..**.. Setelah mendapat pesan email itu, Chandly memang benar-benar marah. Dia merasa pria yang belum dia ketahui namanya itu hanya mengambil kesempatan emas atas kesalahan yang dia perbuat di dalam naskahnya. Dia sempat merutuki naskah yang dia buat sendiri. Namun sesaat, dia kembali berpikir dengan logikanya. Bahwa dia harus menyelesaikan semua dengan cara cepat. Bukan dengan menikahi pria itu. Juga tidak dengan menyerahkan mahkotanya yang berharga. Dia akan membuat sebuah perjanjian baru yang mungkin akan disetujui oleh pria itu, pikir Chandly. Chandly sempat izin kepada semua keluarga Afnan untuk pergi ke kantor penerbitan itu lagi. Terutama dia izin kepada sang Papa, Zhain untuk izin dari Rumah Sakit selama satu hari. M