Sekarang, bisa kulihat dengan jelas, bahkan sangat-sangat-sangat jelas, kalau seringaiannya semakin lebar saat mengatakan itu padaku. Bibirnya terlihat basah dan taring-taringnya terkadang terlihat saat dia menyeringai. Jujur, itu sangat menyeramkan, tapi aku harus bisa bertahan dalam menghadapi situasi seperti ini. Aku tidak boleh memperlihatkan ketakutanku atau semacamnya pada Lucifer, sebab sekarang nyawa dan harga diriku sedang dipertaruhkan. Memang konyol jika menjabarkan masalah ini pada manusia-manusia lain, mereka pasti akan menertawakanku saat aku menjelaskan bahwa aku diculik dan akan dijadikan sebagai istri dari Lucifer, Sang Raja Iblis. Itu memang terdengar sangat konyol. Bahkan oleh terlinga anak-anak sekalipun. Tapi memang begitulah kenyataannya.
Aku menahan napasku sebelum akhirnya menganggukkan kepala, mengiyakan perkataan Lucifer bahwa aku memang telah bertanya demikian padanya, sungguh yang kuinginkan sekarang adalah sebuah jawaban, bukan sebuah ejekan yang mempermalukanku, tapi tampaknya Lucifer masih ingin mempermainkanku sesukanya. Aku tidak mengerti mengapa dia melakukan itu padaku, karena jelas bahwa aku adalah gadis manusia yang dipilihnya, yang jelas-jelas akan menjadi istrinya, tapi mengapa wajahnya terkesan begitu meremehkanku, alih-alih tergila-gila dan mencintaiku. Sungguh, aku benar-benar tidak mengerti pada pola pikir makhluk yang dinamakan sebagai iblis, termasuk pada Roselied yang dari tadi hanya berdiri mengamati percakapan antara aku dengan Lucifer.
“Baiklah, aku akan menjelaskannya padamu, Olivia,” kata Lucifer dengan senyuman sok manisnya padaku, dia jelas sedang menggodaku sekarang, terbukti dari dua sayapnya yang semakin melebar tanda seorang pejantan ingin memperlihatkan kegagahannya pada betina. “Aku sudah sangat tertarik padamu, bahkan sebelum kau dilahirkan ke dunia ini, Olivia. Aku tahu, kedengarannya memang aneh bagimu, tapi begitulah kenyataannya.” Aku hanya melotot kaget saat mendengar ucapannya, jujur, alasan itu masih belum cukup untuk memuaskanku, tapi apa-apaan itu? Dia sudah sangat tertarik padaku bahkan sebelum aku dilahirkan? Kekonyolan apa lagi ini? Aku sudah sangat lelah mendengar hal-hal aneh semacam itu. Aku ingin kembali ke kehidupanku yang sebelumnya, normal dan membosankan.
“Tapi apa alasan dibalik itu semua? Mengapa kau bisa tertarik padaku, bahkan sebelum aku dilahirkan di dunia ini? Pasti ada alasan lain, kan? Yang membuatku begitu tergila-gila padaku?” Selesai mengatakan itu, tiba-tiba saja Lucifer tertawa terbahak-bahak, seolah-olah aku mengatakan hal yang sangat lucu di telinganya. Apakah dia masih sedang meremehkanku dan berpikir bahwa aku akan tersinggung oleh tawanya itu? Dia boleh saja mempermainkanku, tapi aku tidak akan diam saja saat harga diriku dipertaruhkan di sini.
“Itulah yang kusuka darimu, Olivia. Kau ini blak-blakan sekali, sedikit makhluk yang berani bersikap begitu di hadapanku, tapi kau, sebagai manusia yang sangat lemah, berani bersikap begitu padaku. Aku sangat kagum padamu, Olivia.” Aku jadi sangat muak sekarang, Lucifer terlalu terbelit-belit dalam menyampaikan sesuatu, dia tidak bisa langsung ke intinya, selalu saja diawali dengan candaan atau ejekan yang tidak penting.
“Bisakah kau langsung saja katakan pada intinya, alasanmu bisa tertarik padaku, aku sudah sangat lelah mendengar segala omong kosongmu, kalau boleh jujur, Lucifer.”
“Kau bertanya padaku mengapa aku memilihmu?” Sekarang, bisa kulihat dengan jelas, bahkan sangat-sangat-sangat jelas, kalau seringaiannya semakin lebar saat mengatakan itu padaku. Bibirnya terlihat basah dan taring-taringnya terkadang terlihat saat dia menyeringai. Jujur, itu sangat menyeramkan, tapi aku harus bisa bertahan dalam menghadapi situasi seperti ini. Aku tidak boleh memperlihatkan ketakutanku atau semacamnya pada Lucifer, sebab sekarang nyawa dan harga diriku sedang dipertaruhkan. Memang konyol jika menjabarkan masalah ini pada manusia-manusia lain, mereka pasti akan menertawakanku saat aku menjelaskan bahwa aku diculik dan akan dijadikan sebagai istri dari Lucifer, Sang Raja Iblis. Itu memang terdengar sangat konyol. Bahkan oleh terlinga anak-anak sekalipun. Tapi memang begitulah kenyataannya.
Aku menahan napasku sebelum akhirnya menganggukkan kepala, mengiyakan perkataan Lucifer bahwa aku memang telah bertanya demikian padanya, sungguh yang kuinginkan sekarang adalah sebuah jawaban, bukan sebuah ejekan yang mempermalukanku, tapi tampaknya Lucifer masih ingin mempermainkanku sesukanya. Aku tidak mengerti mengapa dia melakukan itu padaku, karena jelas bahwa aku adalah gadis manusia yang dipilihnya, yang jelas-jelas akan menjadi istrinya, tapi mengapa wajahnya terkesan begitu meremehkanku, alih-alih tergila-gila dan mencintaiku. Sungguh, aku benar-benar tidak mengerti pada pola pikir makhluk yang dinamakan sebagai iblis, termasuk pada Roselied yang dari tadi hanya berdiri mengamati percakapan antara aku dengan Lucifer.
“Baiklah, aku akan menjelaskannya padamu, Olivia,” kata Lucifer dengan senyuman sok manisnya padaku, dia jelas sedang menggodaku sekarang, terbukti dari dua sayapnya yang semakin melebar tanda seorang pejantan ingin memperlihatkan kegagahannya pada betina. “Aku sudah sangat tertarik padamu, bahkan sebelum kau dilahirkan ke dunia ini, Olivia. Aku tahu, kedengarannya memang aneh bagimu, tapi begitulah kenyataannya.” Aku hanya melotot kaget saat mendengar ucapannya, jujur, alasan itu masih belum cukup untuk memuaskanku, tapi apa-apaan itu? Dia sudah sangat tertarik padaku bahkan sebelum aku dilahirkan? Kekonyolan apa lagi ini? Aku sudah sangat lelah mendengar hal-hal aneh semacam itu. Aku ingin kembali ke kehidupanku yang sebelumnya, normal dan membosankan.
“Tapi apa alasan dibalik itu semua? Mengapa kau bisa tertarik padaku, bahkan sebelum aku dilahirkan di dunia ini? Pasti ada alasan lain, kan? Yang membuatku begitu tergila-gila padaku?” Selesai mengatakan itu, tiba-tiba saja Lucifer tertawa terbahak-bahak, seolah-olah aku mengatakan hal yang sangat lucu di telinganya. Apakah dia masih sedang meremehkanku dan berpikir bahwa aku akan tersinggung oleh tawanya itu? Dia boleh saja mempermainkanku, tapi aku tidak akan diam saja saat harga diriku dipertaruhkan di sini.
“Itulah yang kusuka darimu, Olivia. Kau ini blak-blakan sekali, sedikit makhluk yang berani bersikap begitu di hadapanku, tapi kau, sebagai manusia yang sangat lemah, berani bersikap begitu padaku. Aku sangat kagum padamu, Olivia.” Aku jadi sangat muak sekarang, Lucifer terlalu terbelit-belit dalam menyampaikan sesuatu, dia tidak bisa langsung ke intinya, selalu saja diawali dengan candaan atau ejekan yang tidak penting.
“Bisakah kau langsung saja katakan pada intinya, alasanmu bisa tertarik padaku, aku sudah sangat lelah mendengar segala omong kosongmu, kalau boleh jujur, Lucifer.”
“Kau bertanya padaku mengapa aku memilihmu?” Sekarang, bisa kulihat dengan jelas, bahkan sangat-sangat-sangat jelas, kalau seringaiannya semakin lebar saat mengatakan itu padaku. Bibirnya terlihat basah dan taring-taringnya terkadang terlihat saat dia menyeringai. Jujur, itu sangat menyeramkan, tapi aku harus bisa bertahan dalam menghadapi situasi seperti ini. Aku tidak boleh memperlihatkan ketakutanku atau semacamnya pada Lucifer, sebab sekarang nyawa dan harga diriku sedang dipertaruhkan. Memang konyol jika menjabarkan masalah ini pada manusia-manusia lain, mereka pasti akan menertawakanku saat aku menjelaskan bahwa aku diculik dan akan dijadikan sebagai istri dari Lucifer, Sang Raja Iblis. Itu memang terdengar sangat konyol. Bahkan oleh terlinga anak-anak sekalipun. Tapi memang begitulah kenyataannya.
Aku menahan napasku sebelum akhirnya menganggukkan kepala, mengiyakan perkataan Lucifer bahwa aku memang telah bertanya demikian padanya, sungguh yang kuinginkan sekarang adalah sebuah jawaban, bukan sebuah ejekan yang mempermalukanku, tapi tampaknya Lucifer masih ingin mempermainkanku sesukanya. Aku tidak mengerti mengapa dia melakukan itu padaku, karena jelas bahwa aku adalah gadis manusia yang dipilihnya, yang jelas-jelas akan menjadi istrinya, tapi mengapa wajahnya terkesan begitu meremehkanku, alih-alih tergila-gila dan mencintaiku. Sungguh, aku benar-benar tidak mengerti pada pola pikir makhluk yang dinamakan sebagai iblis, termasuk pada Roselied yang dari tadi hanya berdiri mengamati percakapan antara aku dengan Lucifer.
“Baiklah, aku akan menjelaskannya padamu, Olivia,” kata Lucifer dengan senyuman sok manisnya padaku, dia jelas sedang menggodaku sekarang, terbukti dari dua sayapnya yang semakin melebar tanda seorang pejantan ingin memperlihatkan kegagahannya pada betina. “Aku sudah sangat tertarik padamu, bahkan sebelum kau dilahirkan ke dunia ini, Olivia. Aku tahu, kedengarannya memang aneh bagimu, tapi begitulah kenyataannya.” Aku hanya melotot kaget saat mendengar ucapannya, jujur, alasan itu masih belum cukup untuk memuaskanku, tapi apa-apaan itu? Dia sudah sangat tertarik padaku bahkan sebelum aku dilahirkan? Kekonyolan apa lagi ini? Aku sudah sangat lelah mendengar hal-hal aneh semacam itu. Aku ingin kembali ke kehidupanku yang sebelumnya, normal dan membosankan.
“Tapi apa alasan dibalik itu semua? Mengapa kau bisa tertarik padaku, bahkan sebelum aku dilahirkan di dunia ini? Pasti ada alasan lain, kan? Yang membuatku begitu tergila-gila padaku?” Selesai mengatakan itu, tiba-tiba saja Lucifer tertawa terbahak-bahak, seolah-olah aku mengatakan hal yang sangat lucu di telinganya. Apakah dia masih sedang meremehkanku dan berpikir bahwa aku akan tersinggung oleh tawanya itu? Dia boleh saja mempermainkanku, tapi aku tidak akan diam saja saat harga diriku dipertaruhkan di sini.
“Itulah yang kusuka darimu, Olivia. Kau ini blak-blakan sekali, sedikit makhluk yang berani bersikap begitu di hadapanku, tapi kau, sebagai manusia yang sangat lemah, berani bersikap begitu padaku. Aku sangat kagum padamu, Olivia.” Aku jadi sangat muak sekarang, Lucifer terlalu terbelit-belit dalam menyampaikan sesuatu, dia tidak bisa langsung ke intinya, selalu saja diawali dengan candaan atau ejekan yang tidak penting.
“Bisakah kau langsung saja katakan pada intinya, alasanmu bisa tertarik padaku, aku sudah sangat lelah mendengar segala omong kosongmu, kalau boleh jujur, Lucifer.”
“Kau bertanya padaku mengapa aku memilihmu?” Sekarang, bisa kulihat dengan jelas, bahkan sangat-sangat-sangat jelas, kalau seringaiannya semakin lebar saat mengatakan itu padaku. Bibirnya terlihat basah dan taring-taringnya terkadang terlihat saat dia menyeringai. Jujur, itu sangat menyeramkan, tapi aku harus bisa bertahan dalam menghadapi situasi seperti ini. Aku tidak boleh memperlihatkan ketakutanku atau semacamnya pada Lucifer, sebab sekarang nyawa dan harga diriku sedang dipertaruhkan. Memang konyol jika menjabarkan masalah ini pada manusia-manusia lain, mereka pasti akan menertawakanku saat aku menjelaskan bahwa aku diculik dan akan dijadikan sebagai istri dari Lucifer, Sang Raja Iblis. Itu memang terdengar sangat konyol. Bahkan oleh terlinga anak-anak sekalipun. Tapi memang begitulah kenyataannya.
Aku menahan napasku sebelum akhirnya menganggukkan kepala, mengiyakan perkataan Lucifer bahwa aku memang telah bertanya demikian padanya, sungguh yang kuinginkan sekarang adalah sebuah jawaban, bukan sebuah ejekan yang mempermalukanku, tapi tampaknya Lucifer masih ingin mempermainkanku sesukanya. Aku tidak mengerti mengapa dia melakukan itu padaku, karena jelas bahwa aku adalah gadis manusia yang dipilihnya, yang jelas-jelas akan menjadi istrinya, tapi mengapa wajahnya terkesan begitu meremehkanku, alih-alih tergila-gila dan mencintaiku. Sungguh, aku benar-benar tidak mengerti pada pola pikir makhluk yang dinamakan sebagai iblis, termasuk pada Roselied yang dari tadi hanya berdiri mengamati percakapan antara aku dengan Lucifer.
“Baiklah, aku akan menjelaskannya padamu, Olivia,” kata Lucifer dengan senyuman sok manisnya padaku, dia jelas sedang menggodaku sekarang, terbukti dari dua sayapnya yang semakin melebar tanda seorang pejantan ingin memperlihatkan kegagahannya pada betina. “Aku sudah sangat tertarik padamu, bahkan sebelum kau dilahirkan ke dunia ini, Olivia. Aku tahu, kedengarannya memang aneh bagimu, tapi begitulah kenyataannya.” Aku hanya melotot kaget saat mendengar ucapannya, jujur, alasan itu masih belum cukup untuk memuaskanku, tapi apa-apaan itu? Dia sudah sangat tertarik padaku bahkan sebelum aku dilahirkan? Kekonyolan apa lagi ini? Aku sudah sangat lelah mendengar hal-hal aneh semacam itu. Aku ingin kembali ke kehidupanku yang sebelumnya, normal dan membosankan.
“Tapi apa alasan dibalik itu semua? Mengapa kau bisa tertarik padaku, bahkan sebelum aku dilahirkan di dunia ini? Pasti ada alasan lain, kan? Yang membuatku begitu tergila-gila padaku?” Selesai mengatakan itu, tiba-tiba saja Lucifer tertawa terbahak-bahak, seolah-olah aku mengatakan hal yang sangat lucu di telinganya. Apakah dia masih sedang meremehkanku dan berpikir bahwa aku akan tersinggung oleh tawanya itu? Dia boleh saja mempermainkanku, tapi aku tidak akan diam saja saat harga diriku dipertaruhkan di sini.
“Itulah yang kusuka darimu, Olivia. Kau ini blak-blakan sekali, sedikit makhluk yang berani bersikap begitu di hadapanku, tapi kau, sebagai manusia yang sangat lemah, berani bersikap begitu padaku. Aku sangat kagum padamu, Olivia.” Aku jadi sangat muak sekarang, Lucifer terlalu terbelit-belit dalam menyampaikan sesuatu, dia tidak bisa langsung ke intinya, selalu saja diawali dengan candaan atau ejekan yang tidak penting.
“Bisakah kau langsung saja katakan pada intinya, alasanmu bisa tertarik padaku, aku sudah sangat lelah mendengar segala omong kosongmu, kalau boleh jujur, Lucifer.”
“Kau bertanya padaku mengapa aku memilihmu?” Sekarang, bisa kulihat dengan jelas, bahkan sangat-sangat-sangat jelas, kalau seringaiannya semakin lebar saat mengatakan itu padaku. Bibirnya terlihat basah dan taring-taringnya terkadang terlihat saat dia menyeringai. Jujur, itu sangat menyeramkan, tapi aku harus bisa bertahan dalam menghadapi situasi seperti ini. Aku tidak boleh memperlihatkan ketakutanku atau semacamnya pada Lucifer, sebab sekarang nyawa dan harga diriku sedang dipertaruhkan. Memang konyol jika menjabarkan masalah ini pada manusia-manusia lain, mereka pasti akan menertawakanku saat aku menjelaskan bahwa aku diculik dan akan dijadikan sebagai istri dari Lucifer, Sang Raja Iblis. Itu memang terdengar sangat konyol. Bahkan oleh terlinga anak-anak sekalipun. Tapi memang begitulah kenyataannya.
Aku menahan napasku sebelum akhirnya menganggukkan kepala, mengiyakan perkataan Lucifer bahwa aku memang telah bertanya demikian padanya, sungguh yang kuinginkan sekarang adalah sebuah jawaban, bukan sebuah ejekan yang mempermalukanku, tapi tampaknya Lucifer masih ingin mempermainkanku sesukanya. Aku tidak mengerti mengapa dia melakukan itu padaku, karena jelas bahwa aku adalah gadis manusia yang dipilihnya, yang jelas-jelas akan menjadi istrinya, tapi mengapa wajahnya terkesan begitu meremehkanku, alih-alih tergila-gila dan mencintaiku. Sungguh, aku benar-benar tidak mengerti pada pola pikir makhluk yang dinamakan sebagai iblis, termasuk pada Roselied yang dari tadi hanya berdiri mengamati percakapan antara aku dengan Lucifer.
“Baiklah, aku akan menjelaskannya padamu, Olivia,” kata Lucifer dengan senyuman sok manisnya padaku, dia jelas sedang menggodaku sekarang, terbukti dari dua sayapnya yang semakin melebar tanda seorang pejantan ingin memperlihatkan kegagahannya pada betina. “Aku sudah sangat tertarik padamu, bahkan sebelum kau dilahirkan ke dunia ini, Olivia. Aku tahu, kedengarannya memang aneh bagimu, tapi begitulah kenyataannya.” Aku hanya melotot kaget saat mendengar ucapannya, jujur, alasan itu masih belum cukup untuk memuaskanku, tapi apa-apaan itu? Dia sudah sangat tertarik padaku bahkan sebelum aku dilahirkan? Kekonyolan apa lagi ini? Aku sudah sangat lelah mendengar hal-hal aneh semacam itu. Aku ingin kembali ke kehidupanku yang sebelumnya, normal dan membosankan.
“Tapi apa alasan dibalik itu semua? Mengapa kau bisa tertarik padaku, bahkan sebelum aku dilahirkan di dunia ini? Pasti ada alasan lain, kan? Yang membuatku begitu tergila-gila padaku?” Selesai mengatakan itu, tiba-tiba saja Lucifer tertawa terbahak-bahak, seolah-olah aku mengatakan hal yang sangat lucu di telinganya. Apakah dia masih sedang meremehkanku dan berpikir bahwa aku akan tersinggung oleh tawanya itu? Dia boleh saja mempermainkanku, tapi aku tidak akan diam saja saat harga diriku dipertaruhkan di sini.
“Itulah yang kusuka darimu, Olivia. Kau ini blak-blakan sekali, sedikit makhluk yang berani bersikap begitu di hadapanku, tapi kau, sebagai manusia yang sangat lemah, berani bersikap begitu padaku. Aku sangat kagum padamu, Olivia.” Aku jadi sangat muak sekarang, Lucifer terlalu terbelit-belit dalam menyampaikan sesuatu, dia tidak bisa langsung ke intinya, selalu saja diawali dengan candaan atau ejekan yang tidak penting.
“Bisakah kau langsung saja katakan pada intinya, alasanmu bisa tertarik padaku, aku sudah sangat lelah mendengar segala omong kosongmu, kalau boleh jujur, Lucifer.”
“Kau bertanya padaku mengapa aku memilihmu?” Sekarang, bisa kulihat dengan jelas, bahkan sangat-sangat-sangat jelas, kalau seringaiannya semakin lebar saat mengatakan itu padaku. Bibirnya terlihat basah dan taring-taringnya terkadang terlihat saat dia menyeringai. Jujur, itu sangat menyeramkan, tapi aku harus bisa bertahan dalam menghadapi situasi seperti ini. Aku tidak boleh memperlihatkan ketakutanku atau semacamnya pada Lucifer, sebab sekarang nyawa dan harga diriku sedang dipertaruhkan. Memang konyol jika menjabarkan masalah ini pada manusia-manusia lain, mereka pasti akan menertawakanku saat aku menjelaskan bahwa aku diculik dan akan dijadikan sebagai istri dari Lucifer, Sang Raja Iblis. Itu memang terdengar sangat konyol. Bahkan oleh terlinga anak-anak sekalipun. Tapi memang begitulah kenyataannya.
Aku menahan napasku sebelum akhirnya menganggukkan kepala, mengiyakan perkataan Lucifer bahwa aku memang telah bertanya demikian padanya, sungguh yang kuinginkan sekarang adalah sebuah jawaban, bukan sebuah ejekan yang mempermalukanku, tapi tampaknya Lucifer masih ingin mempermainkanku sesukanya. Aku tidak mengerti mengapa dia melakukan itu padaku, karena jelas bahwa aku adalah gadis manusia yang dipilihnya, yang jelas-jelas akan menjadi istrinya, tapi mengapa wajahnya terkesan begitu meremehkanku, alih-alih tergila-gila dan mencintaiku. Sungguh, aku benar-benar tidak mengerti pada pola pikir makhluk yang dinamakan sebagai iblis, termasuk pada Roselied yang dari tadi hanya berdiri mengamati percakapan antara aku dengan Lucifer.
“Baiklah, aku akan menjelaskannya padamu, Olivia,” kata Lucifer dengan senyuman sok manisnya padaku, dia jelas sedang menggodaku sekarang, terbukti dari dua sayapnya yang semakin melebar tanda seorang pejantan ingin memperlihatkan kegagahannya pada betina. “Aku sudah sangat tertarik padamu, bahkan sebelum kau dilahirkan ke dunia ini, Olivia. Aku tahu, kedengarannya memang aneh bagimu, tapi begitulah kenyataannya.” Aku hanya melotot kaget saat mendengar ucapannya, jujur, alasan itu masih belum cukup untuk memuaskanku, tapi apa-apaan itu? Dia sudah sangat tertarik padaku bahkan sebelum aku dilahirkan? Kekonyolan apa lagi ini? Aku sudah sangat lelah mendengar hal-hal aneh semacam itu. Aku ingin kembali ke kehidupanku yang sebelumnya, normal dan membosankan.
“Tapi apa alasan dibalik itu semua? Mengapa kau bisa tertarik padaku, bahkan sebelum aku dilahirkan di dunia ini? Pasti ada alasan lain, kan? Yang membuatku begitu tergila-gila padaku?” Selesai mengatakan itu, tiba-tiba saja Lucifer tertawa terbahak-bahak, seolah-olah aku mengatakan hal yang sangat lucu di telinganya. Apakah dia masih sedang meremehkanku dan berpikir bahwa aku akan tersinggung oleh tawanya itu? Dia boleh saja mempermainkanku, tapi aku tidak akan diam saja saat harga diriku dipertaruhkan di sini.
“Itulah yang kusuka darimu, Olivia. Kau ini blak-blakan sekali, sedikit makhluk yang berani bersikap begitu di hadapanku, tapi kau, sebagai manusia yang sangat lemah, berani bersikap begitu padaku. Aku sangat kagum padamu, Olivia.” Aku jadi sangat muak sekarang, Lucifer terlalu terbelit-belit dalam menyampaikan sesuatu, dia tidak bisa langsung ke intinya, selalu saja diawali dengan candaan atau ejekan yang tidak penting.
“Bisakah kau langsung saja katakan pada intinya, alasanmu bisa tertarik padaku, aku sudah sangat lelah mendengar segala omong kosongmu, kalau boleh jujur, Lucifer.”
“Kau bertanya padaku mengapa aku memilihmu?” Sekarang, bisa kulihat dengan jelas, bahkan sangat-sangat-sangat jelas, kalau seringaiannya semakin lebar saat mengatakan itu padaku. Bibirnya terlihat basah dan taring-taringnya terkadang terlihat saat dia menyeringai. Jujur, itu sangat menyeramkan, tapi aku harus bisa bertahan dalam menghadapi situasi seperti ini. Aku tidak boleh memperlihatkan ketakutanku atau semacamnya pada Lucifer, sebab sekarang nyawa dan harga diriku sedang dipertaruhkan. Memang konyol jika menjabarkan masalah ini pada manusia-manusia lain, mereka pasti akan menertawakanku saat aku menjelaskan bahwa aku diculik dan akan dijadikan sebagai istri dari Lucifer, Sang Raja Iblis. Itu memang terdengar sangat konyol. Bahkan oleh terlinga anak-anak sekalipun. Tapi memang begitulah kenyataannya.
Aku menahan napasku sebelum akhirnya menganggukkan kepala, mengiyakan perkataan Lucifer bahwa aku memang telah bertanya demikian padanya, sungguh yang kuinginkan sekarang adalah sebuah jawaban, bukan sebuah ejekan yang mempermalukanku, tapi tampaknya Lucifer masih ingin mempermainkanku sesukanya. Aku tidak mengerti mengapa dia melakukan itu padaku, karena jelas bahwa aku adalah gadis manusia yang dipilihnya, yang jelas-jelas akan menjadi istrinya, tapi mengapa wajahnya terkesan begitu meremehkanku, alih-alih tergila-gila dan mencintaiku. Sungguh, aku benar-benar tidak mengerti pada pola pikir makhluk yang dinamakan sebagai iblis, termasuk pada Roselied yang dari tadi hanya berdiri mengamati percakapan antara aku dengan Lucifer.
“Baiklah, aku akan menjelaskannya padamu, Olivia,” kata Lucifer dengan senyuman sok manisnya padaku, dia jelas sedang menggodaku sekarang, terbukti dari dua sayapnya yang semakin melebar tanda seorang pejantan ingin memperlihatkan kegagahannya pada betina. “Aku sudah sangat tertarik padamu, bahkan sebelum kau dilahirkan ke dunia ini, Olivia. Aku tahu, kedengarannya memang aneh bagimu, tapi begitulah kenyataannya.” Aku hanya melotot kaget saat mendengar ucapannya, jujur, alasan itu masih belum cukup untuk memuaskanku, tapi apa-apaan itu? Dia sudah sangat tertarik padaku bahkan sebelum aku dilahirkan? Kekonyolan apa lagi ini? Aku sudah sangat lelah mendengar hal-hal aneh semacam itu. Aku ingin kembali ke kehidupanku yang sebelumnya, normal dan membosankan.
“Tapi apa alasan dibalik itu semua? Mengapa kau bisa tertarik padaku, bahkan sebelum aku dilahirkan di dunia ini? Pasti ada alasan lain, kan? Yang membuatku begitu tergila-gila padaku?” Selesai mengatakan itu, tiba-tiba saja Lucifer tertawa terbahak-bahak, seolah-olah aku mengatakan hal yang sangat lucu di telinganya. Apakah dia masih sedang meremehkanku dan berpikir bahwa aku akan tersinggung oleh tawanya itu? Dia boleh saja mempermainkanku, tapi aku tidak akan diam saja saat harga diriku dipertaruhkan di sini.
“Itulah yang kusuka darimu, Olivia. Kau ini blak-blakan sekali, sedikit makhluk yang berani bersikap begitu di hadapanku, tapi kau, sebagai manusia yang sangat lemah, berani bersikap begitu padaku. Aku sangat kagum padamu, Olivia.” Aku jadi sangat muak sekarang, Lucifer terlalu terbelit-belit dalam menyampaikan sesuatu, dia tidak bisa langsung ke intinya, selalu saja diawali dengan candaan atau ejekan yang tidak penting.
“Bisakah kau langsung saja katakan pada intinya, alasanmu bisa tertarik padaku, aku sudah sangat lelah mendengar segala omong kosongmu, kalau boleh jujur, Lucifer.”
“Kau bertanya padaku mengapa aku memilihmu?” Sekarang, bisa kulihat dengan jelas, bahkan sangat-sangat-sangat jelas, kalau seringaiannya semakin lebar saat mengatakan itu padaku. Bibirnya terlihat basah dan taring-taringnya terkadang terlihat saat dia menyeringai. Jujur, itu sangat menyeramkan, tapi aku harus bisa bertahan dalam menghadapi situasi seperti ini. Aku tidak boleh memperlihatkan ketakutanku atau semacamnya pada Lucifer, sebab sekarang nyawa dan harga diriku sedang dipertaruhkan. Memang konyol jika menjabarkan masalah ini pada manusia-manusia lain, mereka pasti akan menertawakanku saat aku menjelaskan bahwa aku diculik dan akan dijadikan sebagai istri dari Lucifer, Sang Raja Iblis. Itu memang terdengar sangat konyol. Bahkan oleh terlinga anak-anak sekalipun. Tapi memang begitulah kenyataannya.
Aku menahan napasku sebelum akhirnya menganggukkan kepala, mengiyakan perkataan Lucifer bahwa aku memang telah bertanya demikian padanya, sungguh yang kuinginkan sekarang adalah sebuah jawaban, bukan sebuah ejekan yang mempermalukanku, tapi tampaknya Lucifer masih ingin mempermainkanku sesukanya. Aku tidak mengerti mengapa dia melakukan itu padaku, karena jelas bahwa aku adalah gadis manusia yang dipilihnya, yang jelas-jelas akan menjadi istrinya, tapi mengapa wajahnya terkesan begitu meremehkanku, alih-alih tergila-gila dan mencintaiku. Sungguh, aku benar-benar tidak mengerti pada pola pikir makhluk yang dinamakan sebagai iblis, termasuk pada Roselied yang dari tadi hanya berdiri mengamati percakapan antara aku dengan Lucifer.
“Baiklah, aku akan menjelaskannya padamu, Olivia,” kata Lucifer dengan senyuman sok manisnya padaku, dia jelas sedang menggodaku sekarang, terbukti dari dua sayapnya yang semakin melebar tanda seorang pejantan ingin memperlihatkan kegagahannya pada betina. “Aku sudah sangat tertarik padamu, bahkan sebelum kau dilahirkan ke dunia ini, Olivia. Aku tahu, kedengarannya memang aneh bagimu, tapi begitulah kenyataannya.” Aku hanya melotot kaget saat mendengar ucapannya, jujur, alasan itu masih belum cukup untuk memuaskanku, tapi apa-apaan itu? Dia sudah sangat tertarik padaku bahkan sebelum aku dilahirkan? Kekonyolan apa lagi ini? Aku sudah sangat lelah mendengar hal-hal aneh semacam itu. Aku ingin kembali ke kehidupanku yang sebelumnya, normal dan membosankan.
“Tapi apa alasan dibalik itu semua? Mengapa kau bisa tertarik padaku, bahkan sebelum aku dilahirkan di dunia ini? Pasti ada alasan lain, kan? Yang membuatku begitu tergila-gila padaku?” Selesai mengatakan itu, tiba-tiba saja Lucifer tertawa terbahak-bahak, seolah-olah aku mengatakan hal yang sangat lucu di telinganya. Apakah dia masih sedang meremehkanku dan berpikir bahwa aku akan tersinggung oleh tawanya itu? Dia boleh saja mempermainkanku, tapi aku tidak akan diam saja saat harga diriku dipertaruhkan di sini.
“Itulah yang kusuka darimu, Olivia. Kau ini blak-blakan sekali, sedikit makhluk yang berani bersikap begitu di hadapanku, tapi kau, sebagai manusia yang sangat lemah, berani bersikap begitu padaku. Aku sangat kagum padamu, Olivia.” Aku jadi sangat muak sekarang, Lucifer terlalu terbelit-belit dalam menyampaikan sesuatu, dia tidak bisa langsung ke intinya, selalu saja diawali dengan candaan atau ejekan yang tidak penting.
“Bisakah kau langsung saja katakan pada intinya, alasanmu bisa tertarik padaku, aku sudah sangat lelah mendengar segala omong kosongmu, kalau boleh jujur, Lucifer.”
“Kau bertanya padaku mengapa aku memilihmu?” Sekarang, bisa kulihat dengan jelas, bahkan sangat-sangat-sangat jelas, kalau seringaiannya semakin lebar saat mengatakan itu padaku. Bibirnya terlihat basah dan taring-taringnya terkadang terlihat saat dia menyeringai. Jujur, itu sangat menyeramkan, tapi aku harus bisa bertahan dalam menghadapi situasi seperti ini. Aku tidak boleh memperlihatkan ketakutanku atau semacamnya pada Lucifer, sebab sekarang nyawa dan harga diriku sedang dipertaruhkan. Memang konyol jika menjabarkan masalah ini pada manusia-manusia lain, mereka pasti akan menertawakanku saat aku menjelaskan bahwa aku diculik dan akan dijadikan sebagai istri dari Lucifer, Sang Raja Iblis. Itu memang terdengar sangat konyol. Bahkan oleh terlinga anak-anak sekalipun. Tapi memang begitulah kenyataannya.
Aku menahan napasku sebelum akhirnya menganggukkan kepala, mengiyakan perkataan Lucifer bahwa aku memang telah bertanya demikian padanya, sungguh yang kuinginkan sekarang adalah sebuah jawaban, bukan sebuah ejekan yang mempermalukanku, tapi tampaknya Lucifer masih ingin mempermainkanku sesukanya. Aku tidak mengerti mengapa dia melakukan itu padaku, karena jelas bahwa aku adalah gadis manusia yang dipilihnya, yang jelas-jelas akan menjadi istrinya, tapi mengapa wajahnya terkesan begitu meremehkanku, alih-alih tergila-gila dan mencintaiku. Sungguh, aku benar-benar tidak mengerti pada pola pikir makhluk yang dinamakan sebagai iblis, termasuk pada Roselied yang dari tadi hanya berdiri mengamati percakapan antara aku dengan Lucifer.
“Baiklah, aku akan menjelaskannya padamu, Olivia,” kata Lucifer dengan senyuman sok manisnya padaku, dia jelas sedang menggodaku sekarang, terbukti dari dua sayapnya yang semakin melebar tanda seorang pejantan ingin memperlihatkan kegagahannya pada betina. “Aku sudah sangat tertarik padamu, bahkan sebelum kau dilahirkan ke dunia ini, Olivia. Aku tahu, kedengarannya memang aneh bagimu, tapi begitulah kenyataannya.” Aku hanya melotot kaget saat mendengar ucapannya, jujur, alasan itu masih belum cukup untuk memuaskanku, tapi apa-apaan itu? Dia sudah sangat tertarik padaku bahkan sebelum aku dilahirkan? Kekonyolan apa lagi ini? Aku sudah sangat lelah mendengar hal-hal aneh semacam itu. Aku ingin kembali ke kehidupanku yang sebelumnya, normal dan membosankan.
“Tapi apa alasan dibalik itu semua? Mengapa kau bisa tertarik padaku, bahkan sebelum aku dilahirkan di dunia ini? Pasti ada alasan lain, kan? Yang membuatku begitu tergila-gila padaku?” Selesai mengatakan itu, tiba-tiba saja Lucifer tertawa terbahak-bahak, seolah-olah aku mengatakan hal yang sangat lucu di telinganya. Apakah dia masih sedang meremehkanku dan berpikir bahwa aku akan tersinggung oleh tawanya itu? Dia boleh saja mempermainkanku, tapi aku tidak akan diam saja saat harga diriku dipertaruhkan di sini.
“Itulah yang kusuka darimu, Olivia. Kau ini blak-blakan sekali, sedikit makhluk yang berani bersikap begitu di hadapanku, tapi kau, sebagai manusia yang sangat lemah, berani bersikap begitu padaku. Aku sangat kagum padamu, Olivia.” Aku jadi sangat muak sekarang, Lucifer terlalu terbelit-belit dalam menyampaikan sesuatu, dia tidak bisa langsung ke intinya, selalu saja diawali dengan candaan atau ejekan yang tidak penting.
“Bisakah kau langsung saja katakan pada intinya, alasanmu bisa tertarik padaku, aku sudah sangat lelah mendengar segala omong kosongmu, kalau boleh jujur, Lucifer.”