Livy duduk di dalam tenda dengan kedua kaki yang lurus dan terjulur keluar tenda. Di bibirnya nampak senyuman yang tidak mau berhenti dan terus nampak semakin menjadi-jadi. Samuel yang tengah menyiapkan kayu bakar nampak tersenyum tipis, saat melihat wanita yang begitu senang sekali padahal hanya dibawa ke tempat seperti ini. Bagi Samuel memang biasa saja. Tetapi bagi Livy, yang jarang menyentuh dunia luar, ini adalah surga untuknya. Selama delapan belas tahun hidupnya. Bisa-bisanya ia baru datang ke tempat yang seindah ini. Rasa-rasanya, dibalik musibah yang menimpa dirinya, ia masih memiliki sedikit rasa bersyukur juga. Akhirnya, ia bisa menikmati kebebasan ini. Kebebasan yang sudah sejak lama ia idam-idamkan. "Hey! Apa kamu sudah gila?? Kenapa tersenyum sendiri begitu??" tegur Samuel