Tristan Bulol Parah

1038 Words

"Mama senang sekarang Tristan lebih sering pulang ke rumah ya Pa," ujar Ajeng, malam ini mereka berkumpul di ruang keluarga sembari menonton televisi, biasanya hal seperti ini jarang terjadi. "Ada yang ingin aku bicarakan sama Mama dan Papa," jawab Tristan dingin. "Pantes aja kamu mau gabung sama Mama dan Papa begini, ternyata ada maunya, Mama kecewa," gumam Ajeng sambil memajukan bibirnya beberapa senti. "Ada apa Nak?" tanya Thompson. Berbeda dengan Ajeng yang sangat suka menggoda Putra semata wayangnya itu, Thompson selalu serius bila berhadapan dengan Tristan, sejak kecil sosok Tristan sudah di bentuk untuk bersikap tegas oleh Thompson mengingat Putranya itu akan mewarisi semua Perusahaannya. Seorang Pemimpin harus tegas dan tak boleh lemah karena banyak kehidupan yang bergantung

Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD