“Lalu, bagaimana denganmu?” Dengan suara yang santai, aku bertanya begitu pada Roselied, ingin mengetahui segala pemikiran dan perasaannya pada suatu hal yang mungkin cukup sensitif untuk dibicarakan. Aku sangat ingin mengetahuinya, atau lebih tepatnya, ingin mengenalnya lebih dalam dari yang seharusnya. “Apa maksudmu?” tanya Roselied dengan mengerutkan alis dan keningnya, tertampak tidak paham pada apa yang kukatakan, aku hanya tersenyum tipis dengan menghela napas. Sepertinya Roselied tipe orang yang selalu harus dijelaskan intinya, karena dia tidak selalu paham pada segala kode yang orang lain berikan padanya. Sungguh merepotkan. “Maksudku, bagaimana denganmu? Apakah kau juga mencintai seseorang? Seperti Lucifer yang mencintaiku?” Disitu, aku bisa melihatnya dengan jelas kalau Roselie