Bagian 32

1292 Words

Mata Antonia mengerjap saat mendapati sinar cahaya memasuki rentina matanya. Seluruh tubuhnya masih terasa sakit dan sekarang yang ia lihat hanyalah cahaya matahari yang melewati kain tipis di jendela kacanya, pun ditemani suara-suara nyanyian burung di pagi hari. "Kau sudah bangun? Makan lah bubur ini lebih dulu. Setelahnya kita akan melihat si kembar." Antonia mengangguk pelan, menuruti ucapan bibi Arvien yang telah membawakan senampan makanan sehat di atasnya. Ada s**u juga, yang sangat Antonia benci selama kehamilannya. Perempuan itu lantas menoleh kepada perutnya dan mengusapnya perlahan. Sudah tidak berisi lagi. Anak itu telah keluar dari perutnya. Ah, ya. Mereka. Mereka pasti berada di luar sekarang bersama orang-orang desa yang pemasaran akan rupa keduanya. "Bibi, aku tidak ham

Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD