Kecuali Iman

1711 Words

"Gimana, Ann? Menyenangkan?" Anne hanya berdeham. Gadis itu sibuk memberesi barang-barangnya. Ia hendak pulang karena memang sudah waktunya anak magang sepertinya untuk pulang. Sementara Hasan masih menatapnya dengan antusias. "Minggu depan punya rencana apa, Ann? Biar magangnya tidak begitu terasa membosankan. Barangkali Ann ingin sesuatu yang lain." Ia mencoba menawarkan diri. Pasalnya, Anne terlihat suntuk sekali seharian ini. Tapi tetap dengan patuh mengikuti semua pembelajaran yang ia berikan. "Terserah dokter." Selalu jawaban itu yang didapati Hasan. Tapi cowok itu selalu tersenyum. Tak sedikit pun tersinggung dengan kata-kata atau sikap Anne yabg terkadang kurang bisa mengontrol diri. Kalau kata Eza, sikap Hasan itu terlalu baik. Ya memang siapapun menyukai orang dengan sikap s

Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD