Tugas Sekretaris Pribadi

1067 Words
  Kinan terus berusaha melepaskan diri dari Defan,tapi bukannya terlepas pelukan Defan malah semakin erat di rasakannya.   "Astaga pria ini benar-benar pandai sekali bermodus ria.,”gerutu Kinan.   "Pak ... bangun lepppasss!"ujar Kinan semakin kesal.   Sungguh meskipun dirinya sangat cantik dan tak sedikit pria yang berusaha mendekatinya tapi tak pernah ada yang seberani bos tengilnya ini.Lelah memberontak Kinan akhirnya menyerah,ia membiarkan bosnya itu tidur sambil mendekapnya. Bisa Kinan rasakan detak jantung Defan yang berdetak begitu cepat.   'Apa dia gelisah?’batin Kinan.Pada akhirnya tangan Kinan terulur ke punggung Defan dan mengusap-usapnya lembut.Hingga tanpa ia sadari dirinya ikut terlelap dalam dekapan bos tengilnya.   Tak lama Defan membuka matanya saat ia merasakan deru nafas teratur dari wanita dalam dekapannya.'Aku yakin jika kamu adalah Kinanku.Meskipun kamu entah berpura-pura atau benar lupa padaku,akan ku pastikan ku balas cintamu yang dulu,hanya kamu wanita satu-satunya yang menerimaku di saat kamu tak tahu siapa aku, darimu aku rasakan ketulusan di cintai.’batin Defan sambil membelai rambut Kinan lalu mengecup kening wanita cantik itu sebelum ia kembali memejamkan matanya. . . Kinan membuka matanya saat alarm di ponselnya berdering.Perlahan ia ingin bangkit sebelum ia mengerutkan keningnya saat ia merasakan berat di perutnya.Tak menunggu lama bagi Kinan untuk berbalik dan menemukan seorang pria yang tidur di sampingnya.   "Aaaa ...."teriak Kinan.   Brukkkk! "Aghh ...."   Kinan langsung menarik selimut dan merapatkan ketubuhnya sambil melirik takut ke bawah ranjang menanti respon dari orang yang baru saja ia tendang tadi.   "Gila kamu,apa tak bisa kamu kaget dengan anggun?"protes Defan sambil bangkit dari jatuhnya.   Kinan menatap takut pada Defan,pikirannya langsung blang seketika,berkali-kali ia menggeleng sambil bergumam tak jelas.   Defan mengerutkan keningnya melihat respon Kinan,Ia merasa ada yang tak beres dengan Kinan,perlahan ia naik kembali ke ranjang dan mendekati Kinan lalu menyentuh bahu wanita itu.   "Kinan... "   Kinan tersentak saat mendapat sentuhan di bahunya hingga ia tersadar kembali,lalu ia menatap Defan dalam dan mengingat kembali apa yang terjadi semalam.   "Maaf ... maaf ... aku hanya kaget saja,"lirih Kinan sambil menunduk atau melihat tak jelas kemana dan terlihat bingung.   Melihat itu Defan semakin merasa ada yang tak beres dengan wanitanya dan ia harus mencari tahu itu.   "Maaf ...,"ucap Kinan sekali lagi lalu ia turun dari ranjang dan langsung menuju kamar mandi.   Defan melihat ke arah kamar mandi,ia menghela nafasnya, entah kenapa ia tiba-tiba merasakan kesedihan di wajah Kinan.   Ting.... Defan melirik ke arah ponsel di dekat bantal. Ada ponsel Kinan di sana. Penasaran Defan mengambil ponsel itu.   "Dewa ...,"gumam Defan membaca nama seorang pria di popup layar ponsel Kinan.   "Siapa Dewa?"gumamnya penasaran,tanpa berpikir dua kali Defan membuka pesan di ponsel Kinan.   From: Dewa Pagi kesayangan ... aku baru pulang kerja mau langsung tidur, jangan ganggu ya mau hibernasi.   Membaca itu hati Defan memanas, ia mencengkeram ponsel milik Kinan erat.   "Apa Kinan memiliki kekasih sekarang?"gumamnya.   Tak ingin Kinan curiga dengan segera ia hapus pesan terakhir dari orang bernama Dewa meski hatinya semakin memanas saat sekilas ia membaca riwayat pesan mereka.   "Aku harus bergerak cepat,Kinan hanya boleh menjadi milikku,”ucapnya yakin.   Setelah menyalin nomor Dewa ke ponselnya Defan segera bangkit dari ranjang saat ia mendengar suara gemericik air dari dalam kamar mandi.   "Ah lebih baik aku keluar dari pada pikiranku travelling membayangkan apa yang sedang wanita itu lakukan di kamar mandi,”gumamnya lalu Segera keluar dari apartemen Kinan.   