Dengan mengandalkan informasi yang ‘diambil’ dari Karin, Jura memberi beberapa tugas pada Aimee, Arlo, Kyle dan teman-temannya yang — untungnya — tersadar terima kasih pada sup buatan Key yang terbaru. Mereka diminta untuk mengumpulkan ‘orang-orang’ yang ada di sini ke dalam akademi sihir dan menciptakan penghalang magis untuk melindungi mereka semua dari serangan apa pun yang kemungkinan besar akan mencelakai mereka.
Menurut Jura, upacara untuk pemanggilan jiwa ‘Ratu’ yang dibicarakan oleh Karin itu akan selesai pada tengah malam ini. Kemudian saat sang Ratu sudah memiliki kesadaran sepenuhnya, semua orang yang ada di dunia tempat Zeth dan yang lainnya terkurung akan dijadikan sebagai ‘makanan’ untuk mengembalikan kekuatannya sihirnya yang sudah lama tertidur.
Terlihat jelas kalau Lucius ingin menerobos masuk menghentikan upacara pemanggilan jiwa apalah itu sendirian ke dalam markas musuh, tetapi ia terus dihentikan oleh Jura. Entah sudah berapa kali Lucius dan Jura kembali berargumen karena Jura tidak ingin mengganggu ‘upacara’ itu, sedangkan Lucius ingin cepat-cepat menyelesaikannya sebelum masalahnya menjadi lebih rumit.
Dengan kening yang berkerut, Jura berkata, “Sudah kukatakan tidak! Apa kau tahu jika upacara itu dihentikan secara paksa, Mana yang sudah terkumpul di dunia ini akan meledak dan menghancurkan tubuh kita semua bahkan sampai debu pun tidak tersisa!?”
Lucius mengedipkan matanya berkali-kali, tentu saja pikirannya sama seperti Zeth dan yang lainnya, baru kali ini mereka mendengar hal itu dari Jura! Kenapa tidak dia katakan dari awal sebelumnya!?
“Lalu apa yang harus kita lakukan? Menunggu di tempat ini saja? Kenapa kau hanya memberi tugas pada orang-orang itu?” tanya Lucius lebih terdengar seperti geraman karena kesal.
“Tentu kita akan mulai menyerang tempat persembunyian orang-orang itu selagi ‘Ratu’ masih lemah,” jawab Jura tanpa ragu. “Kita lihat kondisinya terlebih dahulu, jika mereka menggunakan sihir hitam seperti yang aku ketahui, mungkin aku bisa menyegel kekuatan Ratu ini.”
“Kapan kita akan pergi, Jura?” tanya Syville.
“Nanti dulu, saat ini bukan waktu yang tepat.”
Lucius mengerutkan keningnya, kemudian melihat jam yang ada di ujung ruangan. “Tapi ini hampir tengah malam!”
“Tenang saja! Masih ada dua jam lagi sebelum tengah malam. Lagi pula aku sangat lapar! Apa kau tidak tahu kata-kata mengenai jangan pergi ke medan pertempuran tanpa perlengkapan yang memadai dan perut yang kosong!?”
“Ayahku sering mengatakan hal itu sebelum kami pergi berburu,” kata Key setuju sambil menganggukkan kepalanya. “Benar juga, perasaan tidak enak yang mengganjal ini ternyata perutku yang sedikit lapar.”
Lucius mengusap mukanya dengan keras, terlihat lebih seperti ia berusaha keras untuk mencoba menghilangkan rasa kesalnya. Meski terlihat menyeramkan, Lucius tetap menarik Syville ke dapur miliknya.
.
.
Dipimpin oleh Lucius, mereka menuju tempat persembunyian itu setelah selesai makan. Karena kemungkinan besar pihak musuh mengetahui kalau rencana mereka sudah bocor, Zeth dan yang lainnya pergi ke tempat itu secara terang-terangan. Bahkan, Lucius menendang pintu untuk masuk ke dalam tempat persembunyian itu dengan kencang.
Tentu saja, mereka baru sampai di sebuah rumah yang menjadi ‘kedok’ untuk menyembunyikan tempat persembunyian mereka yang sebenarnya.
Tempat persembunyian mereka berada jauh di bawah tanah. Setelah menemukan pintu rahasia yang berada di dapur rumah itu, Lucius terus memimpin jalana di depan mereka. Ia menolak untuk menggunakan api sebagai penerangan ketika mereka menelusuri lorong yang sangat gelap.
Beberapa kali mereka sempat berhenti, Lucius yang berjalan di depan kelompok itu menghentikan mereka karena ia merasa ada jebakan di depannya. Setelah mematikan jebakan yang dibuat oleh musuh, mereka kembali melanjutkan perjalanan mereka.
Setelah masuk ke dalam pintu rahasia yang ada di dapur rumah itu, Zeth dan yang lainnya harus menuruni berpuluh-puluh anak tangga sebelum berjalan menelusuri lorong yang sangat gelap. Beberapa kali mereka harus berjalan melewati koridor yang bercabang, tetapi tanpa ragu Lucius terus menuntun mereka.
Entah sudah berapa lama mereka berjalan di dalam kegelapan dan kesunyian, akhirnya di ujung lorong mereka berjalan Zeth bisa melihat sebuah pintu berlapis baja.
“Apa itu tempatnya?” tanya Jura.
“Ya,” jawab Lucius singkat.
Jura mengangguk-anggukkan kepalanya. “Setelah ini serahkan sisanya padaku,” katanya sebelum menciptakan bola api yang sangat besar. Tanpa ragu, ia meledakkan pintu yang berlapis baja itu dengan bola api yang diciptakannya. Dengan dentuman keras dan ledakan yang sangat panas, pintu berlapis baja itu meleleh ketika kepulan asap yang menghalangi pandangan Zeth mulai menghilang.
“Umm … bukankah lebih baik kita melakukan serangan secara diam-diam?” tanya Syville.
“Bah! Aku lebih suka cara yang seperti ini!” kata Key sambil menggulung lengan bajunya.
Jura hanya terkekeh pelan. “Ayo kita hancurkan pestanya!” []