Dia nampak ragu-ragu sejenak, lalu sekali lagi menurunkan kacamata di pangkal hidungnya. Untuk kemudian menatapku dalam-dalam. "Tidak disini," katanya sedikit mencicit lalu meraih lenganku dan menariknya pergi, menyusuri lorong lain. Aku sempat memprotes tindakannya yang kunilai begitu agresif, namun sisanya aku tidak banyak melawan lagi saat dia tidak buka suara sama sekali. "Jadi ada apa?" Aku bertanya begitu kami berada di luar jangkauan pendengaran orang banyak. Aku sendiri berusaha untuk tidak menunjukkan betapa gugupnya aku yang diseret olehnya ketempat ini. "Apa ini tentang lukisannya? Atau karena aku belum membayarmu dengan benar sesuai kesepakatan awal? Jika begitu aku-" "Tidak, ini sama sekali bukan tentang lukisannya," Dia dengan cepat memotong perkataanku. Kuberi dia waktu