Sabang

2061 Words

"Sedang apa?" "Oh. Ini ada yang mau ngisi rumah yang ini, capt. Jadi mau dibersihkan dulu. Orangnya kayaknga mau nyampe." "Anak koas lagi?" "Iya, biasa lah, capt!" Ia hanya mengangguk lalu melanjutkan perjalanannya hingga tiba di rumahnya. Rumahnya sesederhana yang lain. Hanya saja tampak lebih luas. Ada garasi mobil juga yang memuat mobil jeep-nya. Lalu teras yang tak seberapa luas dengan banyak pot-pot tanaman. Rumah bernuansa hijau itu memang selaras dengan profesinya. Ia membuka pintu lalu masuk ke dalamnya membawa belanjaan yang tak begitu banyak. Dari hasil belanja warung di seberang gerbang komplek dan selalu berakhir dengan digoda oleh para ibu-ibu di sana. Ia sih tak ambil pusing. Mereka memang selalu begitu. Sangat kepo dengan urusan orang lain. Ia memasak sup pagi ini. L

Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD