Adrian menatap papanya dan bundanya. Baru kali ini dia benar-benar merasa bersalah karena harus berbohong kepada kedua orang tua yang sangat disayanginya itu. Tapi bagaimanapun juga dia tak berani menyampaikan berita yang sangat tak masuk akal ini, terutama bundanya. “Katakan sekali lagi, Yan. Kamu bohong tentang ini?” Suara bundanya terdengar begitu lirih, tapi Ian masih bisa mendengarnya. Dia sendiri tak mau melihat ke arah bundanya yang kini tengah dipeluk oleh papanya itu. Tapi saat dia menyampaikan hal itu kepada sang bunda, tentu saja bundanya itu tak percaya yang langsung memanggil Papa Langit. Di sinilah mereka berada, duduk di dalam ruang tengah. Di mana hanya ada dia dan kedua orang tuanya di depannya. “Bun, Ian kan harus move on.” Dia akhirnya berani mengangkat wajahnya dan me