Selama perjalanan, Safa hanya diam. Otaknya terbayang dengan nama wanita yang Amih katakan, tampaknya sangat akrab bahkan respon suaminya pun begitu senang. “Kenapa, Sayang, ada sesuatu?” tanya Azril melihat istrinya yang tak berbicara. “Ah, tidak ada, Mas.” Safa mengalihkan pikirannya. Mungkin saja wanita itu masih saudara dengan Azril dan Safa sangat percaya pada suaminya. “Eh, A Azril ayeuna mah aya nu bisa dicekel nyah,” sapa para tetangga. Azril pun tersenyum ramah. Ia memang tak melepaskan genggaman Safa, sengaja ingin merasakan nikmatnya bergandengan bersama pasangan halal. “Muhun, Bu, alhamdulillah.” Safa juga ikut tersenyum tersipu. Berada bukan di lingkungannya memang terasa asing, tetapi tampaknya mereka semua orang baik dan Safa mulai merasa nyaman. “Bade ka mana kitu? M