When you visit our website, if you give your consent, we will use cookies to allow us to collect data for aggregated statistics to improve our service and remember your choice for future visits. Cookie Policy & Privacy Policy
Dear Reader, we use the permissions associated with cookies to keep our website running smoothly and to provide you with personalized content that better meets your needs and ensure the best reading experience. At any time, you can change your permissions for the cookie settings below.
If you would like to learn more about our Cookie, you can click on Privacy Policy.
“Kenapa sayang?” Tanya Umi Ainun yang terlihat khawatir dengan Zahra yang tiba-tiba meneteskan air mata saat mereka sedang duduk berdua setelah murojaah, lalu Umi Ainun menceritakan tentang kisah cintanya dengan Abi Zubair. “Apakah Umi tau … hinga detik ini … aku … aku masih sangat mencintai Gus Fayez, Umi.” Tangis Zahra pecah, wanita itu menutup wajah dengan kedua tangannya. “Ya Allah, sayang …” Umi Ainun langsung membawa Zahra dalam dekapannya, turut prihatin dengan hati Zahra yang pasti terluka setiap harinya sejak khitbah itu dibatalkan. “Umi minta maaf … Umi tidak tau sebanyak apa kamu terluka sejak Fayez menikah dengan Hasna … Umi minta maaf sayang … Umi bisa merasakan bagaimana rasa sakitnya itu, karena Umi pun patah hati kamu tidak jadi menikah dengan Fayez.” Bisik Umi Ainun