Chapter 1

1036 Words
Adele berlari ke tengah jalan, dan tiba-tiba terhenti karna mendengar suara klakson. Ketika dia menoleh, matanya terkena pantulan cahaya dari sebuah mobil yang melaju ke arahnya dengan sangat cepat. "Adele!" Teriak seseorang. BRAK Bip bip bip bip Terdengar suara alarm yang berdering, namun tidak membangunkan orang yang memasangnya. Hingga seseorang masuk ke dalam kamar gadis itu, dan mencoba membangunkannya. "Stela. Ayo bangun sayang!" ujar seseorang separuh baya. Wajah Stela terlihat seperti ketakutan, dan tubuhnya bergerak seperti tengah bermimpi buruk. "Sayang, bangun!" ujar orang itu sekali lagi. Stela mulai membuka matanya, Dia langsung merubah posisinya menjadi duduk. Dia hanya melamun menatap ke depan. "Ada apa sayang? Kamu kenapa?" Tanya seorang paruh baya. Stela tersadar, lalu dia menjawab pertanyaan orang itu "tidak apa ma, Stela hanya bermimpi buruk saja," Mamanya mengelus kepala, serta wajah gadis itu, lalu berkata "Ini sudah pagi, lebih baik kamu segera bangun. Nanti kamu bisa terlambat ke kampus," Ujar mamanya. "Iya ma." Sahut Stela. Setelah mamanya keluar, Stela masih terdiam di atas tempat tidurnya. Dia mencoba menelaah kembali mimpinya. Dia merasa mimpinya seperti kenyataan, tapi selama ini dia tidak pernah bermimpi yang seburuk itu. "Mimpi apa tadi? Kenapa terlihat jelas dan nyata sekali?" Gumam Stela. Stela tersadar dari fikirannya setelah mendengar teriakan mamanya yang mengatakan jika dia harus segera bergegas mandi supaya tidak terlambat di hari pertamanya masuk Universitas. Auristela Allisya Lesham Shaenette merupakan gadis berusia 19tahun, dia baru lulus dan masuk Universitas. Dia gadis yang manis, dan imut. "Ma, Stela berangkat dulu ya," Pamit Stela memeluk, dan mencium pipi mamanya. Dia bergegas untuk berangkat karna waktunya sangat mendesak. Stela berlari keluar dari tempat tinggalnya karna takut terlambat. "Hati-hati sayang," Teriak mamanya. Gadis manis itu tidak mendengar perkataan mamanya, dia tetap berlari. Dia berjalan cepat menuju ke stasiun untuk naik kereta. Setibanya di kampus, Stela langsung berlari menuju ke Fakultasnya. Namun, ketika dia berlari tanpa sengaja dia menabrak seseorang. "Ah! Maaf," Ujar Stela. ketika bertabrakan, Stela merasa seperti terkena sengatan listrik, tapi karna dia sedang tergesa-gesa akhirnya dia pun berjalan pergi. Tanpa melihat orang yang di tabraknya, Stela langsung menuju ke Fakultasnya. Ketika Stela sampai di gedung Fakultas Ekonomi, ternyata di depan gedung Fakultasnya sudah ada mahasiswa yang berbaris untuk mengisi daftar hadir. Dengan nafas yang terengah-engah, dia diajak bicara dengan orang yang berdiri di depannya. "Hai," Sapa orang yang berdiri di depannya. "Hai," Balas Stela yang masih mengatur nafasnya. "Nama kamu siapa?" Tanyanya. "Stela," Jawab Stela. "Kalau kamu?" Tanya balik Stela. "Namaku Amara," Jawabnya. "Salam kenal Amara," Ujar Stela sembari mengulurkan tangan. Dan Amara pun membalas uluran tangan Stela, mereka berdua berjabat tangan untuk beberapa saat. Sembari menunggu giliran, tiba-tiba Stela teringat dengan tabrakannya tadi. "Siapa orang tadi? kenapa perasaanku seperti terasa dekat dengannya? dan kenapa tadi ketika bertabrakan dengannya, aku merasa seperti tersengat?" fikir Stela. "Hei!" Amara menepuk pundak Stela. Stela langsung tersadar, lalu dia melihat Amara. "Lihat. Ada kak Axel," ujar Amara. gadis manis itu langsung melihat ke arah yang di tunjuk oleh temannya. Mata Stela sama sekali tidak berkedip melihat Axel yang jalan bersama dengan temannya. "Kenapa jantungku berdetak kencang? dan kenapa aku seperti tidak