Bintang menautkan jari-jari pada sela jemarinya, lalu menundukkan. Ia tidak sanggup menatap mata lelaki yang di hadapannya. Pandangan mata lembut yang selalu ia sukai. Entah mengapa pandangan mata itu sekarang terlihat begitu menyiksa “Bee ... maaf kalau kamu merasa aku maksa, tapi tolong jangan gantung perasaanku.” Adi menggenggam tangan Bintang. “Maaf, Kak. Aku nggak bermaksud sejahat itu, aku belum mengerti dengan perasaanku sendiri, kalau aku kasih jawaban yang nggak dari hati, aku malah bisa nyakitin kakak.” Bintang mengigit bibir bagian bawahnya. “Gimana kalau kita coba pacaran selama satu bulan? Jika setelah satu bulan kamu sudah yakin dengan perasaanmu, kamu bisa kasih tahu keputusanmu padaku? Aku akan nerima apa pun keputusan kamu, Bee. Aku mengerti jika cinta nggak bisa dipaks