.