Aku rasa aku sudah sangat siap untuk menghabiskan malam bersama Adrien. Sudah satu pekan sejak kami bertukar pesan melalui ponsel. Sejak dia menolak ajakanku. Saat itu pula aku tidak lagi mau peduli dengan ponsel sama sekali. Meski ada tapi aku mengabaikannya. Toh, tidak ada sesuatu yang sifatnya urgensi. Aku hanya punya nomor ponsel pria itu. Selebihnya tidak ada lagi. Bahkan bisa dibilang ini menjadi rahasia bagi kami berdua. Yang lainnya masih berpikir aku tidak punya ponsel seperti dahulu kala. Ketika aku kembali ke rumah, aku mandi cepat, lalu berdiri sambil bertelanjang di depan cermin yang ada di kamarku. Apa yang aku lakukan hanya mencoba untuk memutuskan apa yang akan aku kenakan. Aku sendirian di apartemen sekarang, dan akan tetap begitu sampai aku harus pergi. Kecuali ada tamu