bc

Kalau Masih Cinta, Bilang

book_age16+
2.0K
FOLLOW
10.8K
READ
others
drama
sweet
ambitious
witty
office/work place
others
shy
like
intro-logo
Blurb

Saira pernah mencintai Gara dan mereka sempat menjalin hubungan selama kurang lebih satu semester. Lama berpacaran, Saira tak sengaja tahu kalau perasaannya bertepuk sebelah tangan. Saira hanya dijadikan pelarian. Mereka pun putus. Mempertahankan hubungan yang berdiri sebelah kaki, nggak akan bisa tegak.

Beberapa tahun kemudian, Saira dan Gara bertemu lagi. Di waktu yang tak terduga. Apa mungkin mereka akan kembali bersama? Atau malah sudah punya pasangan masing-masing?

chap-preview
Free preview
1. Saira
"Nah, untuk tugas kalian, nanti akan ibu kirim melalui ketua kelas dan dikirim balik ke grup. Oke. Selamat pagi menjelang siang. Jangan lupa pakai masker dan cuci tangan kalau mau ke mana-mana." "Siap, Buuuuu!" "Bye-bye." Selesai belajar online, Saira lantas menutup aplikasi video call grup itu. Begitulah kegiatan Saira selama masa pandemi. Pekerjaannya sebagai guru matematika SMA, tapi sekolah diliburkan karena pandemi. . Meskipun tugasnya sebagai guru masih berjalan melalui online, tapi Saira ingin mencari pekerjaan sampingan menjadi guru privat ketimbang waktu berharganya dihabiskan dengan tidur-tiduran di kamar. Klik. Saira menekan tombol apply pada lowongan pekerjaan guru privat di salah satu situs kerja lepas terpercaya, menurutnya. Semoga diterima, pikirnya. Beres-beres rumah, sudah. Belajar online, sudah. Kirim lamaran pekerjaan, sudah. Sekarang saatnya rebahan. Ternyata memang enak jadi anak rebahan, goler sana-goler sini. Saira yakin sekarang berat badannya naik sepuluh kilo sejak tiga bulan kerja dari rumah. Apalagi kalo keseringan di rumah bawaannya suka makan. Kring. Ada pesan masuk di handphonenya. Ternyata itu dari grup gengnya, cuma berisikan empat orang. Tapi tiap hari grup wa itu berisiknya minta ampun. Sindi meet up yuk. bosen nih di rumah Kiran males. enakan bobo Aknes Yuk lah, meet up ke mana? kiran bobo teroooos. melebar nanti itu bodi Kiran biarin. ternyata ena juga jadi anak rebahan hehe Sindi Si kiran gak nganggur aja, udah mager. apalagi pas nganggur gini Kiran aku ngga pengangguran ya, ini work from home namanya. lagian ini lagi musimnya coronce, eyke ga mau ketularan kalo keluar rumah Aknes ya pake masker sama hand sanitizer. kan aman tuh Kiran Belum tentu. Banyak yg begitu tetep ketular Sindi yaodah kalo gamau, kita bertiga aja sama Saira. Eh, saira mana sih? Aknes Raaaa... Sairaaaa Kiran Biasaan banget tuh anak telat mulu masuk grup. cok cibuk Saira mau meet up ke mana? Sindi Tempat biasa, Di Bilangan Kafe Aknes Oh di situ. Rugi nih Kiran kalo ga ikut Kiran Apaan sih! Siapa bilang ga ikut? Kuy lah, let's goooo Saira ketawa melihat chatan terakhir Kiran. Padahal awalnya mager, pas dikasih tahu mau ke tempat di mana ada gebetannya, dia langsung yang paling heboh. *** Bilangan Kafe, adalah tempat paling pas buat nongki-nongki. Apalagi buat empat sekawan yang sekarang lagi asik ketawa-ketiwi bercerita. Awalnya sih, tempat ini cuma dijadikan alasan Kiran agar bisa ketemu sama pujaan hatinya, sang barista ganteng yang bekerja di sana. Tapi lama-kelamaan mereka jadi terbiasa nongkrong di kafe ini, karena selain suasananya yang nyaman, harga juga pas di kantong. "Oh iya, sebenernya tujuan gue ngajak kalian meet up sekalian pengen kasih ini." Sindi mengambil sesuatu di dalam tasnya dan, "tadaaaa! akhirnya gue jadi nikah." Katanya seraya menyerahkan surat undangan kepada tiga temannya. "Kapan nih?" tanya Kiran sambil membolak-balikkan surat undangan itu, belum merobek plastik pelindungnya. Biasalah, orang mager kan begitu "Dibaca dong, sayang. Kan ada tanggalnya di situ," jawab Sindi gemas. "Lima desember. Sebulan lagi dong." ujar Saira. "Iyap. Sebulan bisa lah nyari pasangan buat diajak kondangan." Sindi menaikkan alisnya naik-turun, kayak lagi ngodein. "Pengen gue geplak rasanya." sindir Aknes karena sebal yang justru dibalas ketawanya Sindi. Tangan Aknes sudah bersiap nyentil kening Sindi, tapi berhubung lagi social distancing, ya nggak jadi. "Gue mah gampang, tinggal ngajak mas gantengku nanti," kata Kiran dengan pedenya seraya melirik laki-laki ganteng yang lagi bekerja di meja bartender sana. "Kayak dia mau aja sama lo." sindir Aknes. "Yeee. Jangan sepele. Waktu nikahan Tio, aku ajak dia, dia mau kok." balas Kiran nggak mau kalah. "Siapa tau kan, dia nggak bakalan mau buat yang kedua kalinya." "Apaan sih! Sirik bilang." Aknes dan Kiran saling berantem kecil sambil memeletkan lidah. "Enakan pergi sendiri. Ngapain bawa-bawa pasangan, kayak wajib banget kondangan mesti punya pasangan." Perkataan Saira langsung disetujui oleh Aknes. "Betul tuh!" Di antara mereka berempat ini, cuma Sindi yang sudah taken. Sementara Kiran hubungannya masih gantung, Kiran sudah kode-kode suka sama bartender ganteng itu, tapi malah nggak peka. Sedangkan Aknes dan Saira belum ada tanda-tanda kedekatan dengan laki-laki. "Gue tebak, di antara kita, abis gue pasti Kiran nih yang nyusul nikah." Kata Sindi mulai tebak-tebakan. "Amiiiin. Doain ya, aku sama mas ganteng jadi." "Gue malah lebih yakin, nanti Saira yang abis nih nyusul." "Lah, kok gue?" Berbeda dengan Kiran yang mengaminkan tebakan Sindi, Saira malah protes akan tebakan Aknes. Dari mana ceritanya dia bakalan nikah bentar lagi kalo pasangan saja tak punya. "Ya siapa tahu kan. Nyokap lo kan suka jodoh-jodohin lo sama anak temennya. Kali aja kaaaaan, langung jadi secepatnya." "Eh, bener juga sih. Kan banyak tuh sekarang, nikah karena dijodohin." "Emang lo kira n****+! Ya kali, segampang itu mau nikah karena dijodohin." ujar Kiran membela Saira. "Apa sih! Siapa pula yang mau dijodohin!" "Lah, yang kemarin pas kamu blind date gitu. Gimana kelanjutannya emang?" tanya Aknes. "Nggak cocok. Aku tinggalin dia sendirian waktu itu?" tiba-tiba mood Saira down mengingat kencan buta yang dijalani baru-baru ini. Meskipun mamanya Saira berharap banget dia nikah secepatnya, dan selalu pengen kenalin dia ke anak-anak temannya. Tapi Saira selalu nolak. Nah, baru satu kali ini Saira mau memenuhi keinginan mamanya buat ketemu anak temannya yang mau dijodohin ke Saira. Tapi Saira malah dibuat kesal dengan kencan buta itu. "Kok bisa?" tanya Sindi, yang juga mewakili rasa penasaran dua teman lainnya. Saira menghela napas. Memang sih, kejadian sewaktu dia kencan buta sama orang yang mau dijodohin sama mamanya itu terjadi dua hari yang lalu. Tapi Saira belum cerita apa-apa ke teman - temannya soal itu. "Dia m***m banget. Baru ketemu, masa mau ngajak nginap di hotel." Tiba-tiba tiga temannya ketawa kencang yang mana justru menarik perhatian orang-orang di kafe itu. Tapi untungnya mereka langsung memelankan suara mereka. Lagi musim pandemi nih, dikira lagi mancing penyakit kalo ketawa kencang-kencang. Padahal mah, kalo dia musim-musim normal dulu, mereka bodo amat sama pelototan orang-orang. "Serius? Dia langsung ngajak ke hotel? Gila tuh orang!" Aknes geleng-geleng kepala, nggak habis thinking. Kayak lagunya keong racun, baru kenal sudah ngajak tidur. "Kalo gue jadi elo, udah kutendang burungnya." kata Kiran ikut geram. "Nyokap gue bilang, orangnya baik. Taunya, brengsek." Saira membuang napas kasar, dia kesal kalau diingatkan kejadian dua hari lalu. "Muka dua emang gitu. Di mata ibu-ibu, calon suami idaman. Aslinya sampah." "Betul!" Bersambung …

editor-pick
Dreame-Editor's pick

bc

Single Man vs Single Mom

read
97.1K
bc

My Secret Little Wife

read
115.9K
bc

Dinikahi Karena Dendam

read
219.6K
bc

Siap, Mas Bos!

read
19.4K
bc

Tentang Cinta Kita

read
203.2K
bc

Iblis penjajah Wanita

read
4.8K
bc

Suami Cacatku Ternyata Sultan

read
16.5K

Scan code to download app

download_iosApp Store
google icon
Google Play
Facebook