bisa bernafas? kenapa seperti aku terasa dekat dengannya?" batin Stela. "Stel!" panggil Amara menepuk pundak Stela. "hah?!" Stela tersadar dari lamunannya. "Ada apa denganmu?" Tanya Amara. "Aku tidak apa-apa," jawab Stela. "Memangnya aku kenapa?" tanya balik Stela. Amara terlihat bingung menjawab pertanyaan Stela, "Kamu ... ehm ... Dari tadi kamu terlihat seperti tidak fokus," Jelas Amara. Stela hanya mengernyitkan dahinya "aa ... dari tadi kamu melamun, dan kurang fokus," jelas Amara yang terlihat seperti ketakutan "Tenanglah, aku tidak apa-apa. hanya ada beberapa yang sedang aku fikirkan saja," ujar Stela. "Oh ... Oke," ujar Amara. Pendaftaran di Fakultas pun telah selesai, setelah itu para mahasiswa baru bisa mendaftar ke kegiatan mahasiswa yang mereka inginkan. Amara pun bertanya pada Stela. "Setelah ini kamu akan mendaftar di kegiatan mahasiswa yang mana?" tanya Amara. "Ehm ... " Stela berpikir, dia tidak tahu harus ikut kegiatan mahasiswa yang mana. "Bagaimana jika kamu ikut bersamaku?" ajak Amara. Namun, Stela menolak untuk ikut, dia lebih memilih menunggu Amara di kantin. Amara pun berpisah dengan Stela, sedangkan gadis manis itu berjalan ke kantin sendirian. Selama berjalan ke arah kantin, Stela melihat sekitar kampus. Dia merasa seperti pernah berada di kampus itu, padahal dia baru pertama kali berada di situ. Stela akhirnya duduk sendiri dengan menikmati minumannya. Tidak lama Amara pun datang. "Maaf kamu menunggu lama," ujar Amara. "Iya. Tidak apa-apa," ujar Stela. Tiba-tiba Stela teringat sesuatu, dia pun bertanya pada Amara "Oh ya, tadi waktu ada senior yang lewat, kamu bilang namanya Axel, apa kamu mengenalnya?" tanya Stela. "Tentu saja aku mengenalnya. kenapa? Apa kamu tertarik padanya?" ujar Amara. "Apa sih. tidak. Aku tidak tertarik padanya, hanya ingin bertanya saja," ujar Stela salah tingkah Amara yang melihat sikap Stela seperti itu jadi ingin menggoda temannya itu. "Apa iya hanya ingin bertanya saja? apa kamu yakin?" goda Amara. Stela semakin salah tingkah, dia seperti malu sendiri. "Sudahlah, kamu tidak perlu menjawab pertanyaanku," ujar Stela. Temannya yang satu itu langsung menjelaskan pada Stela siapa Axel "Kak Axel merupakan mahasiswa tahun ketiga, dia merupakan mahasiswa di kegiatan musik, dan dia sangat berbakat," jelas Amara. "Oh .... " gumam Stela. TIIIIINNNNNNNN "Apaan sih?! membunyikan klakson mobil sampai segitunya," ujar Amara kesal Lalu Amara menoleh ke arah Stela, dan mendapati temannya itu tengah menutup telinga dan tubuhnya terlihat bergetar ketakutan. Amara pun langsung menghampiri Stela, dan bertanya "Ada apa denganmu? kenapa badanmu bergetar seperti ini?" tanya Amara mencoba menenangkan Stela. Setelah beberapa saat tubuh Stela kembali normal, dia tidak menutup telinganya dan tubuhnya juga tidak bergetar lagi. Amara pun bertanya pada Stela sekali lagi "Ada apa denganmu?" tanya Amara "Aku takut dengan suara klakson mobil yang begitu keras, dan nyaring," jawab Stela. "Hah! kamu takut dengan suara klakson mobil?" ujar Amara heran. Stela pun mengangguk mengiyakan. "Apa pernah terjadi sesuatu padamu?" tanya Amara. "Tidak," jawab Stela sembari menggelengkan kepala. "Lalu?" tanya Amara yang ingin tahu kelanjutannya. "Aku juga tidak tahu kenapa aku takut pada suara klakson mobil yang begitu keras dan nyaring," jelas Stela. "yang pasti ketakutanku ini sejak aku masih kecil." Wajah Amara terlihat bingung mendengar penjelasan Stela. Akhirnya mereka berdua mengabaikan pembicaraan yang baru saja, dan melanjutkan lagi dengan pembicaraan yang baru.
Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD