“Tidak usah malu. Aku ini suamimu,” kekeh Azril memerhatikan Safa yang tersipu. “Tapi aku bisa jalan sendiri.” Safa begitu malu. Tidak seharusnya diperlakukan seperti ini. “Aku tidak yakin kamu bisa berjalan, Sayang!” Azril berhasil membawa Safa ke dalam kamar mandi. Bahkan, sebelumnya sudah menyiapkan air hangat untuk wanitanya berendam. Mata Safa langsung membulat kaget. Pasalnya, di antara kedua kaki Safa memang terasa ngilu dan pikirannya semakin buyar saat Azril masih terdiam di hadapannya. “Mas tidak mungkin mau mandorin aku di sini, ‘kan?” tegas Safa menggigit bibir bawahnya. “Kenapa tidak, Sayang?” Pria itu sengaja menggoda istrinya dengan kedua alisnya naik turun. “Mas Azriil!” Safa bersiap hendak memukul Azril dan pria itu sudah lebih dulu pergi dari kamar mandi. Seketika