Bab 22

1663 Words

"Masih ada kejutan lainnya untukmu,” ucapnya. Aku menghapus air mata. Seketika semua lampu menyala. Mataku membulat bahagia melihat siapa yang datang di hari istimewa ini? “Bunda … Ayah ….” ucapku lirih. Kulihat Ibu membawa sebuah kotak kecil berpita pink. Namun perhatianku lebih tertarik pada empat orang yang berjalan mengiringinya. “Heyyy! Kalian … gue kangennnn!” Aku berhambur menghampiri mereka. Namun gaun yang panjang dan sepatu hak tinggi ini membuatku hanya seperti lari di tempat. “Kami yang ke situ, Res!” Teriak kedua sahabatku, Andini dan Rimaya datang menghampiri. Kami berpelukan melepas rindu. Sudah beberapa tahun kami kehilangan komunikasi karena kesibukan masing-masing. Setelah pelukan terlepas, aku berpaling pada Bunda. Wanita yang memiliki senyuman paling tulus di

Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD