Ana dan Mas Arfan memojokkan aku, padahal aku sama sekali tidak selingkuh. Aku hanya bisa menangis saat Ana menasehatiku. "Mbak Kinan tahu kan selingkuh itu dosanya besar. Kasihan Mas Arfan, Mbak," ucapkan Ana. Bahkan Ana mengeluarkan hadist-hadist tentang perzinaan untuk menasehati aku. "Ana, percayalah padaku! Aku tidak pernah selingkuh. Kemarin aku bertemu Putra di resto. Kiara yang kenal Putra, Kiara juga yang menawarkan Putra untuk makan siang bersama," tuturku. "Kenapa kamu tidak menolak, Mbak. Kan jadinya kaya gini salah faham," kata Ana. "Bagaimana aku menolak, aku lihat Kiara bahagia sekali dekat dengan Putra. Bahkan lebih bahagia dari pada saat dengan Mas Arfan. Bagiku kebahagian Kiara nomor satu karena dia telah diabaikan Papanya sendiri," ucapku. "Kinan, jangan ngarang ce