"Apa kabar ,Dek?? Gimana kabar Om Rifai dan tante Dina?"
"Dek??" aku membeo bingung atas ucapan Pak Segara. Pak segara yang melihatku kebingungan malah senyum- senyum menawan gitu, inimah bsa bikin anak gadis orang kelepek- kelepek .
"Bapak kenal dengan orang tua saya??kenapa Bapak manggil saya Dek?"
"Kamu Rania eka wijanarko kan? Putri dari Rifai wijanarko?"Tanya Pak Segara dengan memicingkan matanya. Sumpah aku enggak tau sama sekali maksud Pak Segara, kenapa beliau bisa kenal sama ayah dan mama. apa ada yang aku lupa ya?
"Iya Pak. Tapi maaf sebelumnya Pak, Saya tidak pernah melihat Bapak sebelumnya, ini pertama kali saya lihat bapak"
"Yakin kamu kalau ini pertama kali lihat saya?" Aku menganggukan kepala tanpa menjawab dengan suara
"Kalau Abang Gara, kamu inget enggak?" aku menggelengkan kepala dan lagi aku menjawab tanpa suara.
"Ya udah ,enggak usah dipaksa buat nginget-inget, nanti kamu tambah bingung. Kamu masih ada kelas lagi?"
"Iya Pak, masih tiga puluh menit lagi kelas nya dimulai pak"
"Ya sudah ,kamu kalau mau ke luar silahkan!! salam buat Om Rifai dan Tante Dina ya"
"Baik Pak, nanti akan saya sampaikan. Kalau begitu saya ijn ke kelas ya Pak" Aku berdiri dan membungkuk kan badan kemudian melangkah ke arah pintu, Kulihat dari ekor mataku Pak Segara sedang tersenyun tipis bangget nyaris tak terlihat senyumnya, Ganteng- ganteng tapi kok pelit senyum sih pak. Sepanjang aku jalan setelah keluar dari ruang Pak Segara , Aku mengingat -ngingat nama Bang Gara, rasanya nama itu tak asing bagiku, tapi kenapa susah banget mengingatnya. Ku raih Hp yang ada di kantong celana , ternyata ada Wa dari Nita dan Karin, mereka mengabarkan kalau sedang di Kantin. Kulangkahkan kaki menuju kantin, namun tak sengaja ku lihat Mas Adis sedang bergandengan tangan dengan cewek sambil tertawa bahagia. Mas..Mas ...andai kamu tau bagaimana rasa yang ada dihatiku ini, apakah kamu akan menghindariku atau bahkan menjauhiku!!! kutarik nafasku dalam -dalam untuk mengurangi rasa sesak di d**a ini. Andai Bisa memilih , mungkin hati ini tak akan mau untuk memiliki rasa kepadamu Mas. Kulangkahkan kembali kaki ini namun dengan tujuan ke kelas, tak ada selera kembali untuk ke Kantin,Biarlah nanti aku kabarin Nita dan Karin kalau aku langsung ke kelas. Tuhan, engkau maha pembolak balik hati manusia, angkatlah rasa di dalam hati ini jika memang bukan jodohku. Teka - teki dari Pak Segara aja belum terselesaikan ,ehh ini malah nambah pemandangan yang bikin hati nyut-nyutan.
"Ra..."
Senyumku mengembang ketika melihat Aftar memanggilku dari kursi di deretan tengah kelas dan menyuruhku duduk di kursi sebelahnya.
"Dari mana Ra?? tumben sendiri??ucap Aftar sambil memainkan Game yang ada di Hp nya.
"Dari ruangan Pak Segara, Nita sama Karin lagi di kantin" Aftar menganggukkan kepalanya kemudian mematikan Hp nya ,dimasukkan ke saku celananya.
"Pak segara dosen apa Ra? Kok gue baru denger ya?"
"Dosen pengolahan B3 gantiin pak Irfan yang lagi sakit" obralanku denganAftar pun mengalir begitu saja dengan berbagai topik seakan tak ada ujungnya. Obrolan kami terhenti ketika terdengar salam dari dosen kami. Setelah sembilan puluh menit akirnya kelas selesai juga. Saat aku sedang mmbereskan buku dan lain- lain punyaku, ada suara Rina meng interupsiku.
"Ra, ada yang nyariin lu, kasian dari tadi dia nunggunya, elu malah enggak keluar- keluar"
"Siapa Rin" Rina mengedikkan bahunya dan berlalu meninggalkan ruang kelas ini. Aku melihat ke arah Karin dan Tina secara bergantian seolah bertanya,siapa yang nyari gue' mereka juga mengedikkan bahunya. membuatku menghembuskan nafas .
"Gue keluar dulu ya sisters"
"Ya udah sono, kalau ada apa- apa kabarin kita say" tanpa menjawab ku anggukkan kepalaku dan kakiku melangkah ke pintu ruangan ini.
"Loh Mas Adis....ada apa..??"
bersambung