Maira terkekeh-kekeh mendengarnya. Begitu sampai di ruang BEM, Prisa langsung menempelinya. Selama satu minggu terakhir, Maira sudah merampungkan magangnya. Kini saatnya kembali fokus pada urusan BEM dan juga mengurusi skripsi. Ya ia sedang menganalisanya. Kemudian menyusun bab pembahasan dengan cepat agar bisa segera sidang. Baru beberapa hari ini ia rajin ke ruang BEM. Ia sih belum bertemu Agha lagi karena ia tahu kalau cowok itu masih merampungkan penelitiannya. "Soalnya kak Agha tuh kayak gak pernah nanggepin sih. Kalo dikirimin pesan juga yaaa kadang gak dibales. Kalo nanya urusan BEM baru dibales." Prisa curhat soal keluhannya pada Agha. Ia tentu punya niat terselubung untuk hal ini. "Ya Agha itu emang bukan cowok yang mau diajak pacaran sih, Pris." Ia mengerucutkan bibirnya. Ya