Jam masih menunjukan pukul tiga pagi tapi Renata sudah tak bisa tidur nyenyak, dia merasakan sakit kepala hingga seluruh persendian di sekujur tubuhnya. Tubuhnya menggigil walaupun rasanya sangat panas. Ingin rasanya ia memanggil siapapun untuk meminta tolong tapi sekedar bersuarapun rasanya dia tak punya tenaga. Hingga akhirnya dia hanya bisa pasrah menerima rasa sakit itu. Tertidur kembali di iringi rintihan lirih yang keluar begitu saja dari mulutnya. Arkan yang tidak lupa harus berangkat pagi-pagi sekali dari sana, bangun lebih pagi dari biasanya. Membereskan mainan dan barang bawaan Rey, sebelum membangunkan puteranya itu. Arkan lalu keluar kamar untuk mengambil minum di dapur dan memeriksa Renata apakah sudah bangun atau belum. Keningnya mengernyit kala melihat Renata masih tidur