“Emmm, iya, saya memang baru saja mau membuang samp ....” “Berhenti sandiwara dan katakan apa motifmu dikirim kemari?” tanya Zul yang memotong basa-basi dari Juwita. Dia memang sengaja tidak mengunci akses ke rooftop pembantu yang mengikutinya ini bisa ikut naik. Zul ingin bicara dan mencari tahu motif dari gadis muda ini. “Ma ... maksud bapak apa?” tanya perempuan ini dengan sok polos. Juwita memeluk tubuhnya sendiri dengan kedua tangan, karena ia mengenakan kaos tanpa lengan dan celana pendek. Pakaian seperti ini tidak terlalu pantas dikenakan oleh seorang pembantu yang tinggal di rumah orang. Zul mengangkat dagunya dengan angkuh, dia tak ingin gadis muda ini menganggap remeh padanya. “Aku tahu kau bukan pembantu biasa. Tidak ada gadis kampung yang bisa membuat pasta dan paham