Bumi Perkemahan

1253 Words
Alex adalah pria blesteran Indonesia-China. Ia sangat kagum akan kecantikan Clara. Akan tetapi, Alex justru belum pernah menggunakan jasa Clara. Hanya sebuah ciuman saja yang ia dapatkan dari Clara setiap kali ia mengantarkan wanita itu kepada p****************g. “Jalan, Lex! Jangan menatapku dengan wajah penuh nafsu seperti itu.” Alex tersenyum dan segera membalikkan tubuh. Selama perjalanan ia selalu menatap Clara dari kaca spion. Cintanya kepada wanita itu sudah sejak lama. Ia menjadi sopir pribadi yang selalu mengantarkan Clara kepada para lelaki hidung belang, padahal Alex adalah anak orang kaya. “Kita mau ke mana, Lex? Kenapa ke luar kota?” tanya Clara penasaran. “Penyewa kamu ada di wisata Gunung Reang. Kata Mami, dia pengusaha kaya raya dari Jakarta. Katanya sih dia sedang ada tender untuk jual beli tanah. Siapa tahu kamu bakal kecripatan uang nantinya,” terang Alex. “Padahal aku capek banget! Lelah rasanya kerja seperti ini,” gerutu Clara. “Memang hutang kamu masih berapa?” tanya Alex pelan dengan melirik spion, tampak Clara tiduran dengan bersandarkan kursi. Beberapa jam kemudian, mereka pun tiba di sebuah Villa yang telah di sewa oleh pengusaha kaya bernama Sebastian. “Clara sudah sampai!” panggil Alex dengan mengelus pipi Clara. “Aku tertidur, ya? Bentar Lex, aku benerin make up dulu.” Ha-ha-ha! “Dasar wanita! Make up no 1.” “Lex, kok perasaanku gak enak! Kamu nungguin aku kan?” Clara memelas. “Enggaklah. Kan sudah aku bilang, kalau nanti diantar mereka. Masa iya tiga hari aku nungguin kamu!” jawab Alex. Clara yang merasakan hal aneh, merangkulkan tangan kepada Alex dan berjalan menuju Villa yang dengan ketat di jaga oleh para pengawal. “Kata Mami kamu harus mengikuti apa kata mereka, kamu di bayar mahal loh.” “Yang dibayar mahal itu Mami bukan aku!” jawab Clara dengan kesal. Segera Alek meninggalkan Clara setelah menyerahkannya kepada para pengawal yang berjaga ketat di ruangan. Beberapa menit kemudian datanglah seorang wanita dengan mengenakan pakaian pelayan menghampiri Clara dan meminta wanita itu untuk menuju kamar utama. “Silakan, Nona masuk! Tuan sudah menunggu di dalam,” terang sang pelayan. Clara hanya mengangguk dan mengetuk pintu yang sedikit terbuka. “Permisi!” Tak ada suara yang menjawab, hingga ketiga kalinya ia pun membuka pintu itu dengan lebar. Clara melangkah dengan pelan dengan kedua matanya mengedar ke seluruh ruangan. Tiba-tiba saja sebuah pelukan datang dari arah belakang. Sontak saja Clara kaget. “Inikah wanitaku malam ini!” ucap pria yang kini mendekapnya. “Lepaskan saya dulu tuan, beri saya waktu untuk beristirahat.” “Aku sudah menunggu sejak tadi sayang,” ucap Sebastian yang sedari tadi tangannya bermain di kedua dadanya. Clara tak dapat menolak, karena ia tahu betul apa yang di inginkan pelanggannya. Apalagi kalau bukan melayani nafsunya. Sebastian yang berusia hampir 50 tahun, masih sangat agresif ia membungkam mulut Clara dengan menciumi bibirnya. Serangan itu telah membuat Clara tak bisa berkutik ia hanya bisa terdiam menikmati setiap sentuhan jari-jari tangannya. Tiba-tiba saja Clara merintih dan menjerit menikmati permainan Sebastian. Clara pun mulai membalas setelah ia mulai terangsang. Kini mereka sedang menikmati puncak asmara. Keesokan harinya Clara yang tengah kelelahan melayani para pelanggannya akhirnya tumbang juga. Di tengah permainan, Clara terjatuh pingsan. Hingga membuat Sebastian kecewa, karena telah membayarnya mahal. Sebulan sudah ia tidak bekerja dan setelah keadaan membaik Clara pun segera bekerja kembali, karena ia harus mengembalikan uang kepada Mami yang telah membayar semua ganti rugi yang Sebastian minta. "Kamu yakin sudah sehat, Clara?" tanya Dinda teman seperjuangannya. *** Suara riuh para siswa dari SMU Bunga Bangsa terdengar hingga membuat beberapa burung yang bertengger di pohon terbang menjauh karena merasa terganggu. Celoteh riang para siswa terdengar begitu menyenangkan. Beberapa panitia yang terdiri dari para guru pun ikut bersenda gurau di tengah perjalanan mereka menapaki jalanan setapak di tengah hutan untuk mencapai tujuan mereka yang berada di tengah hutan. Kegiatan kali ini adalah acara yang di selenggarakan para guru untuk merayakan hari ulang tahun wali kelas dari kelas X A hingga para panitia pun mengadakan acara perkemahan di tengah hutan yang berjarak dua puluh kilometer dari sekolah mereka. "Anak-anak tenang, ya! Jangan ada yang berteriak di dalam hutan, kalian harus menjaga sikap, sopan, dan santun saat berada di sini. Ingat, kita saat ini berada di tengah hutan, bukan di kota. Ada adab jika berpijak di tanah yang tidak kita kenal. Jadi, harap kalian tenang dan lanjutkan perjalanan dengan aman," ujar seorang panitia dengan menggunakan pengeras suara. Para siswa pun menjawab dengan serempak. Mereka kembali melanjutkan perjalanan ke tempat area perkemahan. Butuh waktu tiga puluh menit lamanya sebelum akhirnya mereka semua sampai di sebuah tempat khusus perkemahan. Tanah yang datar dengan pemandangan indah tersaji di depan mata, tepat di samping area perkemahan terdapat sebuah danau besar yang ada di tengah hutan. Lengkap sudah keindahan hutan ini, hampir seluruh siswa terlonjak senang melihat keindahan hutan ini. Begitu juga dengan Ariya, gadis itu cukup pendiam karena ia adalah siswa baru di SMU Bunga Bangsa ini. Ia belum mengenal para siswa lain, rasa trauma masih membekas di ingatannya tentang perkataan gila, pembawa sial, anak dari perempuan malam, dan lainnya. Sungguh, ia merasa takut jika di sekolah ini pun ia akan merasakan hal yang sama seperti dulu. Seperti biasa, ia akan menyembunyikan keistimewaan dirinya dari siswa lain, ia tak ingin mereka tahu bahwa Ariya bukanlah anak biasa. Terlebih, gadis itu tak ingin jika mereka tahu bahwa ia adalah anak dari seorang wanita malam. Dapat di pastikan, para siswa akan segera mengucilkan dan membully jika tahu kebenaran dari diri gadis itu. Di sekolah barunya, ia mulai membiasakan diri dan berusaha menjadi manusia normal dengan mencoba bergaul dengan teman sebaya walaupun malah jadi terkesan canggung. "Baiklah, Anak-anak! Kita sudah sampai di area perkemahan. Bapak harap kalian tetap menjaga sopan santun di sini. Kita akan memulai kegiatan malam hari nanti, jadi sekarang kalian segera membangun tenda kalian dan menyiapkan segala keperluan," ujar kepala panitia. Semua siswa dibantu oleh para guru untuk membangun tendanya masing-masing. Mereka pun melakukan kegiatan yang memang telah terjadwal, kegiatan demi kegiatan pun di lakukan dengan semangat dan menyenangkan oleh para siswa. Di sela waktu istirahat, para siswa pun bermain air di danau yang ada di sekitar perkemahan, air yang jernih, udara sejuk di tambah kicauan burung membuat semua murid menjadi betah berlama-lama berkemah di dalam hutan giri raya, mereka sungguh menikmati acara kali ini. Suara tawa renyah dari para siswa memenuhi area perkemahan. Semua merasa senang, begitu juga dengan Ariya yang mulai bisa membuka dirinya untuk teman-temannya. Ia bersenda gurau bersama dengan teman baru, hingga melupakan batas antara ia dan manusia biasa yang sengaja di buat olehnya. Rasa syukur tak henti keluar dari bibir Ariya saat mendapatkan teman seperti teman-teman barunya. 'Beginikah bahagianya bersama dengan teman?' Sedari tadi ia terus bertanya apakah semua orang sebahagia ini ketika bersama dengan orang yang percaya dengannya. Matahari telah condong ke arah barat tanda bahwa matahari akan segera berganti dengan rembulan. Para siswa segera membersihkan dirinya di danau dan masuk ke tenda masing-masing sebelum waktu makan malam telah siap. Waktu makan malam pun tiba, seluruh panitia dan siswa segera menikmati hidangan ala kadarnya yang terasa sangat sedap jika di santap di tengah dinginnya hutan begini. Rencana untuk menggelar api unggun bersama tiba-tiba saja di batalkan oleh para panitia tanpa alasan yang jelas. Para siswa di perintahkan untuk segera tidur walau ada dari beberapa siswa yang menolak. Akan tetapi, kuasa panitia lah yang berhasil membuat para siswa menurut. Tepat pada pukul sepuluh malam, suasana benar-benar sepi, seluruh siswa sudah terlelap di tenda masing-masing, sedangkan para panitia tengah merencanakan sesuatu.
Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD