Bab 24

1522 Words

Ternyata hadiah dari bunda dan ayah ada hikmahnya. Sekarang sudah memasuki musim penghujan. Mas Indra sudah berangkat sejak beberapa menit yang lalu. Aku masih mencuci piring bekas sarapan pagi ketika ponselku berdering. “Hana?” “Hallo, Na! Ada apa?” “Res, Kamu berangkat naik apa? Aku di tukang nasi uduk nih keujanan! Mau pesen mobil online gak dapet-dapet,” tukas Hana. “Ya sudah, tunggu aku aja ... bentar lagi berangkat!” “Mau dibungkusin apa buat Dinda?” tawarnya. “Gak usah Na,” jawabku. “Res, aku kho sedih ya! Tadi semua teman-teman Devi di ajak Bu Minah naik alphardnya. Aku juga sebenernya ga kepengen naik mobil dia, tapi mbo ya basa-basi gitu, Ya Allah!” “Udah lah Na! Aku jemput sekarang, ga usah cengeng!” ucapku. Segera kumatikan sambungan telepon. Dinda terlihat sedang

Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD