Chapter 7

1043 Words
Setelah tugasnya sudah selesai, Stela keluar dari kamarnya, dan menghampiri kedua orang tuanya "Ayo sayang, makan dulu," ujar Mamanya Stela menganggukkan kepalanya, lalu dia duduk di depan Mamanya. Keluarga kecil itu menikmati makan malam mereka. "Bagaimana kuliah kamu, sayang?" tanya Papanya "Kuliah Stela berjalan baik-baik saja, Pa." jawab gadis itu "Baguslah." ujar Papanya Malam yang semakin larut membuat gadis manis itu semakin mengantuk, dia akhirnya beranjak ke tempat tidurnya untuk beristirahat Untuk kali ini dia tidak bermimpi apapun, dan menikmati tidurnya dengan lelap. --- cip cip cip Suara kicauan burung di pagi ini sangat mengganggunya. Stela membuka matanya, dan merenggangkan badannya "Hmm .... " gumamnya Ketika gadis itu tengah mengumpulkan nyawanya, tiba-tiba seseorang mengetuk pintu kamarnya tok tok tok "Sayang, ayo bangun." ujar mamanya "Iya ma. Stela sudah bangun." sahutnya Setelah menyahuti mamanya, Stela beranjak dari tempat tidurnya. Dia berjalan masuk ke dalam kamar mandi. Lima belas menit kemudian "Pagi ma," sapa Stela "Pagi sayang," balas mamanya "Stela hari ini bisa bawa bekal roti lapis kan ma?" tanyanya "Tentu saja, sayang," Jawab mamanya Lalu Mamanya membuatkan bekal yang di minta oleh putrinya itu. Setelah jadi, Stela membawa bekal itu. "Stela berangkat ya ma," pamitnya "Iya sayang. Hati-hati." ujar mamanya Stela pun berangkat ke stasiun. Dia menunggu kereta hingga tiba. Beberapa menit kemudian, kereta yang di tunggu Stela akhirnya tiba, dia langsung berjalan mendekati peron. Setelah pintu terbuka, Stela masuk ke dalam kereta. Dia mencari tempat duduk yang kosong. Selama perjalanan, Stela bermain ponselnya sembari mendengarkan lagu. Dan ketika dia sampai di perhentiannya, Stela langsung menyimpan ponselnya kembali ke dalam tas Tap tap tap "Hai, Am," Sapa Stela "Hai, kamu bawa apa?" Tanya Amara "Roti lapis," Jawab Stela sembari menunjukkan makanannya "Wah ... Bikin orang lapar," Ujar Amara Stela pun tersenyum, kemudian dia menawarkan roti lapisnya pada Amara. "Apa kamu mau?" Tanya Stela Amara pun mengangguk mengiyakan sembari menyeringai, dia tidak akan menolak jika soal makanan. Stela begitu senang melihat Amara yang lahap memakan roti lapisnya. Setelah selesai makan, kedua gadis itu berjalan masuk ke kelas. Mereka sangat menyimak mata kuliahnya. Pukul 16.00 Setelah kelas usai, Amara dan Stela berpisah di depan Fakultas, karna Amara perlu ke gedung kegiatannya, sedangkan Stela harus langsung pulang. "Sampai bertemu besok, Stel," Ujar Amara "Iya. Sampai bertemu besok." Balas Stela. Ketika Stela sedang berjalan ke stasiun, tiba-tiba dari belakang ada yang mengagetkannya. Dia pun langsung berbalik badan, dan melihat orang itu. "Kak Axel," Gumam Stela. Gadis itu terlihat bingung melihat Axel yang mengagetkannya dari belakang "Ada apa kak?" Tanya Stela "Apa kamu mau pulang?" Tanya Axel Stela pun mengangguk mengiyakan, kemudian dia bertanya. "Kenapa kak?" "Aku akan mengantarmu," Ujar Axel "Mengantar Stela?" Gumam Stela heran "Iya. Aku akan mengantarmu dengan mobilku," Ujar Axel sembari menunjuk mobilnya Ekspresi wajah Stela langsung berubah, dia terlihat seperti takut. "Ehm ... Tidak perlu kak. Terima kasih. Stela bisa pulang sendiri." Tolak Stela beranjak pergi Axel mengernyit heran sembari melihat Stela yang berjalan semakin jauh darinya, beberapa saat kemudian dia pun beranjak. "Sebenarnya seberapa dekatnya Stela dengan kak Axel? Kenapa kak Axel ingin mengantar Stela pulang?" Gerutu Stela Dia terus memikirkan kejadian yang baru saja terjadi padanya. Hingga tanpa sadar, Stela sudah sampai di rumah "Stela pulang." Ujar Stela "Hai, sayang. Bagaimana harimu?" Tanya mamanya "Berjalan baik ma," Jawab Stela "Jika berjalan baik, kenapa wajahmu tidak bersemangat?" Ujar mamanya "Ah ... Tidak apa-apa ma, hanya sedikit lelah saja." Jawab Stela "Kalau begitu, masuklah ke dalam kamar, lalu istirahatlah." Ujar mamanya "Iya ma," Ujar Stela Gadis itu beranjak masuk ke dalam kamarnya. Dia langsung membersihkan diri, kemudian beristirahat. Tidak butuh waktu lama untuk Stela terlelap tidur. Siang ini Adele tengah berada di perpustakaan bersama dengan temannya, dia sedang membaca buku karna sebentar lagi akan ada ujian. "Del," Panggil temannya pelan "Huh?" Sahutnya "Coba lihat, bukankah itu laki-laki yang tempo hari melihat ke arahmu?" Bisik temannya Adele pun melihat ke arah yang di tunjuk oleh temannya itu. Namun, laki-laki yang di maksud oleh temannya itu tidak ada di tempat yang di tunjuk temannya "Mana? Tidak ada." Ujar Adele "Itu di san-" Perkataan temannya Adele belum selesai, karna memang laki-laki yang di maksudnya tidak ada di tempat duduk itu. "Loh! Kemana dia?" Tanyanya "Kamu bertanya padaku, lalu aku bertanya pada siapa?" Ujar Adele menggelengkan kepalanya Setelah itu, Adele fokus kembali pada bukunya. Dia tidak mempedulikan teman-temannya yang sibuk masing-masing. Selesai belajar, Adele dan satu temannya itu beranjak ke kantin. Ketika Adele tengah duduk sendirian menunggu temannya, tiba-tiba ada seorang laki-laki yang datang menghampirinya "Hai," Sapanya Adele pun mengangkat kepalanya, dia melihat wajah laki-laki itu "Ada apa ya?" Tanya Adele "Siapa namamu?" Tanyanya Gadis itu mengernyit heran melihat laki-laki itu bertanya namanya "Kenapa? Memangnya ada apa dengan namaku?" Tanyanya "Ehm ... Tidak apa. Aku hanya ingin berkenalan denganmu." Ujar laki-laki itu. "Perkenalkan namaku Ardan, semester 3." Ujarnya sembari mengulurkan tangan. Adele tidak menghiraukannya, dia hanya menatap laki-laki yang berdiri di depannya itu, hingga temannya datang "Del," Panggil temannya "Iya," Jawab Adele "Del? Namamu Del?" Ujar Ardan Gadis itu tetap tidak mempedulikan laki-laki yang berdiri di depannya, hingga dia duduk di depan Adele. "Siapa del?" Tanya temannya berbisik Adele pun mengangkat pundaknya, menandakan dia tidak mengenal laki-laki yang duduk di depannya itu. Akhirnya Adele melanjutkan lagi membaca bukunya, dan dia meminta temannya untuk tidak mempedulikan laki-laki yang ada di depan mereka. Namun, Ardan tidak berhenti bertanya atau bicara pada Adele walaupun dengan nada suara yang pelan. Lama kelamaan, Adele pun merasa terganggu, dia mengajak temannya untuk beranjak dari kantin. "Ayo, pergi saja dari sini." Bisik Adele Temannya itu mengangguk mengiyakan, lalu mereka berdua pergi dari kantin, dan Ardan pun mengikuti mereka. "Hei, del. Tunggu." Ujar Ardan yang menghentikan langkah Adele dan temannya Wajah Adele menunjukan ketidaksukaannya pada sikap Ardan yang seperti mengganggunya. Dia pun kembali berjalan dan melewati Ardan. Namun, sekali lagi Ardan menghadang jalannya. Adele pun merasa kesal, dia akhirnya bertanya "Apa yang kakak inginkan?" Tanya Adele "Kakak? Berarti kamu mahasiswa semester 1," Ujar Ardan. Adele hanya diam, dan tidak menyahuti perkataan Ardan. Lalu Ardan pun berkata. "Aku hanya ingin tahu namamu." Adele pun menghela napasnya kemudian dia menjawab perkataan Ardan "Adele." Ujar Adele singkat. Kemudian gadis itu dan temannya beranjak pergi, sedangkan Ardan masih berada di tempatnya "Adele. Namanya Adele," Gumam Ardan tersenyum.
Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD