Bab 1. Hari Pertama Masuk Kerja
Hari senin. Ya, benar hari senin adalah hari pertama dalam satu minggu dan hari senin juga pembuka awal aktivitas pekerjaan ku ini.
Namaku Rayyan, banyak yang bilang aku ini tampan, tinggi kulit putih dan supel sehingga banyak yang suka, terutama kaum hawa(perempuan).
Aku ini baru lulus sekolah lho. Lalu aku mencoba melamar kerja di PT Adira, dan alhamdulilah di terima kerja sebagai Tellermarketing.
Mungkin bisa dibilang rezeki aku ini lagi bagus banget, soalnya lulus sekolah bisa langsung diterima kerja.
Dihari pertama ku masuk kerja, dimana hari pertama mengenal berbagai macam Customer(Pelanggan), cara menangani pelanggan, cara mengatasi komplain pelanggan dan bagaimana caranya pelanggan suka dengan apa yang kita tawarkan.
Okh iyah Tellermarketing itu adalah sejenis sales yang pekerjaannya menawarkan prodak(barang) via telepon, kalau sudah ada kesepakatan baru di atur kapan transaksi.
Untungnya, aku punya teman. Namanya Jaki, dia lebih awal masuk di Tellermarketing, jadi kalau aku bingung dengan pekerjaan aku ini, aku tinggal komunikasi saja sama Jaki.
Tapi yang namanya di dunia pekerjaan ada yang suka dan tidak suka dengan diri kita, contohnya Mike. Dia itu entah kenapa ketika bertemu dengan ku selalu marah dan menyuruh pekerjaan terhadap ku, meskipun itu bukan pekerjaan ku.
Misalnya kayak pertama aku masuk, karena mungkin banyak pekerja perempuan yang bilang, " ikh tampan banget sih, mau deh jadi simpanannya".
Disitulah kecemburuan pun berawal. Sampai-sampai hari pertama aku masuk kerja saja di suruh membuatkan kopi untuk Mike, gimana enggak masuk akal bukan? Hehehe...
Tapi yasudahlah. Namanya juga atasan aku ikutin saja kemauannya ketimbang di pecat hehehe.
Kan tidak lucu juga, baru satu hari masuk sudah membuwat masalah. Apalagi masalahnya dengan senior hehehe...
Pak Adam dan Ibu Anggel adalah bos aku di perusahaan itu, dan tidak di sangkanya anak perempuannya itu juga seumuran sama kayak aku, Namanya Cika.
Cika ini orangnya baik banget, pinter, cantik, putih namun cuek terhadap laki-laki.
Saking cueknya dia itu selama mengeyam dunia pendidikan(sekolah) belum pernah yang namanya pacaran dalam kamus Cika.
Yang Cika tahu hanya prestasi dan prestasi, seakan hidupnya itu pokus terhadap impian orang tuanya, yaitu ingin Cika sukses di masa muda.
Jujur aku saja terpesona dengan kecantikan dan segudang prestasi yang dia peroleh.
Namun aku sadar diri, aku hanya seorang anak petani dan tidak punya apa-apa, selain kerja keras dan doa.
Hari pertama aku di tellermarketing, di bagi menjadi dua tim.
Yaitu Rayyan, Jaka, Kamal kelompok satu di bawah pimpin Mike sedangkan Cika, Iges, Ayu kelompok dua di bawah pimpinan Jaki.
Kita di beri 500 nomor kontak customer(pelanggan) untuk di chat via sms satu persatu, apabila customer(pelanggan) ada respon, lanjut via telpon.
Bayangin 500 kontak telepon, mesti di sms satu demi satu hehehehe...
Sedangkan 500 kontak itu bukan untuk satu team tapi individu hahahaha kagak kebayang bukan, gimana rasanya jempol ini bergoyang di atas keyboard handpone hihihihi.
Tapi itulah resikonya menjadi seorang tellermarketing. Karena setiap pekerjaan itu sudah ada resikonya masing-masing.
Tiap resikonya ada levelnya masing-masing, sudah kayak resiko cinta juga sama ada levelnya hehehe.
Hari pertama ku kerja berjalan dengan baik, di lembar kontak urutan 100. Aku di respon oleh customer.
"Walaikumsalam, Pak Rayyan untuk handpone Samsung J6 biasa saya mau ambil dan kapan kita bertemu untuk melakukan transaksi?" Ujar customer atas nama yayu.
"Baik Ibu Yayu, kalau Ibu sudah merasa nyakin dengan pilihan Ibu yaitu Handpone Samsung tipe J6. Saya atur sekejul pertemuannya besok pagi pukul 10:00 WIB. Untuk lokasinya di kantor saja bagaimana Ibu Yayu?" Jawab Rayyan dengan nada jelas dan bahagia karena Ibu Yayu adalah Customer(pelanggan) pertamanya.
"Baik Pak Rayyan, Besok pukul 10:00 WIB saya ke kantor." Jawab Ibu Yayu.
Alhamdulilah, hari pertama aku kerja, dapet satu orang pelanggan yang mau ambil prodack. Ya anggap saja ini permulaan yang baik.
Dari dua team, hanya aku saja yang baru dapat pelanggan, untuk yang lainnya belum dapat pelanggan sama sekali.
Jam menunjukan pukul 16:00 WIB, tandanya waktu jam pulang kantor sudah tiba.
Yang lain pada bawa motor masing-masing bahkan Cika bawa mobil sendiri.
Hanya aku sendiri yang naik angkutan umum, ya memang aku tidak punya motor apalagi mobil hehehe.
Tapi aku yakin suatu saat aku pasti bisa memiliki semua yang aku inginkan, yang penting aku kerja keras.
Rayyan! Kamu pulang naik apa? Tanya Mike.
Aku pulang naik angkutan umum pak! Jawab Rayyan dengan perasaan tidak enak.
Okh naik angkot! Hahahaha
Kenapa ketawa pak? Ada yang lucu bukan! Tanya Rayyan.
Akh tidak! Heran aja zaman sekarang masih naik angkutan umum. Ujar Mike sambil meledek.
"Yasudah ya pak, angkutan aku sudah ada di depan. Aku pulang duluan." Ujar Rayyan kesal sambil berjalan menuju angkutan yang mau di naiki.
Tanpa di sadari Cika, Iges, Ayu, Jaka, Kamal memperhatikan Aku, mungkin mereka iba terhadap aku. Karena hanya aku saja yang pulang naik angkutan umum.
Aku pun naik angkutan, sepanjang jalan aku hanya bisa terdiam dengan karena masih terpikirkan kata Pak Mike yaitu, " hari ini masih naik angkutan." Secara tidak langsung memotivasi pada diriku sendiri, agar aku kerja keras supaya bisa menghasilkan sesuatu.
Tidak lama terasa, akhirnya aku sampai depan rumah ku. Aku turun dari angku, lalu berjalan kerumah.
Tok.. Tok.. Tok..
"Assalamualaikum, Ibu Rayyan pulang." Teriak aku depan rumah.
"Walaikumsalam, Iyah Nak masuk pintu tidak di kunci." Jawab Ibu yang sedang istirahat di kamar.
Ibu dimana? Tanya Rayyan.
Ibu di kamar Nak! Jawab Ibu.
Akhirnya Rayyan pun menghapiri sang Ibu sedang di kamar.
Tok.. Tok..
"Ibu Rayyan masuk yah?" Tanya Rayyan kepada sang Ibu.
Iyah masuk aja Nak. Pintu tidak di kunci ko.
Ibu sakit bukan? Tanya Rayyan.
Enggak Ibu hanya saja kepala Ibu pusing, mungkin kecapean ingin istirahat.
Gimana hari pertama kamu masuk kerja? Tanya sang Ibu.
Alhamdulilah Bu baik-baik saja, malahan aku sekarang nambah banyak teman Bu.
Okh syukur kalau begitu. Mudah-mudahan kamu betah yah? Ujar sang Ibu.
Iyah Ibu amin! Jawab Rayyan.
Tidak lama kemudian Bapak ku pulang dari ladang.
Karena Bapak aku kerjanya di ladang, hampir setiap hari keladang karena mata pencarian Bapak ku itu adalah di ladang.
Tapi alhamdulilah hasil dari ladang Bapak ku bisa menyekolahkan aku sampai lulus SMA.
Bapak sudah pulang. Ambilin minum dan berikan handuk takut Bapak mau langsung mandi yah Nak! Ujar sang Ibu kepada Rayyan.
Iyah Ibu, saya ambilkan handup Bapak dulu yah.
Akhirnya Rayyan pun berjalan ke lemari untuk mengambil handuk Bapak.
Bapak, ini handuknya yah?" Teriak Rayyan kepada sang Bapak. Karena Bapaknya sudah kurang pendengaran akibat uisanya yang sudah menginjak 70 tahun lebih.
Iyah Nak. Taro saja di kursi deket meja makan, nanti Bapak ambil. Bapak masih berkeringat soalnya.