“Clara, kamu sudah Baikan,” tanya Dinda. “Alhamdulilah, Dind.” “Kasian kamu Clara, dua kali berturut-turut dapat orang yang enggak bener!” kesal Dinda. “Apa Mami gak ngecek dulu mereka seperti apa?” tanya Dinda penasaran. Clara hanya tersenyum sedari tadi wanita itu hanya melamun. Melamunkan pria yang telah menyelamatkannya. “Clara! Kamu kenapa malah senyam-senyum sendiri.” “Maaf Dind. Aku hanya ingat pria yang menolongku kemarin. Sepertinya aku terkesima dengannya!” “Baru kali ini aku melihat kamu jatuh cinta? Siapa dia?” “Entahlah, yang aku tahu dia ajudan pria kaya. Parahnya lagi, Dinda, yang aku tahu justru nama bosnya. Alvian!” Ha-ha-ha! “Kamu ini aneh, kenapa malah ga tahu namanya?” “Bodohnya aku, Dind.” “Ke depan kita harus lebih jeli lagi Dinda. Jangan sampai kej