Tak lama setelah Defan keluar Kinan membuka sedikit pintu kamar mandi,ia sudah selesai mandi namun ia lupa karena terburu-buru tadi ia tak membawa serta baju yang akan ia kenakan hari ini.   Merasa jika keadaan aman karena tak ada pria itu di dalam apartemennya Kinan memberanikan diri keluar dari kamar mandi dengan bathrobe putihnya.   Segera ia membuka kembali kopernya dan mengambil cepat baju yang akan ia kenakan, melihat masih ada jas milik pria itu di atas meja televisi Kinan memutuskan untuk memakai pakaiannya di dalam kamar mandi takut jika tiba-tiba Defan kembali. . . Defan baru saja kembali setelah ia membeli sarapan untuk ia dan juga Kinan.   Melihat ke sekeliling dan tak mendapati Kinan,pria itu mengerutkan keningnya."Apa dia selama itu kalau mandi?"gumam Defan.   Ceklek.... Kinan keluar dari kamar mandi sudah rapi dengan pakaian kerjanya.   Uhukkkk.... Defan terbatuk melihat penampilan Kinan.   "Kamu mau kemana?"tanya Defan.   "Kerja lah."   Dengan susah payah Defan menelan paksa salivanya, sekarang bukan waktunya mempermasalahkan hasratnya yang timbul karena melihat penampilan Kinan tapi lebih ke perasaan tidak rela jika kecantikan dan keindahan tubuh Kinan bisa di lihat oleh laki-laki lain selain dirinya.   "Ganti bajumu,”perintah Defan.   "Kenapa? "tanya Kinan bingung.   Defan langsung memegang kepalanya lalu berkacak pinggang sambil menatap Kinan.”Kamu mau bekerja di kantor bukan jalan-jalan ke mall atau ke club malam."   Kinan memindai lagi penampilannya di depan cermin dekat ranjang. "Tapi aku tak punya baju lain yang lebih sopan dari ini,lagi pula kemarin aku lihat ada yang pakai rok lebih pendek dan ketat dari ini di kantormu."   "Yang benar saja kamu tak punya pakaian lainnya."   Kinan menggeleng."Ini gaya pakaianku dan ini manis sekali dan sama sekali tidak seksi."   Defan semakin tak tahan, ia memejamkan matanya sambil berusaha menetralkan perasaanya. Merasa tak lagi bisa menahan Defan menatap Kinan.   "Itu aku sudah beli sarapan untukmu,makanlah aku mau mandi,”ucap Defan sambil berlalu masuk ke kamar mandi.   Kinan mengedikan bahunya menatap pintu kamar mandi lalu menuju meja dapur dan melihat ada semangkuk bubur ayam.   "Bagaimana dia tahu aku tak suka kedelai di bubur ini?”ujarnya sambil mengambil sendok.   ...   Kinan menatap sekeliling ruangan apartement mewah dua lantai yang akan menjadi tempat ia tinggal mulai saat ini selama menjadi sekretaris Defan.   "Mau sampai kapan kamu diam di sana,ayo naik aku tunjukan kamarmu,”ujar Defan.   "Ah ... iya pak."   Tadi pagi dari apartemen Kinan,bukannya ke kantor tapi Defan langsung mengajaknya pindah ke apartemen miliknya.   "Ini kamarmu, di ujung sana kamarku.Ingat tugasmu setiap pagi membuat sarapan,lalu membangunkanku serta menyiapkan pakaian untukku serta membantuku bersiap-siap."   Kinan mengangguk."Ck ... aku sekretarisnya apa istrinya sih?"gerutu Kinan Lirih.   "Kalau kamu mau kamu bisa jadi istriku,”ujar Defan yang mendengar gerutuan Kinan.   "Eh ... bukan itu maksudku Pak,hanya saja kenapa Bapak memberikan aku tugas istri bukan sekretaris."   Defan menggeleng."Itu memang tugas sekretaris pribadi Kinan."   "Tapi kenapa tidak ada bedanya dengan tugas istri."   "Jelas beda ...." Defan mendekatkan wajahnya ke telinga Kinan lalu membisikan sesuatu.”tugas istri juga menemaniku tidur."   Dengan cepat Kinan mendorong tubuh Defan."Astaga...,"protesnya kaget.   Sementara Defan sedikit terkekeh melihat respon Kinan.Menurut Defan bukan hanya dari segi penampilan Kinan yang lebih menarik sekarang tapi juga Sikap Kinan membuatnya gemas dan semakin tertarik untuk memiliki wanita itu. . . myAmymy
Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD