Kedua tangan Raveno terkepal erat ketika melihat bagaimana keadaan kekasihnya yang hampir 4 bulan ini susah sekali ia temui, tengah berdiri beberapa meter dari tempat Raveno berada. Dengan perut buncitnya, wanita itu tampak santai memilih-milih roti yang ada di depannya—masih belum menyadari keberadaan Raveno. "Jadi ini alasanmu menghindari dariku?" ucap Raveno tajam. Saat ini ia sudah selangkah di belakang kekasihnya itu. Dapat Raveno lihat jika punggung wanita itu tampak kaku ketika mendengar suaranya. Perlahan wanita itu mulai berbalik dan membelalakkan mata saat melihat Raveno. "Rav-Raveno?" Wanita itu melangkah mundur, sedikit takut dengan ekspresi dingin yang ditampilkan Raveno. "Ak-aku bisa menjelaskan semuanya." Raveno berdecih pelan sebelum mendekat, menggenggam tangan kekasi
Download by scanning the QR code to get countless free stories and daily updated books